Saturday 5 December 2020

Pak Carik: bot telegramnya para Pustakawan

Paijo, staf baru di perpustakaan desa X. Lulusan De tiga sebuah universitas ternama di Jogja. Lulusnya tercepat, IPKnya tinggi. Nyaris tak ada nilai B dalam transkripnya. A semua. Teman-teman nya hampir pingsan melihatnya. Seolah tak percaya.
**
Hari pertama masuk kerja, dia kenalan dengan staf seniornya. Setengah tua, gemuk, wajahnya bulat, murah senyum, di kepalanya selalu bertengger blankon, bajunya selalu surjan. Tidak baru, mungkin surjan lungsuran bapaknya. Atau bapaknya bapaknya. Atau simbahnya simbahnya. Meski lungsuran, namun tampak rapi, juga wangi.
Dia mengenalkan diri sebagai Pak Carik. Nama jabatan tukang catat di kantor desa itu, dipakainya. Entah apa awal mulanya. Juga entah siapa nama aslinya.
Paijo kenalan, kemudian memulai pekerjaan. Meski lulusan De tiga terbaik, hari awal kerja itu dia anggap dirinya training. Mulai dari mengklasifikasi, input data, dan lainnya. Sambil kerja, sesekali ngobrol ngalor ngidul. Dengan Pak Carik. Tentang apapun.
Terkadang Paijo bingung ketika menentukan klas. Maklum, kenyataan beda dengan kuliahan. Banyak buku baru dan juga lama yang belum pernah ditemuinya. Apalagi diklasifikasi. Dia bingung.
Saat kebingungan itu, Pak Carik langsung menjawab tanpa ditanya. "Etika Cinta"... 177.7", Pak Carik menyahut. Disambung dengan berbagai jawaban kode klas lainnya.
Paijo Kaget. Itu belum apa-apa. Ketika Paijo bertanya tentang arti kata, Pak Carik juga langsung menyahut. Cepat. Gak pake lama. Jawaban Pak Carik pun persis seperti di kamus, atau dari wiki, juga tajuk subyek.
Elok.
Hingga kemudian, suatu hari yang cerah, di akhir bulan alias tanggal tua, dalam ruang perpustakaan desa X yang cahaya lampunya temaram, Pak Carik mendekati Paijo.
Pak Carik mengatakan, "Jo, kamu bisa tanya apa saja padaku. Nah, supaya seragam, konsisten dan konsekuen, maka begini caramu bertanya:
1. Carik wiki kata_kunci -> jika kamu ingin cari info dari wikipedia
2. Carik kamus kata_kunci -> jika kamu ingin cari info arti kata/istilah
3. Carik tajuk kata_kunci -> jika kamu ingin cari info tentang tajuk subyek, termasuk kode DDC-nya.
4. Carik clas kata_kunci -> jika kamu ingin cari info kode klasifikasi dari kata kunci/subyek tertentu.
"Gampang, tho?"
Paijo mengangguk. Bibirnya bergerak. Meski tanggal tua, akhirnya dia bisa tersenyum. "Pak Carik cen pinter".
Diam diam Paijo bertanya, "Carik kuliah perpus".
"Halo, Jo.. memang perlu kuliah perpus?", jawab Pak Carik.
Paijo mlongo.
[Rampung]
----
Kalian yang ingin tahu dan mencoba bertanya pada Pak Carik lebih lanjut, silakan masuk di: https://t.me/joinchat/CvIAZz2ZQX5sGGpMW3AUlg, atau pasang bot-nya dengan username @demo_SLiMSbot di telegram

Note: Pak Carik merupakan bot di telegram, yang dibuat untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang arti kata, tajuk subyek, kode DDC, dan istilah yang dimuat di wikipedia. Yang baru dirilis, informasi dari repository (masih terbatas)
Bot Pak Carik ini dibuat oleh mas Heru Subekti, salah satu developer SLiMS, bukan lulusan perpus. :)
,

[[ koalisi partai di pilkada Gunungkidul ]]


Iseng mencoba membuat visualisasi tentang koalisi partai di pilkada GK. Khusus pilkada langsung sejak 2005-saat ini, yang berarti ada 4 kali pilkada. Tiga kali diantaranya sudah terlaksana. Dari 4 pilkada ini terdapat 29 peserta/partai yang ikut kontes, dengan berbagi jejaring koalisi. Satu diantaranya independent.

Dari 3 kali pilkada langsung yang sudah berlalu, pilkada pertama dimenangkan calon dari PAN, pilkada kedua dari PAN. Dua kali kemenangan PAN itu (kalau tidak salah) diusung sendirian. Sementara pilkada ketiga, masih dimenangkan calon dari PAN, yang koalisi dengan Golkar, Hanura, Nasdem, (dan PPP menurut berita). Sayang saya belum mencari data persen kemenangannya, yang bisa sebagai perbandingan. Apakah ada perbedaan signifikan antara diusung sendiri dan diusung dengan koalisi.


Pilkada ke empat, tahun 2020 ini peta koalisinya agak berubah. PDIP percaya diri dengan maju sendiri lagi. Sementara PAN tetap berkoalisi seperti periode sebelumnya. Namun koalisinya beda dengan koalisi ketika memenangkan pilkada langsung ketiga. Calon yang diusung PAN pada pilkada tahun ini, beda dengan yang dimenangkannya diperiode lalu. Padahal biasanya PAN dalam kesuksesan sebelumnya selalu melibatkan calon yang sebelumnya diusung, baik bupatinya (sebagai pencalonan periode berikutnya, maupun wakilnya). Wakil bupati pilkada lalu, di tahun 2020 ini justru dicalonkan partai lain. PAN percara diri dengan calon baru.

 -----

Ada 4 partai yang rutin ikut pilkada di GK sejak pertama pilkada langsung digelar. Golkar, PAN, PDIP, dan PKB. Dari 4 ini, Golkar paling banyak berkoalisinya. Disusul PAN, PKB, dan PDIP.

Jika dilihat yang tampak di lapangan, dari 4 partai di atas, ada yang sudah berkali-kali berhasil mengusung calonnya menjadi bupati (PAN, dan Golkar Ketika koalisi di pilkada ke-tiga). Sementara yang lain masih harus berjuang agar pecah telor dan gol calonnya.

-------

Pada visualisasi ada yang menarik. PDIP terhubung hanya ke PKB. Ini berarti dalam pilkada, PDIP baru koalisi dengan PKB saja. Menurut data, ini terjadi terjadi di 2010. Selain itu PDIP sendirian. Ini fenomena menarik. Karena selama 3x Pilkada langsung di GK, PDIP belum pernah berhasil mendudukkan calonnya sebagai bupati dan wakil bupati. Padahal suara PDIP termasuk besar di GK.

Tentu, periode 2020 ini akan menjadi pembuktian PDIP, apakah akan berhasil, atau harus berjuang lagi di periode mendatang.

Unik juga bagi Gerindra. Meski baru 3 kali mengikuti, link strengnya sudah 13. Lebih banyak dari Demokrat yang meski juga 3x ikut pilkada, namun baru punya 10 jejaring koalisi selama pilkada GK. 

Apakah ada ada hal baru di tahun 2020?

Akankah partai yang belum pernah menang di pilkada akan berhasil di tahun ini? atau justru partai yang selama ini berhasil mendudukkan calonnya sebagai pasangan bupati dan wabup, tetap akan mempertahankan posisinya?

Yang pasti, dari yang saya lihat, partai tidak begitu berperan di pilkada GK. Kemenangan/suara yang diraih pada pemilu legislative, tidak jadi kunci kemenangan koalisi. Ini keren. Segala hal yang berkaitan dengan tokoh/calon bupati dan wakil bupati (dan mungkin visi misi tokoh) yang diusunglah yang menjadi kunci kemenangan. 

---------------------------------------------

Selamat mencoblos.

Catatan: Data yang saya kumpulkan sangat dimungkinkan ada kekeliruan. Visualisasi ini sebagai bahan latihan visualisasi data menggunakan VV. Saya tetap netral. 📷

Sumber data: 
1. https://news.detik.com/berita/d-348465/kpud-gunung-kidul-tetap-sahkan-calon-bupati-bermasalah (peserta 2005) 
2. https://kab-gunungkidul.kpu.go.id/berita-detail-6-hasil-rekapitulasi-penghitungan-suara-pasangan-calon-kepala-daerah-dan-wakil-kepala-daerah-kabupaten-gunungkidul-tahun-2010-.html (peserta 2010) 
3. https://nasional.tempo.co/read/694642/empat-pasang-calon-bertarung-di-pilkada-gunungkidul (peserta 2016)
4. https://kab-gunungkidul.kpu.go.id/files/arsip/2015/08/79_sk-penetapan-paslon.pdf (2015)
5. https://kab-gunungkidul.kpu.go.id/berita-detail-366-keputusan-kpu-kabupaten-gunungkidul-tentang-penetapan-pasangan-calon-peserta-pemilihan-bupati-dan-wakil-bupati-tahun-2020.html (2020) 

Data yang ditemukan kemudian dimasukkan ke Zotero dalam bentuk nama calon, tahun pilkada serta nama partai pendukungnya. Setelah lengkap, kemudian dieksport ke ris, lalu dimasukkan ke VV