Tuesday 23 February 2016

,

Tokoh Pustakawan Indonesia, dan laman SCOPUS serta Google Scholarnya

Tokoh? siapa itu tokoh? semua manusia adalah tokoh, maka semua pustakawan atau yang bergelut pada bidang kepustakawanan adalah tokoh.

Google Scholar
  1. Muhammad Azwar (https://scholar.google.co.id/citations?user=9lsMs38AAAAJ&hl=en)
  2. Arie Nugraha (https://scholar.google.co.id/citations?user=In_7NwYAAAAJ&hl=en)
  3. Imas Maesaroh (https://scholar.google.co.id/citations?user=FrqnNa8AAAAJ&hl=en)
  4. Sri Rohyanti Z (https://scholar.google.co.id/citations?user=ePByMnQAAAAJ&hl=en
  5. Dwi Fajar Saputra (https://scholar.google.co.id/citations?user=K6D9bNkAAAAJ&hl=en)

dari UGM


Untuk kategori Library and Information, silakan klik https://scholar.google.co.id/citations?view_op=search_authors&hl=en&mauthors=label:library_and_information 

Sepertinya, belum semua tokoh pemikir ilmu perpustakaan dan informasi memiliki laman google scholar.

Siapa saja ilmuwan/pustakawan yang artikelnya terindex SCOPUS?
  1. Sulistyo Basuki, klik di sini
  2. Imas Maesaroh, klik di sini
dari UGM:
  1. Nur Cahyati Wahyuni, klik di sini
  2. Safirotu Khoir, klik di sini (afiliasi akun mengatasnamakan University of South Australia)
  3. Ida Fajar Priyanto, klik di sini (afiliasi akun mengatasnamakan University of North Texas)








Saturday 20 February 2016

,

Membaca pandangan pimpinan terhadap perpustakaan dan pustakawan

Selamat membaca.., dan catat, bahwa anda boleh tidak setuju dengan pendapat atau tulisan saya ini,

Pimpinan dalam hal ini mengacu pada pejabat manajemen tertinggi pada sebuah institusi yang menaungi perpustakaan, atau di atas penanggungjawab/kepala perpustakaan.


Pimpinan yang perhatian penuh
Pimpinan model ini, sepertinya jarang. Pimpinan model ini bagus, namun jika tidak diimbangai dengan pustakawan yang mumpuni, maka tetap saja tidak optimal. Bentuk perhatiannya dapat berupa seringnya datang ke perpustakaan, menanyakan masalah dan kebutuhan, memberi anggaran untuk pengembangan, membantu kebijakan pengembangan, membagi/memberi peran perpus dalam rangka pengembangan institusi, memberi penghargaan pada pustakawan dan lainnya. Pimpinan model ini ada dua kemungkinan: waktu luangnya banyak, atau dia pandai membagi perhatian untuk unit-unit di bawahnya.

Perpustakaan itu tempat menyimpan buku
Pandangan ini biasanya dimiliki oleh pimpinan yang pendidikannya tidak tinggi-tinggi amat. Kalau toh pendidikannya tinggi, dia hanya belajar di lingkungan terbatas. Bagi pimpinan  yang berpendidikan tinggi di sekolah ternama, namun memiliki pandangan seperti ini, biasanya disebabkan oleh kondisi institusinya.

Pustakawan sebagai penjaga buku, meminjamkan dan melayani pengembalian
Pandangan ini dimiliki oleh pimpinan yang hanya memandang perpus sebagai tempat menyimpan buku. Pandangan ini berpengaruh pada penempatan tenaga perpustakaan. Rotasi yang tidak kira-kira (?), kerap dilakukan, karena dianggap siapapun bisa melakukan layanan pinjam-kembali. Pekerjaan pinjam-kembali dianggap pekerjaan ringan, yang tidak perlu pendidikan tinggi. Maka staf berijazah SMP, SMA kerap ditempatkan pada perpustakaan. Bahkan perpustakaan ada juga yang dikelola staf yang nyambi dengan bagian lain.
Jika staf perpustakaan memiliki kemampuan lebih, dan merupakan pustakawan fungsional yang tidak mungkin dipindah, maka konsekuensinya dia akan ditambahi dengan pekerjaan lain. Fenomena ini disebabkan karena pekerjaan yang dilakukan sebagai pustakawan dianggap terlalu ringan, atau memang selama bekerja mencitrakan diri sebagai pengelola perpustakaan yang pekerjaannya berpotensi dianggap remeh oleh orang lain.

Tidak adanya perhatian pada perpustakaan
Tidak sedikit, pustakawan yang mengeluhkan perhatian pimpinan kepada perpustakaan. Bentuknya macam-macam, mulai dari tidak atau jarang berkunjung ke perpustakaan, jarang menanyakan kabar perpustakaan, tidak memberi kejelasan tentang peran perpustakaan di institusinya, tidak memberi kejelasan tentang status pengelola perpustakaan, dan lainnya.
Tentunya hal tersebut berefek negatif, namun jangan salah, tetap ada sisi positifnya.
Jarangnya kunjungan pimpinan bisa dimaknai sebagai sebuah kebebasan. Kreatifitas dapat dilakukan dengan bebas merdeka, tanpa tekanan. Catat, bahwa kebebasan dan kemerdekaan ini hal yang mahal. Demikian juga dengan beberapa bentuk tidak perhatiannya pimpinan lainnya di atas, justru memberi keleluasaan kepada pengelola perpustakaan.

Pimpinan yang pasrah “bongkokan” pada pustakawan
Pimpinan model ini, mempercayakan perpustakaan pada si pustakawan. Biasanya tidak memiliki konsep jelas terhadap perpustakaan yang ada di institusinya. Dia lebih sibuk mengurusi hal lain yang dianggap penting. Skala prioritas berperan dalam hal ini. Dia juga dimungkinkan memberi kepercayaan kepada pustakawan karena manganggap pustakawan mampu mengelola perpustakaan, dengan pengembangan secara mandiri.

Pimpinan yang menganggap “asal ada yang mengelola secara administratif dan bertanggungjawab”
Ini mirip dengan tipe sebelumnya, namun lebih parah. Karena selain tidak memiliki konsep terhadap pengembangan  perpustakaan di institusinya, dia mengganggap perpustakaan sebagai pelengkap keberadaan institusi, untuk syarat akreditasi dan semacamnya. Tipe ini ada yang sekaligus pasrah “bongkokan”, ada juga yang memberi suntikan dana, meski minimal dengan konsep “asal perpustakaan jalan”.

-----

Selain masa lalu atau pengalaman pimpinan pada perpustakaan, pandangan-pandangan di atas juga dapat dikuatkan oleh keadaan riil perpustakaan saat ini. Maka pencitraan yang dilakukan pustakawan pada dirinya sendiri sebagai pustakawan, serta untuk perpustakaannya menjadi penting. Pencitraan yang dilakukan pada pemustaka, diharapkan akan berimbas pada pimpinan.
Saya yakin, ada pekerjaan/yang bisa dilakukan pustakawan, yang tidak bergantung pada perhatian pimpinan. Kadang, kita harus menempatkan pimpinan sebagai "yang lain".
Menghadapi semua tipe pemimpin di atas, pustakawan harus selalu mengembangkan diri untuk pengembangan perpustakaannya. Khusus bagi pengelola perpustakaan yang bukan berijazah ilmu perpustakaan, khususnya lagi yang dari SMA ke bawah: lakukan saja kegiatan penyimpanan, peminjaman dan pengembalian, penataan dan kebersihan. Ini minimalnya, karena memang dimaklumi pendidikan anda bukan ilmu perpustakaan. Tetap jaga hubungan baik dengan pimpinan.


Bagi yang dari ilmu perpustakaan, anggap sebagai tantangan profesi. Pengalaman riil di atas tidak ada dalam bangku kuliah. Tunjukkan bahwa kita memang pustakawan yang telah terdidik dan terlatih melalui pendidikan kepustakawanan. Lakukan hal-hal lain, selain kegiatan rutin perpustakaan yang telah dikenal secara umum. Kaitkan dengan misi organisasi induk, dan ambil peran dalam mendukung misi tersebut.
Pekerjaan pustakawan berbeda dengan staf administrasi lainnya. Ada unsur kemandirian yang menjadi ciri utamanya (menurut saya sih.. :) 
Selain itu, tetaplah bergembira, tidak usah ngersulo. Toh mau bagaimanapun juga, hidup hanya sekali, nikmati berbagai karakter pemimpin di atas dengan riang gembira. Tetap tertawa dan tidak ada salahnya anda menertawakan pimpinan anda, karena keunikan-keunikannya itu adalah bukti kekuasaan Tuhan. Serta #singpentingmadhyiang

Tuesday 16 February 2016

,

Beberapa kesempatan menulis dalam bidang kepustakawanan (Februari - Juni 2016)

Lomba menulis dalam rangka Dies Perpustakaan UGM ke 65

lembar 1

lembar 2
sumber: PLO Perpustakaan UGM

Lomba menulis "Sesanti Kepustakawanan" dalam rangka 70 tahun pustakawan utama UGM


Yth Ibu/Bpk/Sdr. mohon bantuan mewujudkan impian saya untuk menerbitkan buku bunga rampai pada ultah ke 70 th tepatnya 16 April 2017 dengan tema/judul SESANTI KEPUSTAKAWANAN. Saya berharap Ibu/Bpk/Sdr beserta komnitas berkenan menulis untuk saya, date line 30 Juni 2016, panjang tulisan ilmiah populer 10 s/d 15 halaman kwarto, 1,5 spasi. Sesanti adalah unen-unen, do’a/ tekat yg kuat/atau petunjuk untuk menuntun hidup ditengah masyarakat.
Semoga keikhlasan Ibu/Bpk/Sdr menjadikan sesuatu yg benilai ibadah dan nilai ilmu yg bermanfaat bagi kita semua, terutama generasi penerus kita.
Wassalam, Purwono
Selengkapnya, unduh di sini, sumber di sini

Call 4 paper Konferensi Pemetaan ilmu

info terkait klik

.



Tuesday 2 February 2016

, ,

Undangan Menulis buku "SESANTI KEPUSTAKAWANAN" dari Drs. Purwono, M.Si.

Beberapa waktu lalu, tepatnya ..., saya mendapatkan email dari Drs. Purwono. Beliau adalah purna pustakawan UGM yang pernah mencapai pustakawan UTAMA.

Demikian bunyi email beliau:

---------
Yth Ibu/Bpk/Sdr. mohon bantuan mewujudkan impian saya untuk menerbitkan buku bunga rampai pada ultah ke 70 th tepatnya 16 April 2017 dengan tema/judul SESANTI KEPUSTAKAWANAN. Saya berharap Ibu/Bpk/Sdr beserta komnitas berkenan menulis untuk saya, date line 30 Juni 2016, panjang tulisan ilmiah populer 10 s/d 15 halaman kwarto, 1,5 spasi. Sesanti adalah unen-unen, do'a/ tekat yg kuat/atau petunjuk untuk menuntun hidup ditengah masyarakat.

Semoga keikhlasan Ibu/Bpk/Sdr menjadikan sesuatu yg benilai ibadah dan nilai ilmu yg bermanfaat bagi kita semua, terutama generasi penerus kita.


Wassalam, Purwono
-----

Nah, intinya, beliau mengajak para pustakawan untuk menulis dan disatukan dalam sebuah buku. Tertarik, silakan buka dokumen ini. Klik di sini.