Monday 21 April 2008

, , , , ,

Ngobras :: liat elims :: nonton pameran (estafet dalam sehari)

Pagi itu (20/4/2008) saya janjian dengan beberapa temen jurusan ilmu perpustakaan dan informasi UIN Sunan kalijaga untuk Ngobras (Ngobrol santae Senayan). Jam sembilan lebih saya datang ke UIN. Telat memang, karena janjinya pukul 09:00 (afwan jiddan). Namun sesampainya disana, saya kepikiran untuk ke PKSI-nya UIN guna mendapat lisensi menggunakan fasiltas wifi di lingkungan UIN.

Walah, ternyata ini sabtu ya, kok jadi pelupa gini, UIN kan 5 hari kerja.... Akhirnya guagual, gak berhasil. Kembali ke Perpustakaan, tepat di lokasi parkir ketemu dengan Mas Tarto dan Ari Suseno. Bareng-bareng masuk ke perpustakaan, tambah satu lagi temen, mas Nurwahid.

Akhirnya kamipun ngobrol, nginstall bareng aplikasi Senayan --baik psenayan maupun install sourcenya di xampp--. Mencoba bersama, begitulah kira-kira.

Dari percobaan ini, kita sama-sama mendapatkan manfaat. Ada beberapa "kebingungan" yang sama-sama terpecahkan. Ditemukaannya solusi kegagalan mas Tarto saat instalasi psenayan dan source di xampp, kemudian yang tidak kalah pentingnya dalah ditemukannya bugs baru. Penemuan bugs ini sangat berguna dalam pengembangan Senayan berikutnya...
dsc02114.JPG
Pada pertemuan itu pula, mas Tarto saya daulat untuk ngajari Athenaeum. Jujur saya belm bisa mengoperasionalkan aplikasi ini. Namun, dengan tanpa ragu-ragu mas Tarto berkenan mengajari saya Athenaeum. Kebingungan saya sedikit-demi sedikit mulai terkurangi....

Ditengan-tengah kami asyik ngobrol, datanglah kang Budhi, yang pustakawan double degree sekaligus tentor komputer --hebat kan--, beliaupun kemudian bergabung.

Ah indah memang jika kita mau saling berbagi ilmu....

selesai Ngobras, muncul ide untuk keliling perpustakaan, lihat e-Lims yang diterapkan di UIN. Kami -empat orang- meninggalkan beberapa bawang bawaan kami di ruang multimedia, minta tolong mas Khusairi --yang lagi jaga internet-- untuk menjaga. Akhirnya dengan percaya diri kami naik ke lantai dua. Tapi karena tidak menemukan alat yang kami cari, kami naik lagi menuju lantai tiga.

Disana kami mendekati seonggok alat, yang dijaga dua orang akhwat --cakep lho :) --. Ternyata mereka mahasiswa yang sedang PKL. Dengan penampilan sok akrab, kami bertanya macem-macem tentang alat itu. Beruntung pula, ada mahasiswa yang akan meminjam buku. Hingga kami dapat melihat cara kerja alat tersebut.
dsc02122.JPGdsc02124.JPG
Alat tersebut -yang terlihat jelas dari kejauhan-- hanya monitor, ternyata di depannya terdapat tempat yang kira-kira berukuran 20x20 cm. Monitor memperlihatkan langkah-langkah opesasionnalnya, canggihnya alat ini, touch screen. Baru kali ini saya melihat langsung. Peminjaman menggunakan KTM --single sign on-- dan buku yang dipinjam diletakkan di atas tempat didepan monitor, maksimal 4 buku. Ini dilakukan untuk membaca RFID-nya buku.

Layanan canggih ini, dilengkapi pula dengan ruang perpustakaan yang megah, luas, nyaman. Dengan berbagai corner yang mendukung.

Ah andai semua perpustakaan -minimal- seperti perpustakaan UIN ini...

Setelah puas cuci mata di perpustakaan UIN, saya -sendiri- pergi ke Jogja gallery. Informasi dari temen, disana ada pameran lukisan-foto dan benda kenangan ibu Fatmawati.

Akhirnya sampailah saya disana. Tidak bisa saya ceritakan detail pameran itu. Beberapa kesimpulan dari pameran itu adalah:
Bu Fat adalah sosok ibu yang sederhana dan penyayang
Bu Fat adalah sosok istri yang setia --beliau tidak mau dimadu--
Bu Fat adalah sosok pejuang yang diterima semua
Bu Fat adalah sosok wanita yang Cerdas, dan
Bu Fat adalah sosok wanita yang Cantik... :)

terimakasih
salam

Thursday 17 April 2008

, ,

Perpustakaan MAN 3 Yogyakarta...

Iseng sebenarnya, tapi karena sangat penasaran akhirnya berusaha datang juga saya ke sana. Kata orang perpustakaan MAN 3 Yogyakarta itu bagus. Juara 1 tingkat nasional.... Hemmmm.

Akhirnya pada hari selasa, 15 April 2008, pada waktu istirahat kerja, setelah workshop SIPUS di UPT Perpuskaan UGM saya sempatkan ke MAN 3.

Kebetulan ada dua teman yang manjadi pustakawan di MAN 3, jadi lebih leluasa dan tidak canggung. :)

Hendak saya ceritakan sekilas tentang perpustakan MAN 3, baik dari pengamatan saya, dari cerita teman saya yang kerja disana (Bu Rita dan Mbak Nuzul), serta dari brosur perpustakaan MAN 3. Wuih keren kan, perpustakaan sekolah punya brosur segala, berwarna lagi.

Saya sampai sekitar pukul duabelas lebih limabelas menit. Para siswa masih istirahat...

Langsung saya menuju ke perpustakaan. Tidak begitu banyak yang ada di sana, kecuali ruang multimedia yang sedang dipakai untuk KBM, beberapa pustakawan dan guru yang sedang asyik membaca. Ah menarik.. setelah berkenalan dengan salah satu pustakawan, saya utarakan bahwa saya mencari Mbak Nuzul/Mbak Rita "Saya teman kuliahnya dulu pak". Sambil menunggu, saya keliling dan mengambil gambar. Wah benar-benar baru kali ini saya menemukan perpustakaan sekolah sebagus ini (apa karena kurang gaul aja ya :) ).

Akhirnya saya ketemu dengan dua pustakawan yang dulu satu angkatan dengan saya (Mbak Rita -pengantin baru nih....--- dan mbak Nuzul). Beberapa hal saya dapatkan dari beliau...
dsc02103.JPGlorong intelektual
Ternyata perpustakaan ini juga di fungsikan sebagai ruang KBM, "kalau pagi sampai siang kadang penuh, sampai nolak-nolak bahkan" kata mbak Rita dalam logat jawa yang begitu kental. "Para gurupun juga dituntut paham tentang perpustakaan" sambungnya. Dari sinilah hubungan antara KBM dan perpustakaan muncul.

Selain itu, beberapa program menjadi unggulan perpustakaan ini:
1. Lomba resensi buku
2. Pendampingan Mayoga Books Lover, dimana perpustakaan dijadikan sebagai tempat kongkow-kongkow (basecamp)
3. Pemilihan best reader dengan kriteria: frekuensi kunjungan, keaktifan mengkomunikasikan bahan bacaannya, dan kesinambungan membaca.
4. Gerakan wakaf buku. Ini diberlakukan bagi siswa yang akan lulus. Mulai 2007 gerakan ini juga diberlakukan bagi guru dan karyawan. --ini ni yang namanya berbagi, jadi kalo punya buku gak cuma dibaca sendiri--
dsc02106.JPG
Oya, untuk sirkulasi perpustakaan ini sudah memakai sarana komputer, atau lazim disebut sistem automasi. Software yang digunakan adalah Siprus. Katalognya dapat diakses lewat internet lho, keren kan.

Sedikit catatan tentang sistem ini:
Menurut saya lebih baik server untuk sirkulasi ditempatkan di lingkungan perpustakaan/Sekolah, sehingga akses menjadi lebih cepat. Bukan lewat jaringan internet dan tidak tergantung jaringan internet. Sementara OPAC bisa disatukan dalam web MAN 3 yogyakarta sendiri. Sehingga urlnya akan lebih enak dibaca dan mencerminkan MAYOGA. Misalnya http://mayoga.sch.id --> untuk web sekolah, sedang OPACnya http://mayoga.sch.id/lib atau http://pustaka.mayoga.sch.id

Konsekwensinya memang karus menyediakan operator khusus untuk maintenance server koleksi/sirkulasi dan updating web.

Ini sekedar cerita.... jika masih ada waktu dan bahan nanti akan ada kelanjutannya...semoga

salam pustaka dan SEMAGAT :)
maaf foto-fotonya belum di unggah :(

Thursday 10 April 2008

, , ,

Senayan..........

Saya tidak juga tahu, kenapa SENAYAN yang dipilih untuk menandai aplikasi ini.

Lepas dari itu semua, di sini saya ingin bercerita sedikit tentang aplikasi ini.

Senayan merupakan perangkat lunak untuk pengelolaan perpustakaan. Pengembang utama perangkat lunak ini adalah HEndro Wicaksono (Pemimpin Pengembang sekaligus Pereka Disain Database), Wardiyono (Pereka Disain Database), Arie Nugraha (Penulis Utama Program).

Perangkat ini berjalan dengan model jejaring (web). Cukuplah kita mengaksesnya dengan menggunakan Firefox 2., IE > 6, atau secara garis besar browser yang mendukung AJAX (Java).

Dari manual, serta diskusi dalam kelompok diskusi Senayan, diketahui bahwa Senayan dikembangkan berpijak pada OS Linux namun juga dapat dijalankan di Windows, Solaris, dan FreeBSD, menggunakan bahasa program PHP 5, database Mysql 5, serta AJAX dan berproses sempurna pada server apache 2.

Senayan menawarkan fitur dasar untuk pengelolaan perpustakaan, mulai dari sirkulasi, katalogisasi, laporan, OPAC. Namun demikian Senayan juga menawarkan beberapa fitur unggulan. Fitur tersebut antara lain:

1. Logging, untuk mengetahui jejak pekerjaan aplikasi Senayan - dalam modul System
2. Stock Take, merupakan fitur untuk pekerjaan pemutakhiran koleksi (stock op name).
3. Master file, untuk mencantumkan data babon - ini berguna sekali untuk menguradi pengulangan penulisan data-data yang ada dalam bibliografi (Pengarang, Topik, Penerbit, Tempat Terbit)
4. Pendefinisian hari libur, ini berguna untuk proses penghitungan masa pinjam dan denda.
5. Piranti untuk proses membuat cadangan data (backup) yang begitu mudah
6. Piranti untuk membuat barcode dan juga label koleksi.
7. Fasilitas XML, data lengkap, unggah image dan unggah file koleksi.
8. Didukung pula dengan tampilah mewah yang tentunya dapat kita "obrak-abrik" sesuai dengan keinginan kita.

-------------

Tercatat, selama pengembangan Senayan, tidak hanya ketiga orang diatas yang terlibat.

Sistem pelaporan lobang (bugs) yang dibuat, baik ver 1 http://senayan.diknas.go.id/bugsreport maupun ver 2 http://senayan.diknas.go.id/bugsreport2 telah menampung banyak laporan dan permintaan fasilitas (feature). Hal inilah yang membuat Senayan dapat berkembang. Selain itu, adanya Percobaan Bersama yang dilaksanakan di Perpustakaan Pendidikan Nasional (library@senayan), pada 23 Maret, yang sebelumnya didahului oleh SDD (Senayan Developers Day=Hari bagi Pengembang Senayan), juga menjadi tonggak pengembangan Senayan.


Bagaimana Senayan nantinya, itu tergantung kita semua... khususnya para Pustakawan.

Satu waktu dalam sebuah forum pelatihan saya pernah mengatakan "Belajar Otomasi (meskipun cuma ngoprek) bagi pustakawan adalah Sunat Mu'akad", -- sunat yang mendekati wajib-- (bener nggak ya?), bukan bermaksud apa-apa (saya bukan ahli fiqh), selain memacu para pustakawan dan calon pustakawan untuk dapat bersama-sama belajar....

terimakasih dan mohon maaf.....

Thursday 3 April 2008