Monday 14 January 2019

Pustakawan Perguruan Tinggi, belajarlah dari pustakawan-pustakawan keren ini

gambar lisensi free dari Pixabay
Di sebuah grup wa yang egaliter, maha asyik dan tronjal-tronjol terlontar diskusi tentang pustakawan ideal. Kemudian berlanjut kepada pertanyaan: siapa yang bisa kita (pustakawan) contoh untuk menjadi pustakawan yang keren?.

Bu Labibah, dosen IPI di UIN Kanjeng Sunan Kalijaga Yogyakarta, salah satu warga grup wa maha keren tersebut kemudian memberi nama-nama pustakawan keren sebagai rekomendasi. Tentunya sesuai pendapat beliau. 

Tentunya nama pada rekomendasi itu tidak begitu saja muncul dari benak beliau. Sudah melalui filter maha ketat, yang kemudian menyisakan yang mentes dan benar-benar berkualitas. Seorang dosen selevel Bu Labibah yang sudah malang melintang di dunia kepustakawanan dalam dan luar negeri, alat filternya pun pasti keren. Luasnya pergaulan dan jejaringnya, menjadi garansi bahwa pilihannya pastilah keren.

Atas ijin beliau, nama-nama tersebut saya tuliskan di sini, agar semakin bermanfaat untuk banyak orang. Maaf, hanya singkat. Namun, dengan pengetahuan kepustakawanan teman-teman, info singkat ini bisa jadi titik awal untuk melacak kekerenan mereka.


Karyo: Itu pertimbangan atau filternya apa, Jo?
Paijo: Embuh, Kang. Pokoke aku percoyo disik, sampai kemudian ada yang membuatku tidak percaya.

Karyo: Pancen kowe kui. Padunya melek nggo bahan nulis blog.
*****

Pertama ada nama Wahyani.  Beliau pustakawan di UIN Sunan Kalijaga. Bu Labibah mengatakan bahwa Wahyani pernah belajar selama 8 hari di Jerman. "Wahyani setelah dari German, value kereferensiannya muncul. Sekarang dia lebih proaktif dan punya program,".

Nama berikutnya adalah Clara, atau Kalarensi Naibaho, pustakawan UI Jakarta. Terkait Clara, Bu Labibah sampai mengutarakan pernyataan "Saya pernah bilang ke orang-orang kalau saya punya kuasa dan diberi keleluasaan memilih pustakawan keren atau duta pustakawan maka ada nama Luckty (pustakawan sekolah) dan Clara sebagai pustakawan terkeren".

Pandangan ini diamini oleh Yogi, yang juga penghuni grup wa. Yogi mengatakan "Setuju, Clara Naibaho dan Luckty, tipikal pustakawan interaktif dengan gaya storyline. Itu yang mendobrak batas sekat bahwa perpustakaan itu tembok. Membaca kegiatan day to day sebagai pustakawan seolah mengajak pembaca menyelami..nih loh...kalian bisa merasakan sebagai pustakawan toh...hi hi hi 👍👍 top pokoke".

Bahkan Luckty, yang disebut bersamaan dengan Clara juga menyampaikan testimoninya, "Bu Clara memang idola. Tipikal pustakawan zaman now".

Berikutnya, Nina, atau Purwani Istiana pustakawan di UGM. "Mereka (Clara dan Nina), mereka (lulusan) dalam negeri tetapi reference nya jalan betul. Ruh nya kebawa", demikian Bu Labibah menekankan. Bu Nina merupakan pustakawan yang tahun 2017 hampir menyatukan dua predikat pustakawan berprestasi nasional. Beliau berhasil memperoleh predikat terbaik versi Perpustakaan Nasional, dan terbaik 2 versi DIKTI dalam tahun yang sama. Sesuatu yang jarang, bahkan mungkin baru sekali terjadi.


Nama berikutnya Faizudin Herliansyah, atau kerap disebut Pak Faiz. Sekantor dengannya, juga disebut Ari Zuntriana. Pak Faiz menyelesaikan S2 di Australia, sedangkan Ari di Inggris. Jika melihat dua asal ijazah ini, kita bisa terka betapa kerennya keduanya. Tidak salah Bu Labibah merekomendasikan keduanya bagi pustakawan (khususnya PT) untuk belajar.

"Kalau perlu pergi ke Malang, (silakan) seharian membersamai Faiz dan Ari di UIN malang", demikian Bu Labibah menyarankan.

Safira UGM, Bu Labibah sebut berikutnya. Maksudnya adalah Safirotu Khoir, atau sering dipanggil Mbak Fera yang ngantor di Perpustakaan UGM. Mbak Fera merupakan satu diantara sedikit pustakawan atau orang yang bekerja di perpustakaan yang bergelar S3. Bahkan S2 juga bidang perpustakaan/informasi. Dengan S1 bidang bahasa Inggris menjadikan lengkap kemampuannya. Tak heran jika Bu Labibah menyebut Mbak Fera sebagai salah satu orang pustakawan yang layak ditiru.

Nama terakhir, kembali dari UIN, tepatnya UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Amrulloh Hasbana. Pak Amrull, merupakan kepala perpustakaan UIN SH, juga menjadi pembicara pada berbagai seminar atau pelatihan pustakawan.


*****
Diskusi di grup wa, salah satunya mengarah pada pentingnya "nyantrik" pada pustakawan yang dianggap bisa ditiru. Bukan sekedar studi banding, namun benar-benar ngintil seharian, melihat apa pekerjaan yang sehari-hari mereka lakukan. 

Paijo: loh, kalau mereka makan, kita ikut makan, kalau mereka ke kamar mandi?
Karyo: kalau mereka makan, ya kamu beli sendiri di kantin, Jo. Kalau mereka ke kamar mandi, kamu juga ikut ke kamar mandi. Tapi beda kamar. Jangan sama. Iso kena pasal kowe.

Paijo mempertimbangkan benar apa yang disampaikan Bu Labibah. Dia ingin, di sisa hidup dan sisa pengabdiannya menjadi pustakawan bisa, paling tidak, belajar dan berusaha meniru pustakawan terbaik negeri ini.



Senen
06.04 pagi sebelum mandi
7 Jumadilawal 1952 Bhe/14 Januari 2019
Share:

1 comment:

  1. Keren ini mah,... Ilmu nyantrik adalah ilmu yang sangat luar biasa. Sudah menjadi rencana, bahwa saya akan berusaha nyantrik kepada beberapa nama tsb. Semoga bisa mendapatkan ilmu-ilmu keren beliau2 dan bisa mengamalkan ilmu yang didapat dari beliau2. Aamin

    ReplyDelete

Terimakasih, komentar akan kami moderasi