Monday 25 January 2021

Library of things: sudah ada sejak jaman nenek moyang kami

Munculnya berita tentang tempat yang dilabeli “library”, yang melayani peminjaman alat rumah tangga itu sempat heboh.

Namanya Library of things, demikian katanya. Mengadopsi atau meminjam, atau meniru istilah internet of things. Sepertinya begitu.

Bukan buku. Tapi Perpustakaan ini meminjamkan bor, sotil, gergaji, panci, dan alat lainnya.
Heboh. Dianggap keren. Dan dianggap konsep perpustakaan yang berkemajuan.

****

Paijo mikir. Agaknya orang yang terkesima ini pasti orang kota. Yang hidupnya di perkotaan, di perumahan. Berduit, banyak uang, dan mampu beli segala kebutuhannya dengan uangnya sendiri.
Kalau mereka, yang terkesima ini, mau ke kampung, ke desa, pasti akan menganggapnya biasa saja.
Konsep library of things itu sudah ada sejak jaman nenek moyang.

Di kampung konsep LoT ini sudah dijalankan. Letaknya di balau dusun, balai RT, atau balau RW. Mungkin di pos ronda, atau nebeng di rumah warga.

Sama. Yang dipinjamkan juga kebutuhan sehari-hari. Piring, sendok, kompor, gelas, beki, kursi, tikar, dan lainnya. Ya. Memang tidak semua kampung menerapkan konsep ini.

Dan, kerennya, konsep itu dilahirkan oleh Pak RT, Pak RW. Yang tidak sekolah ilmu perpustakaan.

-----

Perpustakaan yang meminjamkan berbagai barang: