Sunday 22 January 2023

Anggota MWA Unsur Tendik, menulislah! Karena....

Saya teringat pada sebuah peristiwa hampir 19 tahun lalu. Tahun 2004 di University Center UGM (saat ini disebut University Club). Peristiwa itu, salah satu bagiannya berupa pengumuman anugerah MURI untuk seorang anggota legislatif DPR RI atas nama Zulkifli Halim.

Apa sebab?

Zulkifli Halim merupakan anggota legislatif pertama yang berinisiatif melaporkan kinerjanya pada publik.

Ya. Peristiwa di 2004 itu, tepatnya 13 Februari 2004 (sesuai dokumen arsip yang masih saya simpan) berjudul Dialog Publik dan Pertanggungjawaban Anggota DPR RI atas nama Zulkifli Halim. Silakan lihat gambar untuk lebih jelasnya.

Pada dokumen riwayat rekor, menerangkan bahwa ZH melaporkan (kinerja) kepada masyarakat karena  dia mewakili suatu daerah pemilihan.

Lalu, apa hubungannya dengan anggota MWA UT (Unsur Tendik)?

Bukan rekornya yang penting, melainkan apa yang dilakukannya.

*****

Begini saudara...

Sebelumnya, saya tekankan bahwa yang saya tuliskan di bawah ini, tidak terikat pada MWA UT pada universitas tertentu saja.

MWA merupakan kependekan dari Majelis Wali Amanah. Sebuah lembaga yang ada di perguruan tinggi tertentu. Tendik, atau tenaga kependidikan menjadi salah satu unsur dari MWA. 

MWA UT yang ada di UGM, misalnya, pada periode terakhir saat tulisan ini dibuat, diangkat dari hasil proses pemilihan internal para tendik. Artinya, anggota MWA UT dianggap benar-benar mewakili tendik. Sebagaimana anggota DPR mewakili rakyat di daerah pemilihannya (DAPIL).

Anggota MWA UT di universitas lain mungkin juga demikian. Ditentukan melalui proses pemilihan.

Nah.

Maka, sebagaimana Zulkifli Halim di atas, ada tiga hal yang bagi saya menarik dan lebih baik jika dilakukan anggota MWA UT.

1. Menulis

Tentu saja yang saya maksud yaitu menuliskan berbagai pengalaman yang dirasakan saat menjadi anggota MWA. Senangnya, susahnya, sulitnya, mudahnya. Tantangannya, pengalamannya, dan tentu juga bagaimana menghadapi dan menjalaninya saat harus sekaligus bertugas sebagai tenaga kependidikan.

Bisa tulisan berkala, maupun tulisan pertugas. Sebagai anggota unsur tendik, hanya 1 orang saja, ada di antara tokoh besar (menteri, pejabat BUMN, dosen, pengusaha, dll) tentu banyak pengalaman berharga yang perlu diketahui (terutama) tendik lainnya.

Tentu saja, yang sangat rahasia tidak perlu dituliskan. 

Pengalaman ini akan membuka cakrawala berfikir tendik lain yang berpotensi melanjutkannya di MWA.

Jangan sampai pengalaman itu hanya tersebar di lingkaran tertentu, yang dekat dengan anggota tersebut saja. Jika demikian, maka tentu saja akan menutup orang di luar lingkaran untuk punya keberanian mendaftar sebagai anggota MWA. Serta akan memperburuk proses kaderisasi anggota MWA.

Hasil pencarian di Google

Gambar di atas merupakan hasil pencarian saya di Google. Dengan kata kunci  "pengalaman menjadi anggota MWA", hanya ditemukan 5 hasil. Tentu ini kurang menggembirakan. 

Menulis, menjadi hal wajib yang harus dilakukan MWA UT.


2. Membuat laporan

Sebagaimana Pak Zulkifli Halim, karena MWA UT merupakan produk hasil pilihan tendik, maka selayaknya dia menulis, membuat laporan kinerjanya pada tendik yang diwakilinya. Dengan demikian, informasi akan tersebar ke semua tendik, tidak hanya kepada tendik yang ada dalam circle anggota tersebut saja.

Senada dengan nomor 1, hal ini akan lebih membuka cakrawala tendik-tendik lain dalam memahami apa itu MWA dan bagaimana peran MWA UT. 


3. Jalan-jalan ke fakultas

Menarik yang dilakukan MWA UT di UI ini, https://www.fkm.ui.ac.id/diskusi-bersama-wakil-mwa-ui-unsur-tendik-dan-tendik-fkm-ui/, melakukan diskusi dengan wakil di fakultas. Hendaknya hal ini dilakukan lebih luas dan meningkat kualitasnya.

Diskusi ini, tentu saja bisa dilakukan dengan berbagai metode, luring maupun daring. Hasil diskusi kemudian ditulis dan dan disebarkan

*****

Penutup

Ya!

Menulis, mengarsip pengalaman, merupakan aktivitas penting agar sejarah tidak terputus. Agar pengalaman dapat tersebar luas. 

Menulis, kaitannya dengan MWA UT, merupakan bagian dari usaha agar kualitas tendik di MWA semakin meningkat. 

Pemilihan MWA UT melalui pilihan oleh para tendik merupakan bentuk kemajuan demokrasi di kampus. Namun tidak hanya sampai di situ. Produk demokrasi itu harus menjaga demokrasi yang melahirkannya. Sekaligus juga dijaga, agar tetap demokratis.

Tentu saja, yang saya maksud bukan hanya MWA UT universitas tertentu saja. Melainkan dari universitas manapun. 

Salam waras! *)


Data pendukung:

  1. https://www.ugm.ac.id/id/berita/20968-nur-budiyanto-terpilih-sebagai-anggota-mwa-unsur-tendik-periode-2021-2026
  2. https://www.youtube.com/watch?v=PqFfidAw6ys (Pemilihan Anggota MWA Unsur Tenaga Kependidikan Periode 2021-2026)
  3. https://www.youtube.com/watch?v=N5-ZF_3Gftk (Curah Gagasan MWA UGM Unsur Tendik)

____

Sambisari, 22 Januari 2023 

Ngahad Pon 29 Jumadilakir Ehe 1956

11.41 siang


*) "Waras" sering diucapkan Ketua DGB UGM, Prof. Maksum, terutama (yang saya ketahui) saat membuat rapat pengukuhan Guru Besar UGM.

Tuesday 17 January 2023

Ikhwal Sesat Pikir dan Cacat Logika (ringkasan pertama)

"Percaya itu mudah, namun berpikir itu sulit. Berpikir tentang mengapa kita percaya, itu lebih sulit lagi - Erik Pevernagie (hal:30)

Buku ini hadir didasari oleh banyaknya informasi yang beredar, sehingga diperlukan sikap kritis (tajam analisisnya) dan skeptis (ragu/tidak langsung percaya).

Filsafat terbagi menjadi 3 bagian, etika yang berkaitan dengan baik-buruk; estetika yang berkaitan dengan indah-tidak indah atau harmoni; serta logika yang berkaitan dengan benar-salah. 

Begini kurang lebih contoh di keseharian

Ketika ada rekan kerja mengaku melakukan kesalahan, maka kita harus peduli (logika). Selain itu, secara etika semestinya kita memberi saran padanya; saran itu kita sampaikan dengan cara yang baik, sopan, tidak menyakiti (estetika).


Buku ini membahas dua hal. Pertama bias, kemudian pada bagian kedua membahas sesat pikir. Terdapat 22 bias yang dibahas, serta 11 jenis sesat pikir.


Bias

Bias, dalam KBBI berarti:

  • n Fis belokan arah dari garis tempuhan karena menembus benda bening yang lain (seperti cahaya yang menembus kaca, bayangan yang berada dalam air).
  • n kecenderungan untuk mendukung atau menentang sesuatu hal, orang, atau kelompok daripada yang lain dengan cara yang kurang adil


1. Action Bias: Orang hanya melihat tindakan, tidak melihat ketepatan, fungsi, efektivitasnya.

Contoh:

Saat menghadapi tendangan pinalti, kiper yang tidak memilih diam, namun lebih memilih bergerak ke kanan atau kiri. Kiper ingin dianggap yang penting sudah berusaha. Padahal tendangan juga bisa mengarah ke tengah. 

Secara psikologis lebih baik melakukan sesuatu dibanding diam saat menghadapi ketidakpastian


2. Association bias: menghubungkan sesuatu dengan yang lain, padahal tidak ada hubungannya.

Contoh:

  • setiap memakai baju putih saat ujian, saya selalu mendapat nilai baik.
  • rokok dan kegagahan


3. Availability bias: Menggambarkan sesuatu atau menyimpulkan dengan bukti yang paling mudah ditemukan atau muncul di pikiran.

Contoh:

  • rokok itu tidak membahayakan kesehatan, buktinya kakekku perokok tapi usia 90 tahun masih sehat.

Solusi:

  • buka pikiran, dan jangan gunakan kacamata kuda.


4. Framing: Bukan apa yang kau katakan, tapi bagaimana kau mengatakannya

Contoh:

600 warga kena wabah, ada dua pilihan strategi:

  • 200 warga selamat
  • 66% meninggal

600 warga kena wabah, ada dua pilihan strategi:

  • membiarkan 400 orang meninggal
  • menyelamatkan 33%


Kedua kelompok strategi di atas hasilnya sama. Namun, kemungkinan besar, pada kelompok pertama orang akan memilih strategi 200 warga selamat, sementara pada kelompok kedua akan dipilih menyelamatkan 33%. Kedua pilihan ini sama (200 = 33% dari 600)

  • Di dunia kerja, kita semua pelaku framing. Saat bicara ke rekan kerja, ke atasan, ke staf, dan lainnya. Agar pesan ditangkap sesuai dengan kehendak penyampai pesan


"Mengetahui kebenaran itu mudah; yang sulit itu menjadi benar"

- Hazrat Inayat Khan


Logical Fallacy

  • salah fokus, prosedur, variable.
  • terlihat benar padahal mengandung kesalahan dalam penalarannya


1. Kesalahan karena berbelok kepada orangnya

Mengubah pembicaraan pada orang yang membuat pernyataan, bukan  kebenaran pernyataannya

Terdiri dari:

 a. Argumentum ad hominem -> menyerang karakter

  • Abusive -> menyerang pembuat pernyataan
  • Circumstancial -> membahas situasi pembuat pernyataan
  • Tu quoque -> penyerang dianggap tidak melaksanakan pernyataannya sendiri


b. Argumentum ad verecundiam -> merujuk orang yang dianggap punya otoritas mendukung pernyataannya, namun:

  • orang yang dirujuk tidak punya kualifikasi
  • ada orang yang lebih punya kualifikasi
  • orang yang dirujuk tidak dalam keadaan serius


c. Anonymous authorities -> otoritas yang ditunjuk tidak disebutkan

Contoh:

"kabarnya akan tahun depan akan ada piknik ke Singapura"

"akan ada tambahan libur di tahun depan"


d.  Style over substance -> mempermasalahkan cara penyampaian dibanding substansi yang disampaikan

Contoh:

  • "rektor itu mampu mencegah aksi demo mahasiswa, maka pasti rektor itu benar"
  • "argumen bumi bulat itu keliru, karena  cuma pakai animasi"


****

"belajar supaya mampu (berfikir), tidak keliru dalam berfikir, tidak tertipu oleh kekeliruan orang lain, dan tidak tersesat oleh kekeliruan diri sendiri" (vi)