Saturday 18 February 2023

Buku LI-nya FPPTI: catatan pungkasan saya

Telah ada 3 tulisan saya sebelumnya, yang membahas buku LI-nya FPPTI yang baru. Pertama secara umum, kedua terkait Bab 5, dan yang ketiga tentang Bab 2.

Sebelumnya, sebagai bagian dari proses komunikasi (agak) ilmiah, saya hendak mencoba menuliskan telaah pada setiap bab buku tersebut. Sebagai produk yang dikonsumsi publik, tentu saja bukan hal terlarang untuk ditelaah. Saya melakukan telaah bukan karena saya sempurna, melainkan karena menjadi bagian dari proses saya belajar. 

Namun, agaknya berat jika meneruskan telaah semua bab. Selain itu, kawan saya, Kang Yogi dalam grup Pustakawan Blogger menyarankan agar disudahi saja. Sebagai junior saya ngestoake dhawuh senior. Saya sudahi saja telaah per bab, saya alihkan ke catatan pungkasan.

Dan, tulisan ini merupakan catatan akhir atau pungkasan itu.

Buku LI-nya FPPTI terbit November 2022. Jika dihitung sampai saat ini, saat tulisan ini saya buat, usia terbitnya sekitar 3-4 bulan. Pada halaman sampul tertulis judul dan logo FPPTI + tahun 2022.  Judul lengkapnya Panduan Literasi Informasi Pendidikan Tinggi. Tidak ada nama penulis.

Nama-nama yang bertanggung jawab atas buku ini ditulis di halaman ii. Nama yang ditulis dikelompokkan pada beberapa peran. Pertama tertulis Tim Pengarah (4 nama),  Penyusun (1 nama dengan keterangan “Ketua Tim”), Tim Perumus (5 nama), Tim Ahli (5 nama), Tim Penyusun (5 nama), Tim Pelatih (2 nama), Tim Reviewer (2 nama), Editor (2 nama), Sekretaris (2 nama). Total ada 28 nama.

Pada halaman iii tertulis hak cipta 2022 Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia. Pada halaman iv tertulis Katalog dalam Terbitan (KDT), yang memuat informasi penerbit Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan Kemenristekdikti dan FPPTI. 

Namun yang saya belum paham, pada bagian lain di halaman iv, yang tegas ditulis sebagai penerbit hanya FPPTI.

Munculnya nama Kemenristekdikti ini dikuatkan oleh Ketua FPPTI pada halaman v, yang menyebutkan bahwa buku ini lahir dari usulan FPPTI pada Dirjen PRP Kemenristekdikti.

*** 

Berdasar pembacaan saya, yang sebagian telah saya tuangkan pada 3 tulisan sebelumnya, maka ada beberapa catatan pungkasan saya pada buku ini.

Pertama, buku ini terbit November 2022 dengan penerbit (sebagaimana tertulis pada KDT) Kemenristekdikti dan FPPTI. Jika dirunut, pada 2021 Ristek menyatu dengan Kemendikbud. Maka bisa dianggap buku ini terbit terlambat. Diterbitkan oleh institusi, yang saat tahun terbit, institusi tersebut sudah tidak ada.

Kedua, naskah buku ini saya anggap belum selesai sepenuhnya. Setidaknya saya berkesimpulan demikian karena saya (dengan segala kekurangan saya) menemukan berbagai kesalahan yang seharusnya tidak terjadi untuk sebuah buku yang ditulis oleh nama-nama kredibel dan telah tinggi jam terbangnya. Apalagi diberi testimoni sangat positif oleh dua akademisi, salah satunya merupakan guru besar.

Kesalahan tersebut, yang sepele misalnya salah ketik, juga pilihan kata yang tidak tepat. Kemudian yang agak berat misalnya kalimat yang rancu, definisi yang tanpa referensi, bahkan ada referensi yang saya belum temukan di daftar pustaka.

Ketiga, sebagai sebuah buku panduan, buku ini tetap dapat digunakan untuk pustakawan yang hendak belajar menjalankan praktik mengajar literasi informasi sesuai dengan konsep yang diusung buku ini. Namun, jika hendak digunakan sebagai pengayaan teoritis, menurut saya tidak sepenuhnya (bahkan kurang) layak. 

Kenapa? Ada pernyataan yang tanpa dilandasi argumen ilmiah dan referensi. Misanya pada penentuan jurnal atau konferensi yang kredibel dengan melandaskan pada Scopus, Beallslist, ScimagoJR, juga ScolarlyOA.

Keempat, dengan catatan-catatan kekurangannya, buku ini dapat dijadikan contoh karya yang berbeda antara idealisme isi dan kenyataannya.

Misalnya, pada halaman 78 disebutkan tindakan plagiarisme yang tidak disengaja. Dua diantaranya tidak konsisten dalam menggunakan model sitasi, dan jumlah antara sumber yang dikutip dalam teks berbeda dengan yang tercantum dalam daftar pustaka.

Sebatas yang saya lihat, buku ini tidak konsisten dalam menggunakan model atau gaya penulisan sitasi dan referensi, juga berbeda jumlah antara referensi yang ada di teks dan daftar pustaka.

Dengan kalimat pendek, kesimpulan saya: meski mendakwa diri sebagai panduan literasi, buku ini sendiri kurang literasi.

***

Sebagai tambahan informasi, pada halaman sampul belakang, tertulis testimoni dari 2 pengajar Ilmu Perpustakaan.


Terima kasih


Share:

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih, komentar akan kami moderasi