Monday 30 March 2009

,

Pengalaman menggunakan linux....

1. Saya mengetahui bahwa ada OS yang namanya Linux, pertama kali kurang lebih pada tahun 2000. Ketika itu saya masih kuliah di IlKom UAD. Namun hanya sekedar tahu dari membaca diktat saja, belum pada tahap instalasi dan implementasi. Apalagi kemudian saya drop out dari UAD.

2. Berikutnya, melompat ke tahun 2004. Yaitu saat kursus jaringan di Smile group. Pada saat ini saya praktik instalasi Fedora Core 1. Yang difungsikan sebagai server internet menggunakan telkomnet instant.

3. Dikos-kosan saya menginstall sendiri Fedora core 3 yang saya pinjam di rental. Cukup lama saya menikmati FC 3

4. Kemudian disusul dengan Suse 9. Kemudian ke Suse 10.3 Namun sayangnya karena kompi saya jadul, tidak mampu saya install Suse 10. Akhirnya balik pake Suse 9, ditambah dengan OS windows saya kena virus, maka cukup lama, sekitar 3 bulanan saya menggunakan Suse 9. (klik)

5. Setelah punya kompi baru, saya pasang ubuntu 8.04 aka Hardy Heron. Kemudian Ibex.

6. Karena tertarik pada Debian, maka saya mencoba menginstall Debian. Tapi ternyata saya lebih nyaman menggunakan ubuntu. Sampai sekarang. Dan sudah beberapa waktu kompi saya hanya terpasang OS Linux Ubuntu 8.04.2, bukan dual boot dengan windows.

7. Di tempat kerjaan, hampir, semua menggunakan Ubuntu. Server Otomasi menggunakan Ubuntu, 2 komputer akses internet menggunakan Ubuntu FF dan Blankon, yang sehari-hari saya gunakan menggunakan HH. Tinggal 2 yg belum OS.

Mencoba hidup dengan Ubuntu, bisa gak ya?

Banjir otomasi.

Sudah diketahui banyak orang, di negri yang dinamakan Indonesia ini yang namanya perpustakaan belum semaju negri-negri tetangga. Namun ada yang menarik dari Negri Indonesia ini.

salah satu perangkat dalam perpustakaan adalah alat otomasi. Alat ini berbentuk perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola perpustakaan secara komputerize, begitu kurang lebihnya.

Dalam perkembangan awalnya, hanya ada CDS/ISIS buatan UNESCO serta beberapa software, misalnya NCI Bookman dan DYNIX. Kemudian pada beberapa universitas ada yang membuat sendiri. Tentunya ini butuh biaya dan sdm yang tidak sembarangan.

Namun sekarang, cobalah kita tengok. Kalau diminta menyebut software otomasi, wah bisa puluhan kita sebut. Dari yang versi jualan, versi gratisan, dari luar negeri dari dalam negeri, yang hanya untuk otomasi sampai dengan untuk digital.

"wah-wah kalau begini para pustakawan bisa dibikin bingung ya" celetuk Poltak.
"Bingung bagaimana Tak?" tanya Karyo.

"Coba bayangkan, para pustakawan kalau diminta pimpinan instansi dimana dia bekerja sebagai pustakawan untuk menerapkan sistem yang pake komputer, atau otomasi. Wah milihnya bisa berhari-hari" jawab Poltak.

"Semua perangkat lunak ini menawarkan kelebihannya masing-masing" lanjut Poltak.

"Iya Tak, memang banyak dan punya kelebihan masing-masing, tapi kl mau menggunakan semestinya kita sesuaikan dengan kebutuhan. Bagaimana dan sejauh mana kebutuhan kita. lalu kalau kebutuhan itu meningkat, bagaimana kemampunya sistem yang sudah ada dalam mengakomodir kebutuhan kita" jelas Karyo.

"Kalian ini bicara apa, pustakawan yang diminta untuk membuat sistem otomasi perpustakaan lalu mikirnya "Mau pake software apa ya, dan nyarinya dimana ya?" itu saja masih ada kok" sela Harjo.

"maksudmu apa kang?" tanya karyo

"Begini, masih ada lho pustakawan yang bingung kalau diminta bikin otomasi untuk perpustakaanya, mau pake apa dan nyarinya dimana. Selain itu ada juga yang terpaksa sudh beli jutaan tapi ndak kepake..." lanjut Harjo.

"Ooo masih ada ya kang?" Poltak dan Karyo bersamaan.

Monday 23 March 2009

, , ,

Ngrasani kampanye:

Komentar BangOne ketika menampilkan gaya-gaya kampanye partai politik cukup menggelitik "Ketika kampanya jadi ketahuan Aslinya".
Betapa tidak, dari berbagai partai yang ada nyaris kita tidak bisa menilai partai mana yang paling tidak melakukan pelanggaran. bangOne berkomentar, ada partai bising, partai keras, partai keluarga, partai nekad dan seterusnya.

Ketika deklarasi kampanye damai dilaksanakan, ada saja ulah simpatisan yang tidak simpatik. Kemudian ketika pawai simpatik yang masih bagian dari deklarasi kampanye damai ini, partai sudah mulai menampakkan pelanggaran-pelanggaran.

Mulai dari partai yang melanggar kesepakatan batas maksimal peserta. Setidaknya penulis melihat di stasiun televisi memperlihatkan Gol*** dan PaKeEs melanggar kesepakatan ini. Kemudian disusul dengan pelanggaran membawa anak-anak dalam kampanye. Untuk jenis ini, hampir semua partai melanggar. Dari partai lama sampai partai baru yang menjanjikan perbaikan. Termasuk Gerin***, malahan sang penasihat partai menyalami anak-anak sewaktu kampanye..

Dalam hati saya bertanya, perbaikan yang mana? wong pelanggaran juga mereka lakukan.
Mungkin ada yang berdalih, anak-anak dibawa kampanye itukan sekalian mengenalkan pendidikan politik sejak dini. Alasan ini sah-sah saja, tapi bukankah semestinya yang namanya atura itu ditegakkan.

Pagi tadi, dalam liputan RCTI partai Gol*** melakukan kampanye dengan diiringi goyangan erotis ala dangdut, ditonton anak-anak pula. Padahal ada UU Pornografi di negeri ini. Kemudian disusul kader partar DeM***** yang menganiaya kader lain, bahkan penganiayaan ini dilakukan didepan anaknya.

Inilah deretan fakta selama kampanye, bahkan belum berakhir kampanye. Dimana, sebelumnya diawali dengan tertangkapnya aleg dari PeAeN atas kasus suap.

Memang benar kata bangOne, selama kampanye akan ketahuan aslinya.
Dan sepertinya, memilih itu memang bukan hal yang mudah.

Friday 20 March 2009

, , ,

Dinamika Organisasi

Dalam berorganisasi, meng banyak hal yang akan kita temui.

Dari sekedar berbagi peran, menonton, debat sampai dengan konflik.

Ada banyak cara pula dalam menyikapinya, ada yang menganggap itu sebagai sebuah pembelajaran masa lalu, sekedar iseng, cari pengalaman dan banyak hal lainnya.

Dulu, saya pernah aktif di JS (Jamaah Shalahuddin UGM). Sebuah organisasi dakwah. Tentunya ada banyak dinamika didalamnya, dengan nama besar JS waktu itu. Sampai2 JS menjadi arena untuk penelitian dalam menyelesaikan skripsi.

DIantaranya ada Skripsi Feriawan Agung Nugroho, yang mengangkat tt konflik kepentingan mahasiswa Islam di JS.

Namun ternyata dinamika JS juga meninggalkan bentuk cinta yang lain. Ada yang menumpahkan kecintaan JS dengan membuat blog untuk memantau JS, dengan memposting berbagai tulisan yang dia buat sewaktu masih di JS. Ada tulisan untuk mengkritisi, ada tulisan untuk menanggapi. Selain itu ada tulisan untuk membela diri, kaitannya dengan konflik yang terjadi di JS. Penulis blog memberinya judul Risalah Tabayyun, berkaitan dengan konflik Jenjang Suara yang pernah terjadi di JS. Sebuah konflik, yang dimulai dengan digulirkannya ide pembedaan suara dalam pengembilan keputusan di JS, 1 suara, 2 suara dan 3 suara. Bergantung pada jenjang pengkaderan yang sudah pernah diikuti.

Inilah dinamika organisasi, dimana didalamnya kita dituntut untuk berjiwa besar. Baik dalam mengakui kesalahan, meminta maaf atau mengakui kelebihan dan juga kekurangan orang lain.

Untuk lengkapnya silakan buka di Pantau Shalahuddin.

Sepertinya yang tertulis di blog itu hanya sebagian kecil dinamika yang terjadi di JS, disamping isu-isu terkooptasinya JS oleh partai politik, hegemoni JS dan semacamnya.

Salam

Tuesday 10 March 2009

Seragam Otomasi

Poltak, sebagai pustakawan yang punya latar belkang pendidikan pustakawan baru saja menerapkan perangkat lunak aplikasi perpustakaan di perpustakaanya. Seperti biasanya, dia begitu bersemangat. Menurutnya ini adalah salah satu bentuk aktualisasi dirinya sebagai pustakawan, menerapkan apa yang dia bisa untuk kemajuan pustakawannya.

"Asem tenan kok kang, jane maksude ki piye to?" poltak curhat dengan bahasa jawa kepada teman Seniornya, karyo.
"Aku itu sudah belajar ilmu perpustakaan, sekarang aku mau menerapkan otomasi di perpustakaanku. Lha ini malah ada penyeragaman, harus memakai sistem otomasi tertentu." Lanjut Poltak.

"Lho emange kenapa to Tak?, bukannya itu bagus jadi semua bisa memakai software yang sama sehingga ada keseragaman?" kayo bertanya.

"Iya, memang bagus kalau ada keseragaman. Permasalahannya adalah bagaimana cara menyeragamkan itu. Apakah dengan cara main perintah, harus ini-itu dan seterusnya. Lha coba kamu lihat, di Indonesia ini, banyak perpustakaan yang berlomba-lomba membuat sistem sendiri-sendiri. Semua mengunggulkan sistemnya masing-masing. Ada yang dibiayai dengan duit negara. Lha coba, kalau yg bikin itu satu saja lalu di pake bareng-bareng, pasti lebih irit to kang.!" Poltak menjelaskan.

Terlihat, karyo menggut-manggut tanda mengerti.

Thursday 5 March 2009

, , , , , , ,

Renungan ala Sastrawan..

Puisi, sajak memang dapat digunakan untuk sarana merenung, menghaluskan hari dan mengetes kepekaan kita.

Kemarin sore, 4/Maret/2009 saya mendapatkan kumpulan puisi Emha, Gus Mus dan Rendra dari Saudara Rachmad. Entah kenapa, saya ternyata juga menikmati puisi, meski hanya ada 1 atau dua buku puisi yang saya miliki.

Belum semua saya dengarkan, tapi dari yg sudah saya dengarkan ada beberapa yang mengena ketika saya dengarkan.

beberapa diantaranya adalah:

1. kau Ini bagaimana download sini
2. La Ilahailallah download sini
3. Sujud download sini
4. Memilih Presiden download sini

Untuk Puisi lengkap, silakah download di sini dan sini
----
Berikut translasi puisi “Kau Ini Bagaimana Atawa Aku Harus Bagaimana”

Kau ini bagaimana?
kau bilang aku merdeka, kau memilihkan untukku segalanya
kau suruh aku berpikir, aku berpikir kau tuduh aku kafir

aku harus bagaimana?
kau bilang bergeraklah, aku bergerak kau curigai
kau bilang jangan banyak tingkah, aku diam saja kau waspadai

kau ini bagaimana?
kau suruh aku memegang prinsip, aku memegang prinsip kau tuduh aku kaku
kau suruh aku toleran, aku toleran kau bilang aq plin plan

aku harus bagaimana?
aku kau suruh maju, aku mau maju kau selimbung kakiku
kau suruh aku bekerja, aku bekerja kau ganggu aku

kau ini bagaimana?
kau suruh aku takwa, khotbah keagamaanmu membuatku sakit jiwa
kau suruh aku mengikutimu, langkahmu tak jelas arahnya

aku harus bagaimana?
aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
aku kau suruh berdisiplin, kau mencontohkan yang lain

kau ini bagaimana?
kau bilang Tuhan sangat dekat, kau sendiri memanggil-manggilnya dengan pengeras suara tiap saat
kau bilang kau suka damai, kau ajak aku setiap hari bertikai

aku harus bagaimana?
aku kau suruh membangun, aku membangun kau merusakkannya
aku kau suruh menabung, aku menabung kau menghabiskannya

kau ini bagaimana?
kau suruh aku menggarap sawah, sawahku kau tanami rumah-rumah
kau bilang aku harus punya rumah, aku punya rumah kau meratakannya dengan tanah

aku harus bagaimana?
aku kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
aku kau suruh bertanggungjawab, kau sendiri terus berucap wallahu a’lam bissawab

kau ini bagaimana?
kau suruh aku jujur, aku jujur kau tipu aku
kau suruh aku sabar, aku sabar kau injak tengkukku

aku harus bagaimana?
aku kau suruh memilihmu sebagai wakilku, sudah kupilih kau bertindak sendiri semaumu
kau bilang kau selalu memikirkanku, aku sapa saja kau merasa terganggu

kau ini bagaimana?
kau bilang bicaralah, aku bicara kau bilang aku ceriwis
kau bilang jangan banyak bicara, aku bungkam kau tuduh aku apatis

aku harus bagaimana?
kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah
kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang jangan mendikte saja

kau ini bagaimana?
aku bilang terserah kau, kau tidak mau
aku bilang terserah kita, kau tak suka
aku bilang terserah aku, kau memakiku

kau ini bagaimana?
atau aku harus bagaimana?

1987
Mustofa Bisri (Gus Mus)

----------

semoga bermanfaat

Wednesday 4 March 2009

, , ,

Rerasane Pustakawan

Entah kenapa, saya ingin memindah beberapa cerpen ringan yang masih amatir, yang sebelumnya saya posting di http://purwoko.blog.ugm.ac.id ke blogspot.

Mungkin sekedar pengen merasakan blogspot itu rasanya seperti apa.
Nama blognya adalah mustoko. Saya namai mustoko, karena kata Prof Damarjati, pustaka itu juga bisa diidentikan dengan mustoko, yang artinya kepala. Walah.... ngakak

-------
Perpustakaan, Harjo, Poltak dan Karyo

Di negeri ini, perpustakaan merupakan hal yang tidak aneh lagi. Sejak dari SD sampai perguruan tinggi terdapat ruang yang namanya perpustakaan. Bahkan, meski bukan tempat orang belajar yang formal, tetap ada perpustakaanya. Sebut saja perpustakaan desa, perpustakaan masjid, perpustakaan gereja, atau apa yang para aktifis menyebutnya perpustakaan alternatif.

Kalau dibaca dari tulisan para cerdik pandai, pembagian perpustakaan itu ada bermacam-macam. Ada perpustakaan umum dan khusus, ada perpustakaan sekolah, perpustakaan perguruan tinggi dan semacamnya.

Lalu apa yang ada dalam perpustakaan? tentunya ada buku. Kan perpustakaan itu berasal dari “pustaka” yang artinya buku, atau dalam bahasa arab disebut kitab.

selengkapnya ada di http://mustoko.blogspot.com