Friday 17 November 2017

“Yang membutuhkan anda jadi pustakawan itu bukan anda, tapi institusi ini”


"Google" jaman old
Purwo.co -- Sampai lulus SMK, tak terfikir pada diri saya untuk menjadi pustakawan. Sampai akhirnya Wakil Kepala SMK saya dulu menyampaikan peluang profesi ini. Bahkan, setelah bekerja di perpustakaan hampir 10 tahun, atau 3 tahunan sejak menjadi karyawan tetap, saya tidak mengajukan diri sebagai pustakawan resmi.

###

Pada tulisan sebelumnya, saya menuliskan bahwa ada yang menyampaikan, “biar mas Purwoko jadi pustakawan sebelum saya pensiun, dan saya ikut memrosesnya". Kalimat ini berpengaruh bagi saya untuk mendaftar menjadi pustakawan. Namun, setelah saya ingat-ingat lagi, ada pesan lainnya yang menjadikan saya berubah, dari sebelumnya yang tidak tertarik.

Ya, sebelumnya saya tidak merasa tertarik. “Yang penting, saya bekerja di perpustakaan, dan berusaha menjalankan fungsi atau peran pustakawan dengan sebaik-baiknya”, demikian yakin saya. Namun, seiring waktu berjalan, kalimat yang saya jadikan judul posting ini muncul.

“Yang membutuhkan anda jadi pustakawan, itu bukan anda tapi institusi ini”

Kalimat tersebut disampaikan salah seorang pimpinan di tempat kerja saya. Cukup telak, dan membekas. Kalimat tersebutlah yang  akhirnya membuka pemahaman saya tentang pentingnya status resmi pustakawan. Jika saya memang bekerja di perpustakaan, alumni pendidikan (ilmu) perpustakaan, maka saya harus total. Tidak boleh setengah-setengah.

Kalau setengah-setengah, tidak jelas, sepertinya saya condong pada posisi pecundang. Apalagi, saya mengajukan kerja dengan ijazah dan syarat terkait perpustakaan pada lowongan pustakawan, bekerja di perpustakaan, serta  dengan kondisi institusi sekarang membutuhkan pustakawan. Kalau saya mengingkari atau tidak mengajukan diri menjadi pustakawan, agaknya saya justru mengingkari apa yang sudah diberikan saya sejak awal.

Paijo: “hmm, apik, Yo”.
Karyo: “mugo barokah, Jo. Aamiin”.

Mungkin masih ada, yang kerja di perpustakaan, memenuhi syarat menjadi pustakawan, serta institusinya membutuhkan lebih banyak karyawan berstatus pustakawan, namun belum mengajukan diri menjadi pustakawan. Alasannya pun bisa bermacam.

Bisa memiliki alasan seperti alasan yang pernah saya yakini. Atau alasan lainnya, yang hanya diketahui dirinya sendiri. Setiap kita memang punya pilihan masing-masing. Namun jika semua syarat terpenuhi sebagaimana yang saya cetak tebal di atas (melamar kerja pada lowongan pustakawan, bekerja sebagai pustakawan, dan saat ini institusi membutuhkan pustakawan) maka ajukanlah menjadi fungsional pustakawan. Semoga itu lebih barakah, bagi pribadi dan bagi institusi.

Apalagi yang dicari, jika bukan barakah?

Dihadapi dengan gembira. Utamakan kesehatan dan keseimbangan hidup. 
#pustakawanblogger
Sambisari, 17 November 2017
Malam Sabtu, 20.47

Share:

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih, komentar akan kami moderasi