Thursday 24 May 2012

SLiMS, jiwa dan semangat korsa pengelola perpustakaan....

Saya ingat, ketika itu Pak Hendro Wicaksono (lead dev SLiMS) pernah mengatakan ke saya, "saya juga ndak nyangka mas, kenapa Senayan bisa jadi seperti ini". Lontaran itu muncul ketika kami ngobrol tentang munculnya komunitas SliMS di berbagai tempat di Indonesia.

Para pembaca mungkin juga berfikiran sama dengan kami. Semenjak Komunitas SliMS Jogja muncul, berbagai pegiat SliMS di kota lain juga bermunculan. Ada yang dikendalikan oleh "alumni" pegiat SLiMS Jogja tapi ada juga yang "bersemangat" membangun komunitas karena mendapat ide dari diskusi di jejaring sosial. Sebut saja Erist di Kudus yang pada awalnya juga menjadi "beberapa orang" yang pertama ikut belajar di Jogja. Pak Hartoyo di Kudus, Wisnu di Solo juga merupakan alumni komunitas SLiMS Jogja.

Selain Jogja, Kudus dan Solo komunitas SLiMS juga muncul di Sumatra Barat, Ambon, Makassar, Jawa Barat, Malang, Surabaya, SliMS Pati, Pacitan dan lain-lainnya. Produk dari komunitas inipun bermacam-macam, mulai dari belajar bersama, membangun blog dan juga membangun katalog induk menggunakan SLiMS.

Bagi saya, ada hal menarik semenjak munculnya komunitas SLiMS ini. Ketika saya membuka sebuah blog Komunitas SLiMS Pacitan, ternyata penggeraknya adalah para mahasiswa UT. BLog yang mereka bangun lebih dari sekedar lumayan, dengan tampilan yang menarik dan diisi dengan berbagai informasi terkait perpustakaan. Saat itu saya merenung, bahwa ternyata mahasiswa UT pada jurusan Ilmu Perpustakaan mampu melakukan ini. Bayangkan, mahasiswa UT yang saya pernah beranggapan bahwa UT itu hanya sekedar pelarian para PNS yang ingin naik pangkat. Tapi sekarang, anggapan itu berusaha saya singkirkan. Melihat semangat mereka, saya yakin alumni Ilmu Perpustakaan UT tidak begitu saja kalah dengan yang bukan dari UT, bahkan bisa jadi mereka juga dapat "menang" dalam berbagai hal....

Jangan remehkan mahasiswa Ilmu Perpustakaan UT.....

Pada judul tulisan ini saya tulis semangat Corsa pengelola perpustakaan, bukan sekedar pustakawan. Kenapa? karena ternyata SLiMS juga mempu menarik minat para pengelola perpustakaan yang tidak mempunyai pendidikan formal ilmu perpustakaan.

Lulusan SMA, Guru, bahkan alumni Sekolah Menengah Perkebunan sampai dengan para lulusan TI juga tertarik kepada SLiMS. Pada suatu saat ketika saya diminta mengisi training SLiMS pada sekolah di bawah Depag pesertanya adalah Guru dan TU yang menjadi kepala perpustakaan. Dalam hati memang saya menyayangkan realita ini, tapi ketika "manggung" saya berusaha menanamkan ideologi SLiMS kepada para pengelola perpustakaan ini, yang kadang lebih didengar dibanding pengelola perpus yang berpendidikan Ilmu Perpustakaan.

Dan, sepertinya cukup berhasil. Ideologi bahwa dengan SLiMS dapat menekan biaya pengadaan software sehingga biaya dapat dialihkan ke pengadaan koleksi cukup merasuk kepada mereka. Bahkan, waktu itu (training di Hotel Ambarukmo Jogja), pesertanya ada yang dari pengawas Depag provinsi DIY. Saya gunakan saja kesempatan itu untuk memberitahukan apa sebenarnya SLiMS sekaligus pengalaman yang dialami pustakawan ketika penilaian perpustakaan, misalnya tuntutan adanya katalog tercetak.

Tahukan anda, para pengelola perpustakaan ini (terkait SLiMS) sering berdiskusi di jejaring Sosial terutama facebook? Anda dapat menemukan diskusinya di Group FB SLiMS (http://facebook.com/groups/senayan.slims), atau juga di group komunitasnya masing-masing. Selain di FB mereka juga diskusi di milis ics_isis@yahoogroups.com serta forum resminya SLiMS di http://slims.web.id/forum/

Apa yang mereka diskusikan? banyak hal.....
Mulai dari yang paling sederhana, bagaimana install SLiMS sampai berbagai bagaimana mengoptimalkan bahkan memodifikasi SLiMS....

Munculnya komunitas SliMS itu membuat haru, tapi ternyata nilai lebih dari munculnya komunitas ini dan yang membuat lebih terharu lagi adalah SLiMS dapat berkontribusi dalam membangun semangat kekompakan para pustakawan......

Biarlah, meskipun Komunitas ini hanya berada pada lebel akar rumput, tidak punya ikatan resmi pada pemerintah, Badan Perpustakaan dan semacamnya, namun toh mereka tetap hidup dan semoga tetap hidup dan berkreasi serta ikut meningkatkan kemampuan para pustakawan. Namun demikian, terimakasih untuk institusi baik negeri atau swasta yang berkenan menampung komunitas dalam berkegiatan.... Jasamu tiada tara...


Komunitas SliMS di mana saja, mari kita belajar bersama. Belajar SLiMS dan juga berbagai aspek dalam ilmu perpustakaan.... Jadikan SLiMS sebagai sarana perekat dan penyemangat kita untuk berkreasi. Codinglah, mengajarlah, belajarlah, melihatlah, mendengarlah, menulislah, ngeblog-lah, dan bermanfaatlah bagi semuanya...




Salam Komunitas...

*purwoko*
http://facebook.com/groups/senayan.slims

Friday 11 May 2012

Mini Workshop perdana

Rabu 9/5/2012
Workshop MiniRabu siang selepas istirahat diawali dengan makan siang bersama, dilanjutkan dengan acara inti "mini workshop pengelola perpustakaan FT UGM". Hari itu adalah pertama kalinya personil perpustakaan FT UGM dapat bertemu secara lengkap. Mulai dari pengelola e-lib, koleksi jurnal, kesekretariatan, penjaga malam serta kebersihan.

Acara hari itu adalah sosialisasi rencana kerja perpustakaan FT UGM serta distribusi deskripsi kerja para pengelola Workshop Miniperpustakaan. Acara dilaksanakan di lantai 2 (ruang e-library) dengan total 11 peserta. Kesebelas peserta tersebut adalah Apri Wibowo (kebersihan), Undang Syaefudin, Yayul Safaronah, Yusron, Heri, Sugiman, Sugeng, Tri Widodo, Budi Priyono, Isnaeni Syamsiati, serta Purwoko.

Mengawali acara, Purwoko menyampaikan beberapa hal terkait posisi kerja di perpustakaan FT, disusul penegasan bahwa yang paling dekat secara emosional dengan Perpustakaan FT adalah rekan-rekan kerja yang lama di FT. Forum itu adalah forum untuk semuanya. Purwoko juga menyampaikan prinsip kerja yang hendaknya dipatuhi oleh semua: Kerjasama, Terbuka, Adil dan Terukur.

Acara siang itu berlangsung dengan santai, kadang diselingi dengan guyonan dari beberapa peserta. Pada sesi berikutnya, Purwoko menyampaikan rencana strategis 2 tahun ke depan terkait perpustakaan FT UGM. Rencana tersebut terbagi menjadi 6 bulan pertama, 6 bulan kedua, 1 tahun pertama dan 1 tahun kedua. Purwoko menyadari dengan masih sedikitnya pengetahuan tentang perpustakaan FT UGM maka dia baru mampu membuat rencana sampai pada tahun kedua.

Dari paparan Purwoko, perpustakaan FT pada 6 bulan pertama konsentrasi pada pemantapan fisik, aturan, mekanisme kerja, pemantapan deksripsi kerja. Enam bulan kedua mulai dengan pengembangan SDM perpusakaan untuk persiapan pengelolaan perpustakaan yang dapat dimungkinkan berbeda dengan mekanisme pelayanan yang lama. Satu tahun pertama, terkait dengan teknologi, perpustakaan mulai membahas idealisme terkait pemanfaatan teknologi di perpustakaan. Diantara pemanfaatan teknologi itu adalah sebagai pengamanan, pengelolaan koleksi digital, website, serta pengelolaan koleksi jurnal.

Berbagai usulan, pandangan serta hal yang berkaitan muncul pada mini workshop itu. Ketika para staff diminta untuk memaparkan keinginannya ke depan terkait perpustakaan, dengan semangat dan senang hati mereka memaparkannya.


Kamis 10/5/2012
Workshop MiniKamis itu saya merasa tak banyak yang saya lakukan. Hari itu saya masih memikirkan rekan-rekan kerja saya yang masih kekurangan pekerjaan selama renovasi gedung. Ah.. kasihan sekali. Belum lagi permasalahan lainnya yang saya rasa cukup banyak. Konsep partnership dengan MIC, legalisasi deskripsi kerja, presentasi konsep TI dan perpustakaan ke Wakil dekan 1, jenuhnya menunggu lantai dua direnovasi (yang kabarnya karyawannya libur 2 hari), bahkan kabarnya akan ada sedikit perombakan pada tata ruang perpustakaan, terkait perpustakaan jurusan (ada yang telah minta bantuan terkait perpustakaanya), konsep integrasi, serta PR bagaimana mengembangkan SDM perpustakaan.

Saya masih memprioritaskan untuk konslidasi internal dengan membuat tata aturan yang jelas. Dalam bayangan saya harus ada nilai yang disepakati bersama, aturan ijin, pembuatan aturan/tata tertib ke perpustakaan dan lain sebagainya.

Pagi itu sampai sekitar jam 11 siang saya menghadiri acara Microsoft di MM UGM. Dalam undangan tertulis ada sosialisasi lisensi microsoft, cloud computing dan juga presentasi dari MIC. Sepertinya menarik, apalagi MIC berkantor di Perpustakaan FT UGM.
Di sana saya bertemu dengan mas Arif Surachman (penanggungjawab perpustakaan FEB), yang baru saja diberi kepercayaan untuk maju pada kompetisi pustakawan nasional DIKTI.
Harapan saya di wisma MM itu sepertinya tidak terpenuhi, sesi awal dipenuhi dengan sosialisasi lisensi yang ternyata arahnya ke "jualan". Sebagai orang yang tida begitu mengenal MS saya merasa jenuh dan akhirnya kembali ke FT UGM bersama mas Arif Surachman.

Wednesday 9 May 2012

Senin dan Selasa, 7-8 Mei 2012

Senin dan Selasa, 7-8 Mei 2012 adalah hari ke 3 dan 4 saya berada di Perpustakaan FT UGM.

Hari senin pagi, adalah hari dimana usulan salah seorang rekan kerja dilakukan. Beliau adalah pak Budi yang ketika itu mengusulkan merapikan buku-buku yang berserakan di lantai basement.

Ketika saya melihat di basement, memang benar berbagai bentuk jenis dan dari beraneka tahun koleksi perpustaakaan mangkrak di lantai. Sewajarnya, paling tidak untuk merapikan harus di tempatkan di rak. Pagi itu rekan-rekan kerja saya itu ramai-ramai mengangkut rak dari gudang sebelah timur perpustakaan ke lantai dasar. Tepatnya ada 3 rak. Beramai-ramai pulalah mereka menyusun koleksi pada rak tersebut. Sayangnya rak tersebut 2 sisi, jadinya koleksi yang ada di sebelah dalam sulit terlihat dari luar (rak mepet di dinding).

Sayangnya pula, saya tak sempat (atau tepatnya lupa) mengambil dokumentasi kegiatan rekan-rekan saya tersebut. Sampai pada waktunya, akhirnya pada siang harinya salah satu rekan membeli nasi bungkus untuk dimakan bersama. Tidak saya sangka pula, sebelumnya mereka membeli gorengan dari kantin sebelah dengan uang pribadi. Ah.. ternyata semangat kerjasama rekan-rekan saya sangat luar biasa.

Hari itu pula, saya pertama kali meninggalkan rekan-rekan kerja sama pada jam kerja. Tepatnya pada pukul 13.30 saya menghadiri undangan di Perpustakaan Pusat UGM. Terus terang sebagai orang yang "baru" saya merasa berat meskipun hanya beberapa jam saja dan tidak sampai sore hari (melebihi jam kerja). Di Perpustakaan Pusat, ternyata saya tidak sendiri. Ada para pengelola perpustakaan pusat dan para pustakawan berprestasi. Ternyata agenda hari itu adalah untuk mempersiapkan calon peserta pemilihan pustakawan berprestasi DIKTI.

Hari Selasa....
Briefing pertamaHari selasa 8 Mei 2012 juga mempunyai sejarahnya sendiri. Pagi itu adalah pagi pertama kami melakukan briefing sebelum bekerja. Beberapa hal saya sampaikan, termasuk prinsip kerja: Kerjasama, Terbuka, Adil dan Terukur. Sebelum perpustakaan jadi 100%, harapannnya kita semua saling menjaga dan berusaha kreatif untuk mencari pekerjaan yang sekiranya dapat dilakukan.

Dan benar, sore harinya ternyata kreatifitas beberapa rekan kerja saya terbukti. Ada pak Undang, pak Sugiman dengan dibantu rekan lain berusaha memperbaiki kelistrikan perpustakaan yang saat itu rusak, hasilnya sukses.

Saya sendiri menyadari, bahwa ketika mendorong orang untuk kreatif pasti ada hambatannya. Maka selain mendorong mereka untuk kreatif

Friday 4 May 2012

,

Hari kedua di Perpustakaan FT UGM

Hari itu adalah Jumat, tepatnya 4 Mei 2012.
Ada yang istimewa pada hari itu, yaitu acara kumpul bersama dengan pustakawan dan admin TI di berbagai jurusan lingkungan FT UGM. Ide ini sebenarnya muncul dari ngobrol saya dengan mas Apri (Admin TI Geodesi) tentang OJS aka Open Journal System yang kemudian pak Eko Hendrawan (TI Fakultas) mengatakan perlunya pertemuan antara TI dan Pustakawan.

Ngobrol pada jumat pagi itu berlangsung santai, ngalor ngidul sambil kenalan. Ketika menyampaikan informasi diri, hadirin juga menyampaikan apa bidangnya dan apa masalahnya. Saya tidak akan menyinggung permasalahan pada TI, namun hanya pada wilayah pustakawan.
Ketika para pustakawan jurusan diminta untuk bicara, ternyata mereka semua sangat menguasai perpustakaanya. Menguasai dalam arti sekarang perpustakaannya melakukan apa sekaligus masalahnya ada di mana.
Mulai dari minta komputer tapi terus saja di "semayani", berjuang untuk menata ruang, berkorban agar dapat komputer baru, pustakawan tapi nyambi di sekretariat, perpustakaan tapi tak ada koneksi internet, perpustakaan ada di bekas lab dan lain sebagainya.

Yang membuat saya bangga adalah mereka bertahan dan berjuang untuk mendapatkan idealismenya. Misalnya cerita seorang kawan yang perpustakaannya bekas lab. Dia akhirnya melakukan sayembara redesain ruang, dan kabarnya GOL dan segera direnovasi. Seorang kawan beda lagi, ketika minta komputer tidak diberi, kemudian dia barter dengan insentifnya. Cukup nekad kawan saya yang satu itu.... tanpa perlu saya sebutkan namanya.
Beberapa hal yang pagi itu dapat diformulasikan adalah, terkait dengan OJS untuk pengelolaan jurnal yang dihasilkan jurusan, publikasi layanan Perpustakaan FT yang disupport oleh MIC. Kemungkinan kerjasama untuk mino workshop tentang OJS dan layanan lain, serta pemasangan xbanner di jurusan-jurusan.
Berikutnya disepakati pustakawan jurusan dan fakultas teknik UGm akan berkumpul sebulan satu kali, pada jumat pertama pagi hari.

Gudang dan Sampah

Adalah pak Budi, seorang rekan kerja yang pada pagi itu mengerjakan pembersihan gudang dengan rekan-rekan lain di saat saya dan mas Yusron ikut pertemuan di KPFT UGM. Ide pak Budi beliau lontarkan pada sela-sela ngobrol. Terkejut memang saya waktu itu. Kenapa? ternyata rekan kerja saya kreatif. Saya waktu itu mengatakan silakan berkreasi untuk mencari pekerjaan yang bisa dilakukan sembari menunggu renovasi selesai 100%. Saya kasihan pada rekan-rekan karena otomatis pekerjaan utama mereka mandeg. Mesti ada terobosan untuk membuat mereka dapat "bergerak", dan itu adalah kegiatan.
Akhirnya, disepakati pula bahwa setelah pembersihan gudang, siang harinya menyiapkan ruangan untuk memasukkan rak di gudang. Rak ini pada hari senin akan diangkut, dipasang dan digunakan untuk menempatkan buku-buku yang sementara dianggap tidak terpakai.

Apakah barang tak berguna hanya ada di gudang itu? ternyata tidak. Ternyata tempat sementara perpustakaan ketika perpus masih direnovasipun bak gudang dengan berbagai barang yang terbengkalai. Siang itu pula saya dan pak Widodo menyambangi dan melihat. Sebagai orang baru, sebenarnya saya mikirnya pendek saja. Serahkan fakultas selesai. Biarlah perpustakaan memikirkan apa yang sekarang ada saja... :)

Ide segar lagi

Adalah pak Undang, yang senangnya guyon dan kadang konyol. Dia adalah rekan KKN sekaligus kuliah saya di S1 Kelas Khusus UIN Suka. Siang itu dia menyampaikan berbagai ide untuk perpustakaan. Salahs atunya adalah pembagian kerja shift. Pak Undang menganggap bahwa sekarang perpus sudah modern dan penggerak perpusnya banyak. Alangkah baiknya kalau buka sampai malam dan dibagi dua shift.
, ,

Hari pertama, setelah 7 tahun lebih di Geologi UGM...

Hari pertama saya di perpustakaan FT UGM saya mulai pada 3 Mei 2012. Pada tanggal 2 Mei 2012 saya resmi dilantik untuk menggantikan pak Purwono yang memasuki masa pensiun.
Sebenarnya berat meninggalkan Teknik Geologi UGM. Pada acara serah terima tersebut saya katakan bahwa saya mendapat banyak hal dari Teknik Geologi UGM meskipun pada awalnya saya merasa menyesal bekerja di Teknik Geologi UGM. Bahkan kepada pak Pri (Asisten Dekan bidang Sarana) saya katakan bahwa di Geologi UGM saya merasa diberi kebebasan berkreasi terkait perpustakaan. Inilah yang mungkin tidak didapatkan oleh rekan lain yang ada diperpustakaan jurusan lainnya pada lingkungan FT UGM.

Sore harinya, saya merasa sangat sangat "trenyuh" ketika Jurusan Teknik Geologi menyiapkan acara khusus untuk perpindahan saya sekaligus acara selamat datang untuk 2 karyawan baru. Satu untuk menggantikan saya, satunya lagi untuk menempati posisi arsiparis.
Pada acara itu, saya tekankan lagi bahwa awalnya saya menyesal bekerja di geologi ugm, namun ternyata ada banyak hal yang saya dapatkan di geologi ugm. Geologi UGM ibarat kawah candradimuka yang mendidik emosi, karakter juga skill.

Perpust FT UGM

Pada wilayah kerja baru ini, saya merasa ada hal yang berbeda. Selain saya adalah staff paling muda, saya juga diminta menjadi pemimpin mereka.
Saya berusaha terbuka. Memang ada banyak permasalahan baik sederhana maupun pelik ada di perpustakaan ini. Beberapa hal saya gali, dengan harapan ada yang bisa diselesaikan dan ada yang bisa dipercepat. Dipercepat dalam arti perpustakaan segera memberikan layanannya.
Ada seorang staff yang mengatakan sudah jenuh, 7 bulan tidak bekerja. Ah benar juga ya... bayangkan berbulan-bulan mereka menunggu gedung baru selesai direnovasi, setelah selesai ternyata masih banyak hal yang harus dibenahi alias belum selesai 100%.


Keterbukaan

Sebelum serah terima, ada sms masuk ke HP saya. Intinya mengundang saya pada acara ramah tamah dengan rekan-rekan karyawan perpustakaan FT UGM. Saat menerima sms itu, saya belum dilantik menjadi Pj Kepala Perpustakaan FT UGM.
Ketika saya sampaikan sms itu kepada istri, istri saya mengatakan bahwa itu wujud bahwa mereka benar-benar mengundang dan ingin ngobrol dengan saya.
Akhirnya saya terima dan pada 3 Mei 2012 siang, kurang lebih pukul 11.00 sd 13.00 saya dan rekan rekan pengelola perpustakaan FT UGM (mulai dari pustakawan sampai dengan petugas kebersihan) berangkat menuju Jambon Resto. Di sana kami ngobrol ngalor ngidul tentang perpustakaan FT dan segala pernak-pernik permasalahan serta idealismenya.
Tak disangka, ternyata antusiasme rekan kerja saya luar biasa. Banyak hal saya gali dari pertemuan singkat itu. Bahkan ada usulan yang akhirnya muncul dan banyak inisiatif muncul dari mereka.
Rekan kerja saya orang yang kreatif, tinggal memantik. Insyaallah setelah pantikan itu bekerja akan ada hasilnya. Sabar, tentunya dibutuhkan dalam hal ini. Jika ada masalah, tentunya wajar.
Karakter yang beragam, tentunya menjadi hal tersendiri yang harus diperhatikan, apalagi semuanya lebih sepuh dari pada saya. Selain peran mengarahkan, tentunya saya juga harus menjaga hati mereka sebagai orang yang lebih tua dari pada saya....

Sebenarnya saya masih ingin menahan untuk melontarkan ide saya, namun satu dua ide akhirnya muncul pada acara itu. Mulai dari adopsi model yang saya dapatkan di Jurusan Teknik Geologi UGM yaitu program briefing serta evaluasi berkala.

Ah... rekan kerja saya memang luar biasa.