Wednesday 27 January 2010

, , , , , ,

Refleksi Ngo-Opensource

Saya seorang pustakawan. Belajar komputer, bagi saya gampang-gampang susah. Namun melihat kenyataan bahwa tidak semua orang yg mahir komputer, mahir pemrograman adalah lulusan dari jurusan komputer atau informatika, menjadikan semangat tersendiri. Sampai saya berfikir, bahwa "teknologi informasi" itu bukan masalah pendidikan, tapi masalah hobby.

Pertama kenal opensource pada tahun 2000-an di UAD--> ikut kursus jaringan berbasis Windows dan Linux. Setelah itu, pulang langsung sewa Fedora Core 2 kemudian saya install, tapi kaget kok gak mau muter .mp3 pake xmms. AKhirnya ganti Suse 9, dan berganti-ganti dengan fedora dan Opensuse, sampai akhirnya hardisk saya hancur.

Setelah punya komputer baru, tepatnya laptop Lenovo G400, sejak maret 2009 sampai sekarang saya menggunakan Ubuntu.

Sejak saat itu, saya sebisa mungkin menggunakan aplikasi Opensource. Memang berat, apalagi jika dihadapkan pada pekerjaan yang (dipahami) hanya bisa dilakukan di atas Windows.

Saat ini, di tempat kerja, dari 6 komputer tinggal satu yang tidak pake Linux. Ini semata-mata karena ada kompatibilitas data sirkulasi perpustakaan pada perangkat lunak lama.

Kejadian yang memaksa saya menggunakan OS non-Opensource adalah ketika diminta membuat cd proceeding interaktif berisi file2 .pdf. Saya mesti mengindeks dan membuat navigasi antar file .pdf.

Selain itu, saya selalu berusaha menggunakan aplikasi Opensource. Sepertinya, jika kita berusaha mencari pasti akan menemukan. Misalnya ketika saya mau menggabung file .pdf, dulu pake PDF Maker. Nah setelah "bertanya" di Google ternyata saya menemukan UnePDF, kemampuan menggabung .pdf cukup mudah dan sederhana.

Pengalaman lain adalah ketika hendak mengubah file .DAT ke .flv, atau .ogv ke .flv. Akhirnya saya menemukan FFMPEG. Baru saja, saya hendak membuat video turorial. Setelah mencari ternyata ketemu dengan RECORDMYDESKTOP, yang di paket Ubuntu sudah tersedia, tinggal

sudo apt-get install recordmydesktop gtk-recordmydesktop


Untuk pengetikan, LyX sangat bisa diandalkan. Dengan hasil yang bagus dan proses pengetikan yang mudah dan tentunya ringan. Konsepnya tidak WYSIWYG, namun WYMIWYG (What You Mean is What You Get). Aplikasi perpustakaan, tentunya sampai saat ini dipercayakan kepada Senayan.

Monday 4 January 2010

, , , , , ,

SOCIAL INFORMATICS

Sumber: http://rkcsi.indiana.edu/archive/SI/si2001.html

Apakah Informatika Sosial itu?

Informatika Sosial (IS) adalah studi yang sistematik dan interdisipliner pada disain, penggunaan dan konsekuensi dari Teknologi Informasi, yang ambil bagian pada interaksi dengan institusi dan konteks budayanya. Sehingga, ini merupakan studi aspek sosial dari komputer, telekomunikasi dan teknologi yang berhubungan, serta menguji isu-isu, misalnya bagaimana TI membentuk hubungan antara organisasi dan aspek sosialnya, bagaimana gerakan sosial mempengaruhi penggunaan dan disain TI. Sebagai contoh, peneliti IS tertarik pada pertanyaan mengenai akibat pengembangan TI di masa depan. Bagaimanapun, tidak seperti gaung spekulasi pada umumnya, strategi peneliti IS biasanya berdasar pada data empirik. Peneliti SI menggunakan data untuk menganalisis keadaan saat ini dan yang baru saja terjadi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, bagaimana perubahan sosial itu dimungkinkan, yang masuk akal dan dimungkikan pada masa akan datang.

Istilah TI biasanya merujuk pada berbagai aplikasi yang luas, misal email, pengolah kata, program pengubah video, perambah jajaring, sampai pada teknologi yang mendukung berbagai aplikasi yang berbeda, misal jaringan fober-optik. Pada tataran individu, penggunaan TI membutuhkan penggunaan seperangkat aplikasi TI yang spesifik, misalnya datbase atau internet. Di Amerika Utara, istilah TI sering digunakan agak tidak tepat, untuk merujuk pada aplikasi khusus atau teknologi dasar yang luas.

Salah satu konsep kunci dari IS adalah bahwa TI tidak didisain atau digunakan pada aspek sosial dan teknologi yang terpisah. Dari sudut pandang ini, kontek sosial dari TI mempengaruhi pengembangan, penggunaan dan akibatnya. Akibat, dapat terjadi dengan tidak langsung dan terlihat pada hitungan periode, tahun atau dekade, bukan pada hitungan bulan.

Dari perspektif SI, aplikasi TI dapat di lihat sebagai "jaringan sosio teknologi", yang mana sistem terdiri dari berbagai elemen berbeda, seperti perangkat keras, perangkat lunak, kontrak resmi serta orang dalam hubungannya dengan orang lain dan dengan elemen sistem yang lain.

Dari perspektif non-IS, pada penggunaan dan efek dari TI terpusat hampir semata-mata pada katakteristik teknis (misal: fitur pemroses informasi pada komputer), dan posit specific effects due to those features.


Posisi ini disebut dengan detirminisme teknologi. Perspektif ini memandang banyak elemen penting, misalnya kontek sosial dan organisasional daro teknologi dan manusia yang menggunakannya. Beberapa perspektif juga membentuk asumsi yang keliru, isalnya asumsi bahwa aplikasi TI punya arti yang sama untuk semua yang menggunakannya dan akan mempunyai akibat yang sama untuk semua.

Pada area ini, misalnya, banyak orang yang antusias pada kemungkinan penggunaan internet untuk meningkatkan pendidikan publik di Amerika. Pada akhir 1990-an, banyak sekolah yang diberi internet dan mendapatkan laboratorium komputer. Bagaimanapun, banyak politisi dan orangtua yang tidak merealisasikan pelajar menggunakan internet untuk mendorong penelitian baru, dipengaruhi cara guru menggabungkan sumberdaya internet kedalam pengajarannya. Dalam banyak kasus, meskipin sekolah diberi akses pada internet, guru tidak dibantu dalam mengembangkan minat dan cara terbaik dalam mengajar menggunakan layanan internet.

Peneliti IS mengharapkan bahwa akan ada perbedaan mendasar pada nilai pendidikan intenet pada sekolah, dimana guru mempunyai cukup dukungan untuk memikirkan dan mengaplikasikan cara baru dalam mengajar, dibanding dengan sekolah yang tidak memiliki (intenet).

Dengan demikian, peneliti IS tidak akan mengharapkan untuk menemukan akibat yang sama pada lintas sekolah yang menerima koneksi internet.

Bersambung..