Saturday 19 March 2022

7 Pendaftar Calon Rektor UGM, 1 orang dari luar UGM. Saya menjagokan siapa? (#1)

Sedulur, jangan harap berlebihan, ya. Tulisan ini hanya mengupas secara tidak mendalam, pencalonan rektor UGM pada tahap pendaftaran. 

Dari proses seleksi yang dilakukan pansel, muncul 7 pendaftar calon rektor UGM periode 2022-2027. Enam dari internal UGM, 1 dari luar UGM. Ini daftarnya:

  1. Prof. Dr. Ali Agus, DAA., DEA., IPU., ASEAN Eng. (F. Peternakan)
  2. Prof. Dr. Ir. Bambang Agus Kironoto dari (FT)
  3. Prof. Dr. Ir. Deendarlianto, S.T., M. Eng. (FT)
  4. Dr. Ir. Irawadi, CES  (Universitas Wijayakusuma Purwokerto)
  5. Prof. dr. Ova Emilia, M. Med., Ed., Sp.OG (K)., Ph.D. (FKKMK)
  6. Prof. Dr. Sigit Riyanto, S.H., LL.M. (FH)
  7. Prof. drh. Teguh Budipitojo, M.P., Ph.D. (FKH)

***


Sumber: klik
Jika dilihat dari syarat umum, agaknya Pak Irawadi yang perlu dipastikan terkait syarat umum nomor 1.b. Minimal memenuhi syarat dosen PNS (yang ditempatkan di Unwiku). Saya coba telusuri, ketemu data di sini. Statusnya Dosen dengan Perjanjian Kerja. Saya kurang begitu paham apa artinya.

***

Pendaftar yang lolos administrasi, akan mengikuti proses berikutnya sesuai jadwal.

Dari 7 pendaftar tersebut, jangkauan saya hanya terbatas pada 6 pendaftar dari UGM. Itupun tidak mendalam. 

Nah, dari 6 pendaftar ini, siapakah jago saya?

Lho, memang kamu punya suara? 

Saya memang tidak punya suara. Tapi bolehlah saya berpendapat. Di universitas sekelas UGM, mestinya pendapat sangat diperbolehkan. 

*** 

Jika melihat data di Wikipedia, rektor UGM sejak awal berasal (urut) dari: FK, FT, FKG, FEB, FISIPOL, FEB, FK, FH, FTP, FEB, FISIPOL, FISIPOL, FT, FISIPOL, FT, FT. Jumlah rektor per fakultas dapat dilihat pada grafik di bawah ini:

Berdasar data di atas, maka dari asal 6 calon internal UGM yang saat ini mendaftar, dari FKH dan FPt yang belum pernah ada yang jadi rektor.

Nah, oleh karena itu bisa dipastikan bahwa Pak Teguh Budipitojo dan Pak Ali Agus, yang keduanya berlatar belakang dekan, mesti akan berjuang sebaik mungkin agar dapat menjadi yang pertama tercatat sebagai rektor UGM dari fakultas masing-masing. Jika berhasil tentu akan melahirkan kebanggaan fakultas.

Pak Ali  Agus bukan nama baru dalam pencalonan Rektor UGM. Periode sebelumnya Pak Ali masuk 3 besar, meskipun kemudian kalah oleh Pak Erwan Agus Purwanto saat penentuan yang akan masuk final. Silakan baca ini.  Pada titik ini, Pak Ali Agus punya beban berat. Selain berjuang menjadi yang pertama dari FPt untuk jabatan rektor UGM, dengan pengalaman pencalonan periode sebelumnya kemungkinan akan dibebani oleh penilaian: "kudune menang, wong wis pengalaman nyalon".

Namun tentu saja pengalaman nyalon bukan ukuran. Banyak yang nyalon berkali-kali, tapi gagal; tapi ada yang nyalon pertama, malah sukses.

Paijo: "Kok nyalon? memang ke salon?"

Karyo: "menjadi calon, mengajukan diri sebagai calon, Jo!"

***

Pak Bambang Agus Kironoto, calon yang saat ini menjabat sebagai salah satu WR. Sebagai pendaftar yang berasal dari fakultas yang sama dengan rektor aktif, Pak Bambang punya beberapa kelebihan. Salah satunya penerus point yang yang dianggap sebagai keberhasilan rektor saat ini. 

Posisinya sebagai WR tentu menjadikannya sah menyatakan diri "saya punya pengalaman di tingkat rektorat" dan lebih sah dari calon lain untuk menyatakan "saya penerus/akan meneruskan". Klaim "berpengalaman di tingkat rektorat" ini hanya dimiliki oleh Pak Bambang. Tidak yang lain.

Namun, tidak semua yang berposisi dekat dengan petahana, kemudian menyatakan dirinya "punya pengalaman" mulus meneruskan kepemimpinan sebelumnya.  Justru bisa sebaliknya, mudah dibidik dengan kekurangan kepemimpinan sebelumnya. Karena pasti ada kekurangan pada setiap kepemimpinan, bukan?

Apalagi jika ternyata tidak tahu banyak terkait kondisi riil di bawah. 

***

Bu Ova, dari FKKMK semestinya juga ingin agar dari FK kembali ada yang dapat memimpin UGM. Hal ini tentu beralasan. Rektor pertama (ke-1) UGM berasal dari FK, Prof. Sardjito. Kemudian baru pada rektor ke-7 kembali ke FK. Tentu saja, pada urutan ke 17 yang sedang berproses ini, gabungan angka 1 dan 7, berharap rektor UGM berasal dari FK.

Sebagai satu-satunya calon perempuan, tentu punya kekhasan sendiri yang dapat dijadikan nilai lebih.

***

Calon lain, Pak Deen tentu saja juga punya peluang. Meski tidak ada latar belakang struktural Dekan/Wakil Dekan, Pak Deen merupakan Kepala PSE UGM. Berdasar sejarah pun, tidak semua rektor memiliki latar belakang sebagai Dekan. 

***

Nah, siapa pilihan saya?

Dari ulasan saya sebelumnya, FT di atas kertas punya peluang paling tinggi dan berpotensi mencetak hattrick. Dari komposisi MWA, juga akses ke Mendikbud, FT juara. Meskipun demikian, pada ulasan sebelumnya, saya mengimpikan ada calon dari FIB, atau Filsafat. Namun ternyata impian saya kandas.

Apa boleh buat, harus berfikir ulang.

Dengan asumsi semua calon hebat-hebat, rasanya tidak elok jika 3 periode berurutan UGM punya rektor dari FT. Maka, dengan kesadaran penuh bahwa saya memang tak punya suara, saya menjagokan rektor periode ini berasal dari timur Jl. Kesehatan.

Membaca laporan majalah Tempo edisi 13 Februari 2021 berjudul Main Obral Doktor Humoris, pada bagian yang menceritakan keberanian Pak Sigit Riyanto menolak untuk memberikan rekomendasi penganugerahan GB, rasanya menarik jika Pak Sigit meneruskan kiprah Prof. Koesnadi, rektor UGM dari FH, memimpin UGM.

Pak Sigit juga dari klaster sosio justisia--meminjam istilah kelompok ospek---, yang perlu mewarnai setelah dua periode UGM dipimpin rektor berkarakter teknik. 

Oia, jago saya ini tidak terkait calon kuat-tidak kuat. Saya tidak sedang bertaruh.

Saya pun sadar. Proses penentuan rektor ini lewat pemilihan, yang berbeda dengan penentuan lewat ujian. Faktor orang untuk memilih lebih sulit ditebak, dibanding menilai hasil ujian. Kedekatan juga berperan. 

***

Dari 6 calon dari internal UGM, pilrek ini dapat disebut sebagai "pertarungan" para pendekar. Berbeda dengan periode sebelumnya, periode ini semua calon internal bergelar profesor, guru besar, maha guru; jabatan fungsional tertinggi seorang dosen.  

Semoga Rektor UGM benar-benar seorang ilmuwan yang berintegritas, punya dan teguh pendirian. Tidak sekedar ikut ke sana dan ke sini, mampu menjaga muruah UGM sebagai sebuah perguruan tinggi.

Dan, bukan hanya sebatas kepala administrasi.

****

Sambisari,
SĂȘtu Wage 15 Ruwah Alip AJ 1955 (19 Maret 2022)
13.54 siang

Purwoko - Warga UGM yang sinau nulis



Tuesday 15 March 2022

, ,

Pustakawan perguruan tinggi perlu paham berbagai bentuk grafik

Jadi begini....

Sumber: https://www.graphica.app/catalogue/box-plot
Pustakawan seperti saya ini, sepertinya wajib tahu berbagai bentuk grafik untuk visualisasi data. 

Bukan hanya mengetahui bentuk grafik, namun juga:
  • menentukan grafik yang tepat untuk sebuah data set
  • serta membaca grafik tersebut.

Mungkin saya perlu memulainya dengan web ini https://www.data-to-viz.com/, kemudian mencari berbagai referensi tentang membaca grafik, misal seperti yang ditulis di sini  https://parameterd.wordpress.com/2018/09/13/cara-membaca-box-plot/ .


Harapannya, saya bisa membantu rekan-rekan mahasiswa dapat proses visualisasi data.