Saturday 5 September 2020

,

Menulis

Malam tadi, tepatnya petang kemarin, ada obrolan di pustakawan blogger. Melalui Zoom, online. Pesertanya tembus 70-an. Pada saat ditutup masih ada 63 bertahan. Bagi saya ini banyak. Sangat banyak.

---

Tema-nya tentang kisah para blogger. Ada beberapa pemantik. Sebagai blogger, saya pun ikut.

Sebagai bahan cerita, saya mengingat lagi awal mula ngeblog. Sulit ternyata. Hanya mengandalkan jejak postingan pertama, bulan Maret 2007. 13 tahun lalu. Tentang alasan saya ngeblog? entah. Saya lupa.

Ada beberapa jenis tulisan saya di blog. Pertama salin tempel. Jujur saya pernah melakukan ini. Tentu dengan menyebut sumber. Biasanya untuk tulisan yang saya anggap menarik. Salin tempel ini terjadi pada awal ngeblog.

Kemudian tentang pekerjaan. Biasanya terkait panduan atau catatan yang saya anggap penting untuk saya, dalam melayani mahasiswa. Dari pada catatan tercecer, maka saya tulis di blog. Supaya mudah ketika membutuhkannya lagi.

Pada periode beberapa tahun terakhir, tulisan lebih banyak diwarnai oleh perenungan. Perenungan ini, sebagian besar saya kemas dengan karakter Paijo dan Karyo.

Perenungan, dan kemudian saya lanjutkan dengan berfikir kritis, saya lakukan dengan mendekati fenomena/trend kepustakawanan dari sisi yang berbeda. Dengan demikian, saya mendapatkan pandangan yang kadang bertolak belakang. Pandangan ini kemudian saya benturkan dengan teori yang dianggap mapan. Ketika saya memperoleh argumen, maka kemudian saya tulis.

Tulisan saya posting. Kadang ada yang baca. Bahkan rame komentarnya. Para doktor ikut nimbrung. Kadang tidak. Tidak mengapa.

Ada juga yang japri saya. Mengatakan sepakat atau sepaham. Namun sungkan mau menuliskan. Ah. Ternyata saya tidak sendiri.

Dari sinilah, kemudian saya memperoleh alasan, betapa rapuhnya beberapa (baca: tidak semua) perkembangan konsep dalam bidang perpustakaan.

Saya tidak menampik, bahwa ada yang tidak sepakat, atau menganggap perenungan saya itu mubadzir. Bahkan mungkin lucu. Saya, pada beberapa hal, dianggap mengulang perenungan para pemikir perpustakaan generasi sebelumnya. Saya sendiri tidak tahu pemikir mana yang sama pikirannya dengan saya. Tidak mengapa. Saya nikmati proses dalam diri saya ini.

*

Tujuan saya menulis tidak agar terkenal. Saya ikut belajar h-indeks, g-indeks, dan beberapa angka lainnya. Meski saya bekerja di perpustakaan yang kultur ilmiahnya kental, bahkan saya menjadi bagian yang mendukungnya, namun agaknya dalam hal angka impact ini saya belum/tidak ketularan. Saya menulis, setidaknya sampai saat ini, tidak agar h-indeks atau kutipan naik atau alasan serupa lainnya.

Saya menulis, ya buat menulis. Menuangkan pikiran, belajar merangkai kalimat, paragraf.

Mungkin karena alasan inilah, saya jarang bisa nembus konferensi atau pertemuan ilmiah kepustakawanan. Bahkan, terakhir saya nulis di jurnal, sudah 4 tahun lalu. Rentang waktunya jauh dengan tulisan sebelumnya.

*

Meski sekarang populer vlog, podcast, dan lainnya, namun menulis tetap punya tempatnya sendiri. Tulisan, bagi saya memiliki derajat yang lebih tinggi.

Tetaplah menulis, kawan!


Jumungah Pon 16 Sura Jimakir AJ 1954

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih, komentar akan kami moderasi