Wednesday 20 October 2010

, , , , , , , , , , ,

Degex, linux distribution with LIS apps

Sumber Open-Lib




Pada artikel terdahulu saya pernah berjanji (kepada diri sendiri) untuk melanjutkan proyek puppylib dengan menyertakan free/libre and opensource software (floss) lebih banyak dan lebih mutakhir di bidang perpustakaan dan informasi. Tetapi karena satu dan lain hal akhirnya diputuskan untuk membuat proyek baru yang serupa tapi tak sama. Puppylib sendiri merupakan distro linux dengan beberapa aplikasi perpustakaan hasil remastering dari Puppylinux 4.20. Saat tulisan ini dibuat Puppylinux sudah mencapai release 5 (codename lupu alias “lucid puppy” karena dibangun menggunakan paket binari Ubuntu 10.04 (Lucid lynx))

Jadilah saya memulai proyek baru dengan pindah ke basis Ubuntu, distribusi linux yang memang dipakai sehari-hari di kantor. Hal lain juga karena ubuntu adalah distro besar dalam arti dukungan korporat dan komunitasnya sehingga tidak kesulitan menemukan jawaban apabila ada masalah. Adapun demikian saya tetap merekomendasikan Puppylinux untuk komputer lama karena tidak membutuhkan resource yang tinggi. Puppy juga cocok untuk live-cd internet cafe atau belajar remastering linux karena sudah tersedia utility remastering.

Degex, linux distribution with LIS apps


What’s in a name?


Nama “degex” dipilih karena distro ini didedikasikan untuk “dgek”. Sesederhana itu. Saya akan sangat bersyukur apabila degex bisa juga bermanfaat untuk orang lain, khususnya pustakawan atau mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan dan informasi yang tertarik dengan berbagai macam software di bidang perpustakaan. Degex adalah remastering dari Ubuntu 10.04 LTS (lucid lynx) dengan ukuran 1.8GB. Untuk itu resiko yang ada adalah dibutuhkan resource/spesifikasi komputer yang cukup bagus. Di rekomendasikan minimal RAM 512 MB memory dan kartu grafis support 3D untuk menjalankan compiz.

What’s within?

Aplikasi yang ada di degex ini merupakan aplikasi yang saya pikir penting untuk diketahui dan dipelajari oleh seorang pustakawan atau mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan dan informasi. Beberapa diantaranya merupakan aplikasi yang jarang digunakan bahkan didengar di sini, namun begitu populer di luar negeri seperti marcedit, mendeley atau bibexcel. Ada juga satu aplikasi sistem perpustakaan yang begitu terkenal sehingga banyak digunakan oleh khalayak pustakawan di Indonesia, yaitu Senayan Library Management System (SliMS). Bahkan hadirnya degex juga untuk mempromosikan SliMS ke dunia luar sebagai salah satu produk opensource kebanggaan anak bangsa. Pastinya anda akan mendengar alunan lagu “Indonesia Raya” ketika degex pertama kali beraksi :D

Tentu saja tidak semua software yang ada di degex dibutuhkan. Sebuah atau beberapa software membutuhkan software lainnya agar berfungsi secara optimal seperti bibexcel atau winisis dengan pajek untuk membuat mapping. Yang lain berupa aplikasi mandiri atau wujud sebagai extension atau plugins yang terintegrasi seperti openoffice dengan mendeley, zotero dan mediawiki.

Dan yang tidak kalah penting Degex merupakan distro linux dengan multimedia-ready yang bergaya Mac (thanks to cairo-dock). Ini artinya semua codec yang dibutuhkan untuk memainkan file multimedia telah terinstall dengan baik. Ayoo maaanngggg….

Di bawah ini, saya membuat menu berdasarkan 6 katerogi kategori aplikasi yang secara subjektif mewakili kebutuhan pustakawan :

  1. bibliometric and mapping
      bibexcel

      network workbench (nwb) tool

      pajek

      publish or perish (PoP)

      txt2pajek

      VOSViewer


  2. data mining
      weka

      WinIDAMS


  3. library system
      CDS/ISIS family: isis2xml, isismarc, winisis, xml2isis

      oclc dewey cutter program

      senayan library management system (slims)

      mediawiki

      resourcespace (digital asset management)


  4. metadata tools
      marcedit

      marcview


  5. mindmapping
      freemind

      vue: visual understanding environment

      vym: view your mind

      xmind


  6. reference management
      bibus

      I, Librarian

      JabRef

      Pybliographic

      referencer


  7. thesaurus tools
      TheW

      ThManager

      XRefHTJ



network workbench tool (nwb)
vosviewer-cluster
isismarc-isis2xml
slims - multimedia player
marcedit
marcview
bibexcel
thmanager
stardict - kamus dan thesaurus
publish or perish
slims - z3950 protocol
menu

Diluar pembagian kategori diatas, ada pengurangan dan penambahan aplikasi. Sebagai contoh Stardict (memuat oxford advanced learner’s dictionary, kamus besar bahasa indonesia, tesaurus bahasa indonesia dan beberapa bahasa asing), shutter, chmsee (chm reader), guake terminal, shotwell photo manager menggantikan f-spot, tesseractGUI (the best scanner software), drivel journal editor (blogging client), gwibber, liferea feed reader, fbreader (ebook reader), pdf editor, cheese, gpodder (podcasting tool), skype, pino, ekiga, gtk-recordmydesktoop, bleachbit, poedit (translations editor), Xaos (fractal zoomer), etc.

Saya sudah menginstall banyak plugins untuk firefox yang dirasa penting untuk dimiliki dan digunakan oleh pustakawan dalam kegiatan sehari-hari. Untuk menyebut beberapa diantaranya : zotero, SimilarWeb, mobile barcoder, QR code tag, screengrab, scribefire, fireftp, shareholic, twitterbar, web developer, server spy, dan masih banyak lagi yang lainnya. Menu bookmarks firefox dipenuhi oleh link blog para pustakawan yang menarik untuk disimak dan online tools yang sangat dibutuhkan.

Degex merupakan live-dvd linux karena ukurannya lumayan gemuk yaitu 1,8 GB. Harap maklum. Bagi pihak yang tertarik mencoba ikuti link download berikut ini. Bila ada yang berminat untuk copy secara offline dipersilakan menghubungi saya di nomor ini 081318024601 atau email di cyberariani@gmail.com. Untuk menghindari kesalahpahaman, perlu dikatakan disini bahwa degex adalah hasil remastering dari Ubuntu 10.04 yang memuat banyak aplikasi opensource dan freeware. Oleh karena itu degex juga produk free/libre and opensource sofware (floss) dan dibebaskan bagi siapapun untuk copy tanpa perlu biaya apapun. Yang perlu dipersiapkan hanyalah DVD kosong dan saya akan membakarnya untuk anda.

Terimakasih.
http://vlado.fmf.uni-lj.si/pub/networks/pajek/



|

http://vlado.fmf.uni-lj.si/pub/networks/pajek/

Wednesday 22 September 2010

, , , , , , , , ,

Ibra Foss ke SLiMS, + openbiblio dan siprus to SLiMS

Sebagaimana diketahui, SLiMS memiliki fitur eksport dan import data. Dimana memungkinkan kita membuat sebuah database dengan format csv seperti di SLiMS dan mengimportnya.

Atau mengambil database tertentu untuk kemudian memformat sesuai csv SLiMS dan mengimportnya ke SLiMS.

Pada postingan kali ini, saya akan memberikan sebuah tips untuk mengeksport database IBRA FOSS agar dapat dimodifikasi dan dimigrasikan ke databas SLiMS.

Database IBRA yang saya jadikan rujukan adalah IBRA FOSS yang terdapat di http://mitraperpustakaan.com
Dalam database ibrav3_opensource terdapat beberapa tabel, yaitu:

* abstraksi
* buku
* conifos
* conuser
* digital
* digital_abstraksi
* inventaris
* menu
* statistik
* user

Dalam hal ini yang akan kita migrasikan hanya dari tabel buku, yang memuat data bibliografi koleksi, dan tabel inventaris yang memuat data item buku.

Pertama:
Saya asumsikan yang mencoba memiliki database IBRA. Download file export_ibra.php dan submenu.php di SINI dan copikan di /admin/modules/bibliography/

Kedua:
buat duplikasi sysconfig.inc.php di Senayan anda, caranya klik file tersebut dan copy-paste. File baru hasil copian berinama, misalnya: sysibra.inc.php

Ketiga:
edit file sysibra.inc.php, cari konfigurasi database dan isikan sesuai database ibra anda, misalnya:

define('DB_HOST', 'localhost');
define('DB_PORT', '3306');
define('DB_NAME', 'databaseibra');
define('DB_USERNAME', 'root');
define('DB_PASSWORD', 'admin');

Ingat, konfigurasi ini ada dalam file sysibra.inc.php, bukan di sysconfig.inc.php.

Keempat:
Buka file export_ibra.php yang tadi anda download, yang sudah ada kopikan di
/admin/modules/bibliography/
Cari baris 25 yang berisi :
require '../../../sysconfig.inc.php';
Ubah menjadi:
require '../../../sysibra.inc.php';

Dengan demikian maka export_ibra.php akan membaca database dari sysibra.inc.php yaitu database ibra anda sesuai langkah ketiga.

Kelima:
Buka Senayan anda, masuk ke halaman administrasi, masuk ke modul bibliografi, maka seharusnya anda menemukan tampilan ini:



Keenam:
Lakukan proses eksport, maka anda akan mendapatkan database csv dengan format sebagai berikut:

"Perpustakaan kita","2nd","isbn","Bentang Budaya","2010","ii; 89 hlm.; ilus ","700 Puj p","Ind","Yogyakarta","perpustakaan","","<123><345>","Pengarang","subyek"

Nah, setelah itu anda dapat mengolahnya dengan Openoffice Calc atau Excell, sesuai csvnya SLiMS dan mengimportnya ke SLiMS lewat Modul Bibliography.

Bagaimana dengan jenis database lainnya (openbiblio, phpmylibrary, atau database ibra anda tidak sama dengan contoh di atas), silakan mencoba dengan melakukan modifikasi di export_ibra.php pasti bisa.

Selamat mencoba.

tambahan 12/1/2012. Script migrasi dari OB, Siprus, Ibra ke SLiMS download di sini

Thursday 9 September 2010

, , , , , , , , ,

JogjaLib.Net

JogjaLib.Net merupakan portal yang misi pertamanya menyatukan katalog perpustakaan, baik yang online maupun tidak online di internet. JLN dikhususkan pada para pengguna SLiMS (http://senayan.diknas.go.id) di Jogjakarta dan sekitarnya. Namun demikian para pengguna aplikasi selain SLiMS dapat pula bergabung, dengan mengkonversi data ke model SLiMS terbelih dahulu. Konversi dapat dilakukan sendiri dengan menggunakan manual yang disediakan tim SDC (dapat diunduh di http://senayan.diknas.go.id/download/docs) atau mengkonversi dengan kreativitasnya masing-masing. Selain itu juga dapat menggunakan jasa komunitas.

Saat ini sudah ada 18 perpustakaan yang berkeinginan untuk bergabung, sebagian besar telah menyetorkan data bibliografinya di JLN. Perpustakaan tersebut terdiri dari SMA, Perguruan Tinggi, LSM, SD, SMP, MAN, dll.

JLN digerakkan oleh komunitas SLiMS Jogjakarta, yang terdiri dari para pustakawan berbagai institusi, dan para mahasiswa ilmu perpustakaan.

Dengan JLN ini, maka para pengguna sistem informasi khususnya SLiMS dapat melakukan publikasi koleksi di internet secara terpadu, serta dapat melakukan P2P Service.

P2P service merupakan fasilitas yang dimiliki SLiMS untuk berbagi data bibliografi. Jika sebuah perpustakaan mempunyai koleksi baru, dimana koleksi itu telah ada dalam data biblio JLN, maka perpustakaan tersebut tidak perlu mengetik ulang deskripsi bibliografinya, cukup mengambil data bibliografi dari JLN.

URL JLN ada di http://jogjalib.net

[caption id="attachment_780" align="center" width="450" caption="JogjaLib.Net"]JogjaLib.Net[/caption]

Harapan kami, nantinya akan muncul katalog-katalog bersama yang berdiri berdasar disiplin ilmu tertentu (misal katalog bersama perpustakaan Geografi Se Indonesia) atau berdasar teritori (perpustakaan bersama se propinsi Papua) atau berdasar jenis perpustakaannya.

Terimakasih kepada pak Hendro Wicaksono dkk yang telah mengembangkan SLiMS, semoga dicacat sebagai amal jariah yang mengalir terus pahalanya.... Amin.
, , , , , ,

SLiMS dan IndoMARC

MARC merupakan kepanjangan dari Machine Readable Cataloging yang merupakan standar penulisan katalog elektronik, Standar metadata katalog perpustakaan ini dikembangkan pertama kali oleh Library of Congress, format LC MARC ternyata sangat besar manfaatnya bagi penyebaran data katalogisasi bahan pustaka ke berbagai perpustakaan di Amerika Serikat, konsep ini akhirnya diadopsi oleh berbagai Negara termasuk Indonesia yang menggunakan INDOMARC.

INDOMARC merupakan implementasi dari International Standard Organization (ISO) Format ISO 2719 untuk Indonesia, format IndoMARC ini terdiri dari 700 elemen bibliografi yang sangat lengkap. Kode MARC ini nantinya akan sangat berguna apabila terjadi proses saling bagi data elektronik antara satu perpustakaan dengan perpustakaan lainnya, biasanya dikenal dengan istilah Harvesting atau saling pungut. Sumber UPI


Dari penelusuran penulis, ada dua model INDOMARC, versi Dikti dan versi Perpustakaan Nasional. Kebetulan penulis berhasil menemukan Indomarc versi Dikti di sini.

Bagaimana field bibliografi SLiMS? Apakah dapat mengakomodasi tag yang ditentukan dalam IndoMarc. Kita lihat gambar IndoMarc berikut ini: (klik untuk ukuran besar)

[caption id="attachment_774" align="aligncenter" width="500" caption="IndoMarc versi Dikti"]IndoMarc versi Dikti[/caption]


Ketika membandingkan dengan deskripsi bibliografi di SLiMS, saya menemukan bahwa 98% yang ada dalam IndoMarc versi Dikti ini telah terakomodir di SLiMS. Ada dua tag yang tidak ada dalam SLiMS, yaitu Kode Operator dan Badan Pemilik. Meskipun demikian, Badan Pemilik dalam Indomarc dapat diwakili oleh Location di SLiMS, sementara Kode Operator dapat ditambahkan sendiri dengan menggunakan fitur Custom Bibliographic Record.

Untuk pertukaran data, perbedaan ada pada penamaan tengara. Misalnya di MARC pengarang diwakili oleh 100, maka di SLiMS xml untuk pertukaran data menggunakan MODS.

Friday 18 June 2010

, ,

Plugin Daftar Online di SLiMS

Berikut plugin untuk proses daftar ulang anggota perpustakaan yang menggunakan SLiMS. Ini dibuat ketika di perpustakaan saya (Geologi UGM) menghadapi mahasiswa baru yang banyak dan harus memasukkan satu-satu.
Pada awal saya buat sangat jadul, tapi berkat polesan Om Arie Nugraha, jadi lebih ramping.

Dengan cara online para anggota baru dapat mendaftarkan diri dan petugas tinggal mengaktifkan saja. Ketika mendaftar online, keanggotaan masih di disable.

Sayangnya plugin ini masih belum ada fitur upload foto dan pengamanan antispamnya.

Masukkan kedua file ini di /lib/contens/
Kemudian panggil dengan menggunakan /index.php?p=form

File dapat diunduh di sini

Friday 4 June 2010

, , , ,

Komunitas SLiMS Jogja: sejarah singkat

"All of Us together are smarter than just a few of us" 1


Komunitas ini merupakan komunitas yang mempunyai minat bersama pada perangkat lunak SLiMS. SLiMS merupakan perangkat lunak untuk pengelolaan perpustakaan yang dirilis dengan lisensi opensource (http://senayan.diknas.go.id). SLiMS telah digunakan oleh lebih dari 120 perpustakaan, baik di Indonesia maupun luar negeri. SLiMS sendiri dikembangkan oleh pustakawan di Indonesia dan didukung oleh para programer dari luar negeri.

Ide mendirikan komunitas ini adalah didorong oleh keinginan untuk belajar bersama tentang SLiMS, terinspirasi model komunits Linux dengan visi ingin memerdekaan pustakawan dan meningkatkan kompetensi pustakawan terutama dalam bidang teknologi informasi. Sebagaimana kita ketahui bahwa masih ada banyak pengelola perpustakaan yang belum mengenal perangkat untuk manajemen perpustakaan. Komunitas SLiMS ingin mengangkat harkat dan martabat pustakawan dengan SLiMS yang menyediakan solusi berbasis komunitas.

Kegiatan yang dilakukan adalah kumpul bulanan belajar menggunakan dan sedikit demi sedikit belajar mengembangkan software SLiMS. Tempatnya bergiliran dan diusahakan free alias tidak berbayar bagi setiap orang yang ingin bergabung.

Komunitas SLiMS berdiri kurang lebih pada bulan Januari 2010, padaa saat ini berkumpul 6 orang di selasar KPTU Fakultas Teknik UGM. Keenam orang ini adalah Purwoko, Budhi Santoso, Sumaryanto, Yusuf, Adi dan Haris. Pertemuan yang kemudian berpindah di perpustakaan Teknik Geologi UGM ini membuat kesepakatan akan ditindaklanjuti dengan acara (yang akan diusahakan) bulanan dengan format awal belajar bersama mengenai SLiMS. Personil yang kemudian bergabung cukup banyak, tercatat ada Tarto, Ari Suseno, Heri Abi; dari luar kota ada Awriel Apria S (Banjarnegara), Hartono (Kudus), Wisnu (solo), Priyanto (solo), Muhtarom (bantul) dan banyak lagi.

Pertemuan kedua pada bulan berikutnya juga diadakah di selasar KPTU Fakultas Teknikn UGM. Pertemuan kedua ini dihadiri oleh 14-an orang baik mahasiswa perpustakaan maupun pustakawan. Di KPTU ini ke 14 orang tersebut belajar upgrade SLiMS dan menginstall SLiMS terbaru. Pada saat acara ini bertepatan dengan seminggu sebelum Mini SDD (Senayan Developers Day) di Jakarta yang dilaksanakan oleh SDC (Senayan Developer Community).

Pertemuan ketiga dilaksanakan di UIN Sunan Kalijaga, tepatnya di masjid darurat UIN (Sebelah gedung serbaguna). Hadir sekitar 34 orang terdiri dari mahasiswa, pustakawan dan bebetulan juga di hadiri oleh 2 developer SLiMS dari Jakarta (Hendro Wicaksono dan Arie Nugraha) yang kebetulan ada acara di IAIN Walisongo Semarang.

Pertemuan keempat dilaksanakan dengan bekerjasama dengan Perpustakaan Fakultas Geografi UGM dan dilaksanakan di lingkungan Fakultas Geografi UGM. Diluar dugaan pertemuan keempat ini dihadiri oleh bukan hanya dari wilayah jogja, namun juga dari Solo, Boyolali, Kudus dan Klaten. Keseluruhan yang hadir mencapai 70-an orang. Pertemuan kali ini membahas tentang upgrade SLiMS dan SLiMS for beginner.

Pertemuan kelima diadakan di Ruang Seminar 1 Fisipol UGM (29 Mei 2010) dengan bekerjasama dengan Perpustakaan Fisipol UGM. Hadir dalam pertemuan ini seratusan lebih dari berbagai daerah, diantaranya Kudus, Boyolali, Klaten, Bantul, Banjarnegara. Pertemuan kali ini diberi tajuk Senayan Community Meetup yang dihadiri oleh kelompok developer senayan dari jakarta (Hendro Wicaksono, Arie Nugraha, Arif Syamsudin dan Wardiyono).

Pertemuan kelima ini cukup fenomenal, karena disampaikan secara langsung oleh pengembang tentang fitur baru di SLiMS stable 14 (Seulanga) dan ide-ide yang akan diterapkan di SLiMS stable 15 (Matoa).

Fitur baru di Seulanga adalah Union Catalog Service, P2P Service, Cetak bukti transaksi, Flexible custom field di membership dan bibliografi. Semetara ide untuk Matoa adalah implementasi third party indexing, P2P paging, pencarian yang baru dan dukungan notasi klasifikasi.

Target komunitas SLiMS kedepan adalah membuat perpustakaan yang ingin menggunakan perangkat lunak untuk otomasi dapat terfasilitasi dengan SLiMS, kemudian perpustakaan yang telah menggunakan SLiMS di Jogja dapat disatukan dalam sebuah katalog induk Jogja, sehingga orang yang ingin mengunjungi perpustakaan Jogja tinggal mengklik satu url saja. Fasilitas untuk Union Catalog ini telah tersedia di Seulanga (Stable 14). Selain itu, bersama dengan para developer, Komunitas Jogja berharap menjadi acuan pembangunan komunitas serupa di daerah lain di Indonesia.

Komunitas SLiMS jogja juga membuka diri untuk diajak bekerjasama dalam pengembangan teknologi informasi perpustakaan berbasis komunitas, baik dengan peerintah kota, kabupaten atau propinsi dalam rangka pengembangan perpustakaan.



Fitur Home





Fitur OPAC





Komunitas SLiMS mempunyai blog di http://slims.blogdetik.com, dan untuk komunitas jogja dapat dihubungi saudara Tarto (081904042823)

Salam..

* jika ada yang masih kurang dari tulisan ini boleh ditambahi, terutama tanggal-tanggal kegiatan

Wednesday 2 June 2010

, , , , ,

Menggunakan Github

Kalau dalam berinteraksi dengan orang lain ada Facebook dengan segala fiturnya, maka dalam melakukan coding/programming ada Github. Sesuai dengan mottonya, Github merupakan Social Coding.

Untuk menggunakan Github dalam melakukan coding secara bersama-sama (sebenarnya bukan hanya coding pemrograman, namun bisa juga untuk berbagi selain pemrograman) kita harus melakukan registrasi dan kemudian mendaftarkan SSH Public Key.

Untuk mendaftarkan SSH Public Key silakan baca manual berikut.

Kemudian melakukan Fork dari projec yang kita ingin bergabung.

Beberapa perintah dalam Git:

git clone git@github.com:slims/s3-doc-id.git s3-doc-id (mengclone projec s2-doc-idnya SLiMS dari github ke folder s3-doc-id lokal) Kode git@github.com:slims/s3-doc-id.git bisa anda dapatkan dari folder projec yang ingin anda ikuti, untuk SLiMS misalnya http://github.com/slims/
contoh di console:
tamu@purwoko-ubuntu:/opt/lampp/htdocs$ git clone git@github.com:slims/slims5_meranti.git slims5_meranti


Setelah clone, kemudian hasil clone di komputer lokal anda dapat anda buka, anda tambah atau kurangi. Setelah proses pengembangan program di komputer lokal anda selesai, kemudian anda harus mengunggah hasilnya ke server github untuk dapat di satukan dengan apa yang dikembangkan oleh orang lain.

Untuk mengunggah, atau dalam github di sebut push anda harus melakukan beberapa langkah terlebih dahulu:



git add . Keterangan:add [spasi] titik. (perintah ini dilakukan jika ada file baru yang ditambahkan pada sebuah project, misal ada image atau file lain yang dimasukkan)
git commit -a --Keterangan:commit[spasi] minus a [spasi] minus-minus (perintah jika ada perubahan pada sebuah file). Pada perintah commit ini, kita akan diperintahkan untuk menuliskan identitas perubahan yang telah dilakukan. Misalnya "Added: News Module"


Setelah itu, barulah kita push ke server github, perintahnya:

git push git@github.com:slims/s3-doc-id.git master (mengirimkan file dari komputer ke github)


Untuk mengantisipasi, siapa tahu ada orang lain yang sudah melakukan unduh dan mengubah,serta sudah di push, maka kita harus menyatukan apa yang sudah ada di server dengan yang telah kita modifikasi di komputer lokal.


git pull git@github.com:slims/s3-doc-id.git master


Bagaimana jika anda membuat dokumen baru dikomputer anda, lalu anda ingin mengunggahnya (push) ke github? (contoh sebelumnya dilakukan untuk projec yang sudah ada di git, kita tinggal meng clone).



1. setelah melakukan otentifikasi SSH, maka anda harus membuat dokumen
2. setelah dokumen jadi dan ingin mem-push ke github, anda harus:
3. membuat folder di github anda
4. masuk ke direktori yang sudah anda buat, lalu:
5. tamu@purwoko-ubuntu:/opt/lampp/htdocs/ucs_doc_id$ git init
6. tamu@purwoko-ubuntu:/opt/lampp/htdocs/ucs_doc_id$ git add .
7. tamu@purwoko-ubuntu:/opt/lampp/htdocs/ucs_doc_id$ git commit -a
8. tamu@purwoko-ubuntu:/opt/lampp/htdocs/ucs_doc_id$ git push git@github.com:purwoko/ucs-doc-id.git master






Git juga bisa melakukan pull dan push dari komputer lokal anda, contoh perintanya:
git pull ../s3st14-docclone master (mengepull file dari posisi ke s3st14-docclone master)


Git akan melakukan penyatuan dan pencatatan perubahan yang dilakukan. Informasi perubahan dapat dilihat dengan perintah:

gitk


Selain itu, dapat dilihat pula di http://github.com/[nama projec]/commits/master, misalnya http://github.com/slims/s3-doc-id/commits/master

Beberapa manual github dapat dibaca di:

1. Git Guide
2. Tips 1
3. Tips 2
4. Tips 3
5. Git di Wikipedia
6. Git Clone @kernel.org

Thursday 20 May 2010

, , , , , ,

LiGOS: Library Goes Opensource (Pengalaman di Perpustakaan Geologi UGM)

Gaung opensource di Indonesia, menurut saya sangat kuat. Berbagai komunitas mulai muncul sebagai bentuk penyatuan ide dan minat bersama pada opensource. Ada komunitas Linux, Komunitas Ubuntu, Komunitas SuSe, Komunitas Blender, Komunitas SLiMS dan lain sebagainya.

Kemungkinan perpustakaan migrasi ke opensource sebetulnya sangat besar. Jika dilihat kebutuhan minimal perpustakaan ddapat di cakup oleh software opensource. Operating systems dan kebutuhan perkantoran dapat dicakup oleh Linux dan Openoffice. Untuk otomasi perpustakaaan dapat digunakan software opensource untuk perpustakaan.


Di perpustakaan Geologi UGM, dari 6 komputer yang ada 5 diantaranya sudah opensource, baik operating systems maupun aplikasi perkantoran. Satu komputer yang masih menggunakan OS berbayar karena digunakan untuk membuka sistem informasi perpustakaan lama yang masih berbasis DOS.

Operating systems yang saya gunakan adalah Ubuntu Dekstop, termasuk Server menggunakan ubuntu 8.04 LTS. ISO Linux saya dapatkan dari repo Ubutu di UGM, http://repo.ugm.ac.id, sehingga menjadi mudah dan juga murah. Keculi biaya beli CD, penggunaan operating systems di perpustakaan Geologi UGM bisa dikatakan Rp.0.

Rp.0 ini juga berlaku dalam pembangunan sistem informasi manajemen perpustaaan. Sistem ini saya bangun dengan software opensource SLiMS (http://senayan.diknas.go.id), dengan diawali migrasi database ISIS ke SLiMS pada bulan Februari 2009.

Beruntung sekali, rekan kerja sangat mendukung saya dan meski lebih tua dari saya, beliau sangat menghargai dan mau belajar menggunakan Linux dan SLiMS. Bisa dikatakan bahwa di geologi ugm, perpustakaan dan karyawan perpustakaan merupakan yang pertama menggunakan opensource dibanding unit kerja lainnya.

Berikut beberapa tahapan dan yang harus diperhatikan dalam migrasi perpustakaan ke opensource
1. Kenali kebutuhan
Di Perpustakaan Geologi yang saya temukan adalah kebutuhan software sistem otomasi perpustakaan, aplikasi perkantoran (olah kata, olah angka, olah presentasi), aplikasi internet (browser, Instant Messenger), dan sistem operasi.

2. Temukan jawaban atas kebutuhan
Pada tahab ini saya melakukan pemilihan software opensource pada kebutuhan. Software opensource apa yang akan digunakan untuk otomasi, perkantoran, aplikasi internet dan sistem operasi. Standar minimal dari pemilihan ini adalah standar pada software yang telah digunakan sebelumnya. Misalnya untuk software otomasi, saya membandingkan fitur software opensource pilihan saya dengan fitur software otomasi yang lama. Hal ini untuk mengatasi agar tidak terjadi gap yang terlalu lebar ketika telah bermigrasi ke opensource.
Pada tahab ini juga harus dipastikan kemungkinan keberlanjutan migrasi, SDM yang diplot untuk bertanggungjawab pada pengembangan. Termasuk bagaimana meningkatkan kompetensi SDM pada penguasaan opensource.

3. Kemukakan kepada rekan kerja atau unit.
Mengemukakan ide dan konsep migrasi kepada rekan kerja dan atau unit lain (jika perpustakaanya luas dan punya cabang) menjadi penting untuk memberikan masukan dan mencegah resistensi. Selain itu juga untuk memantapkan bahwa kebutuhan memang akan terpenuhi dengan opensource, serta mendapatkan komitmen bersama.
Dengan proses ini, maka migrasi sebenarnya dilakukan dengan dukungan banyak fihak bukan oleh salah satu orang saja.

4. Menyusun strategi
Tahap ini dilakukan sebagai pedoman dalam menjalankan migrasi. Berisi time schedule, pihak yang dilibatkan, anggaran dan lain sebagainya.

5. Implementasi
Merupakan tahab implementasi atau migrasi ke opensource yang telah ditentukan.

Kurang lebihnya seperti itulah yang saya lakukan, dalam migrasi ke opensource di perpustakaan teknik geologi ugm. Beruntungnya saya adalah rekan kerja yang sangat kooperatif dan mendukung.

Semoga menjadi inspirasi.

Monday 19 April 2010

, ,

Membuat SIM di Polres Gunungkidul

Sejak adanya UU lalu lintas yg baru, kabarnya pencari SIM semakin banyak. Kata seorang kawan antrian di polres sampai malem, ya karena banyaknya orang yg nyari. Ada yg nyari sendiri, ada yang kolektif.

SIM saya hilang kira-kira 1 1/2 tahun yang lalu, dan baru bulan ini saya mencari, tepatnya tanggal 9 April 2010. Berikut urutan-urutan saya ketika mencari SIM di Polres Gunungkidul

1. Datang ke Polres membawa KTP, lebih baik bawa juga surat keterangan sehat dari dokter. Saat itu saya tidak membawa surat keterangan sehat, jadi saya mencari surat keterangan sehat di bagian kesehatan Polres dengan biaya Rp. 20.000

2. Sidik jari, di bagian sidik jari Polres. Biaya Rp. 5000

3. Selanjutnya berkas keterangan sehat, sidik jari dan fotokopi KTM di bawa ke ruang pendaftaran, petugas akan memberikan formulir, untuk kita isi. Kemudian..

4. Membayar di BRI, juga ada di lingkungan polres. Untuk SIM baru Rp. 75.000, untuk perpanjangan Rp. 60.000

5. Setelah itu menuju ruang ujian, dan menyerahkan berkas, menanti panggilan.

6. Setelah ada panggilan, (saya) menuju lapangan ujian praktik. Polisi akan menawarkan apakan praktik menggunakan motor sendiri atau motor kepolisian. Sebelum praktik ini, bagusnya pak Polisi mencontohkan terlebih dahulu. Jadi saya jadi berfikri bahwa ujian praktik itu bukan hal yang tidak mungkin untuk dilakukan.

Saat itu saya menggunakan motor sendiri (Shogun 125). Ujian pertama adalah melewati rintangan, berbelok belok sempit dan membentuk angka 8. Tiga kali saya baru berhasil, itu saja dengan mengganti motor dengan motor kepolisian (VEGA R) karena lebih kecil dan enteng.

7. Ujian praktik kedua adalah membelok membentuk huruf U, terdiri dari belok ke kiri dan ke kanan. Pada bagian inilah saya gagal.
Karena gagal dan harus mengulang, maka pak polisi meminta saya untuk mengambil kembali uang Rp. 75000 yang telah saya bayarkan di Bank.

Akhirnya saya mengulang pada tanggal 16 April 2010 dan hanya diawali dengan latihan 1 kali pada pagi harinya.

Ujian kali ini berhasil.

8. Berkas kemudian di bawa ke ruang ujian, dicek, dan saya diminta membayar Rp. 75000 lagi ke BRI.

9. Setelah dari BRI, berkas dibawa lagi ke ruang ujian, di cek. Saya disodori kertas diminta untuk tandatangan serta mengisi form (semacan catatan kesan/pesan/kritik selama di kepolisian). Pada form ini, masyarakat yg mencari SIM juga diminta menuliskan berapa jumlah uang yang dikeluarkan, termasuk jika menggunakan Calo. Tidak aneh, ketika masuk ke lingkungan polres, memang ada yang menawari untuk menjadi perantara pembuatan SIM, baik yang terang-terangan maupun dengan bahasa yang halus.

10. Setelah selesai, berkas saya bawa ke ruang foto dan menunggu panggilan untuk foto.

11. Setelah menerima panggilan foto, saya masuk ke ruang foto dan dilakukan foto langsung (digital)+sidik ibu jari kiri dan kanan.

12. Selanjutnya adalah mengisi daftar hadir Foto, dan menunggu foto tercetak.

Uniknya, tempat saya membubuhkan tandatangan kehadiran tersebut juga terdapat alat cetak SIM. Saya langsung bisa menunggu dan mengambil SIM saya langsung dari alat cetak.

Setelah itu mengucapkan terimakasih dan pulang.... Pengalaman ini sangat banyak perubahan dibanding 10 tahun lalu, ketika pertama kali saya berurusan dengan kepolisian dalam pembuatan SIM. Tentunya berubah kepada yang lebih baik.

Total biaya pembuatan SIM baru Rp. 100.000. Ayo jangan ragu untuk bikin sim dan ikut Ujian SIM. Khususnya untuk yg masih muda :), ujiannya mudah kok.

Friday 12 February 2010

, , , , ,

Install YAZ di Ubuntu Karmic Koala

Senayan Library Automation menggunakan YAZ, sebagai bagian dari fitur Z3950. Singkatnya untuk dapat mengaktifkan fitur Z3950, library YAZ harus terinstall.

Berikut cara instalasi YAZ pada Ubuntu Karmic Koala. Untuk Ubuntu Hardy dan Jaunty tidak jauh berbeda.

Pada Karmic Koala, YAZ sudah ada pada paket, sehingga lebih memudahkan dalam proses instalasinya.

1. Buka Synaptic.
2. Cari YAZ


3. Pilih yaz, libyaz3, libyaz3-dev dan libnet-z3950-zoom-perl untuk diinstall


4. Klik Apply


Setelah semuanya selesai, masuk ke konsole dan lakukan perintah

sudo pecl install yaz


Terakhir edit php.ini (default ada di /etc/php5/apache2/php.ini) dan tambahkan

extension=yaz.so


Kemudian cek, apakah YAZ sudah terinstall dimesin anda dengan mengecek pada paket php.


Jika sudah, maka anda bisa mengecek pada Senayan anda. Masuk Admin, Klik Bibliografi kemudian klik Z3950 service. Jika muncul tampilan seperti di bawah ini, berarti beresss.



Untuk menjalan fitur z3950, port 7090 harus terbuka.

Selamat mencoba.

Wednesday 27 January 2010

, , , , , ,

Refleksi Ngo-Opensource

Saya seorang pustakawan. Belajar komputer, bagi saya gampang-gampang susah. Namun melihat kenyataan bahwa tidak semua orang yg mahir komputer, mahir pemrograman adalah lulusan dari jurusan komputer atau informatika, menjadikan semangat tersendiri. Sampai saya berfikir, bahwa "teknologi informasi" itu bukan masalah pendidikan, tapi masalah hobby.

Pertama kenal opensource pada tahun 2000-an di UAD--> ikut kursus jaringan berbasis Windows dan Linux. Setelah itu, pulang langsung sewa Fedora Core 2 kemudian saya install, tapi kaget kok gak mau muter .mp3 pake xmms. AKhirnya ganti Suse 9, dan berganti-ganti dengan fedora dan Opensuse, sampai akhirnya hardisk saya hancur.

Setelah punya komputer baru, tepatnya laptop Lenovo G400, sejak maret 2009 sampai sekarang saya menggunakan Ubuntu.

Sejak saat itu, saya sebisa mungkin menggunakan aplikasi Opensource. Memang berat, apalagi jika dihadapkan pada pekerjaan yang (dipahami) hanya bisa dilakukan di atas Windows.

Saat ini, di tempat kerja, dari 6 komputer tinggal satu yang tidak pake Linux. Ini semata-mata karena ada kompatibilitas data sirkulasi perpustakaan pada perangkat lunak lama.

Kejadian yang memaksa saya menggunakan OS non-Opensource adalah ketika diminta membuat cd proceeding interaktif berisi file2 .pdf. Saya mesti mengindeks dan membuat navigasi antar file .pdf.

Selain itu, saya selalu berusaha menggunakan aplikasi Opensource. Sepertinya, jika kita berusaha mencari pasti akan menemukan. Misalnya ketika saya mau menggabung file .pdf, dulu pake PDF Maker. Nah setelah "bertanya" di Google ternyata saya menemukan UnePDF, kemampuan menggabung .pdf cukup mudah dan sederhana.

Pengalaman lain adalah ketika hendak mengubah file .DAT ke .flv, atau .ogv ke .flv. Akhirnya saya menemukan FFMPEG. Baru saja, saya hendak membuat video turorial. Setelah mencari ternyata ketemu dengan RECORDMYDESKTOP, yang di paket Ubuntu sudah tersedia, tinggal

sudo apt-get install recordmydesktop gtk-recordmydesktop


Untuk pengetikan, LyX sangat bisa diandalkan. Dengan hasil yang bagus dan proses pengetikan yang mudah dan tentunya ringan. Konsepnya tidak WYSIWYG, namun WYMIWYG (What You Mean is What You Get). Aplikasi perpustakaan, tentunya sampai saat ini dipercayakan kepada Senayan.

Monday 4 January 2010

, , , , , ,

SOCIAL INFORMATICS

Sumber: http://rkcsi.indiana.edu/archive/SI/si2001.html

Apakah Informatika Sosial itu?

Informatika Sosial (IS) adalah studi yang sistematik dan interdisipliner pada disain, penggunaan dan konsekuensi dari Teknologi Informasi, yang ambil bagian pada interaksi dengan institusi dan konteks budayanya. Sehingga, ini merupakan studi aspek sosial dari komputer, telekomunikasi dan teknologi yang berhubungan, serta menguji isu-isu, misalnya bagaimana TI membentuk hubungan antara organisasi dan aspek sosialnya, bagaimana gerakan sosial mempengaruhi penggunaan dan disain TI. Sebagai contoh, peneliti IS tertarik pada pertanyaan mengenai akibat pengembangan TI di masa depan. Bagaimanapun, tidak seperti gaung spekulasi pada umumnya, strategi peneliti IS biasanya berdasar pada data empirik. Peneliti SI menggunakan data untuk menganalisis keadaan saat ini dan yang baru saja terjadi untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik, bagaimana perubahan sosial itu dimungkinkan, yang masuk akal dan dimungkikan pada masa akan datang.

Istilah TI biasanya merujuk pada berbagai aplikasi yang luas, misal email, pengolah kata, program pengubah video, perambah jajaring, sampai pada teknologi yang mendukung berbagai aplikasi yang berbeda, misal jaringan fober-optik. Pada tataran individu, penggunaan TI membutuhkan penggunaan seperangkat aplikasi TI yang spesifik, misalnya datbase atau internet. Di Amerika Utara, istilah TI sering digunakan agak tidak tepat, untuk merujuk pada aplikasi khusus atau teknologi dasar yang luas.

Salah satu konsep kunci dari IS adalah bahwa TI tidak didisain atau digunakan pada aspek sosial dan teknologi yang terpisah. Dari sudut pandang ini, kontek sosial dari TI mempengaruhi pengembangan, penggunaan dan akibatnya. Akibat, dapat terjadi dengan tidak langsung dan terlihat pada hitungan periode, tahun atau dekade, bukan pada hitungan bulan.

Dari perspektif SI, aplikasi TI dapat di lihat sebagai "jaringan sosio teknologi", yang mana sistem terdiri dari berbagai elemen berbeda, seperti perangkat keras, perangkat lunak, kontrak resmi serta orang dalam hubungannya dengan orang lain dan dengan elemen sistem yang lain.

Dari perspektif non-IS, pada penggunaan dan efek dari TI terpusat hampir semata-mata pada katakteristik teknis (misal: fitur pemroses informasi pada komputer), dan posit specific effects due to those features.


Posisi ini disebut dengan detirminisme teknologi. Perspektif ini memandang banyak elemen penting, misalnya kontek sosial dan organisasional daro teknologi dan manusia yang menggunakannya. Beberapa perspektif juga membentuk asumsi yang keliru, isalnya asumsi bahwa aplikasi TI punya arti yang sama untuk semua yang menggunakannya dan akan mempunyai akibat yang sama untuk semua.

Pada area ini, misalnya, banyak orang yang antusias pada kemungkinan penggunaan internet untuk meningkatkan pendidikan publik di Amerika. Pada akhir 1990-an, banyak sekolah yang diberi internet dan mendapatkan laboratorium komputer. Bagaimanapun, banyak politisi dan orangtua yang tidak merealisasikan pelajar menggunakan internet untuk mendorong penelitian baru, dipengaruhi cara guru menggabungkan sumberdaya internet kedalam pengajarannya. Dalam banyak kasus, meskipin sekolah diberi akses pada internet, guru tidak dibantu dalam mengembangkan minat dan cara terbaik dalam mengajar menggunakan layanan internet.

Peneliti IS mengharapkan bahwa akan ada perbedaan mendasar pada nilai pendidikan intenet pada sekolah, dimana guru mempunyai cukup dukungan untuk memikirkan dan mengaplikasikan cara baru dalam mengajar, dibanding dengan sekolah yang tidak memiliki (intenet).

Dengan demikian, peneliti IS tidak akan mengharapkan untuk menemukan akibat yang sama pada lintas sekolah yang menerima koneksi internet.

Bersambung..