Sunday 31 May 2015

, , ,

Redesigned Brainstorming Mode with XMind

Mind map merupakan cara menuliskan ide/gagasan atau apapun dengan model penulisan menyerupai sraf otak manusia. Dimulai dari tengah, kemudian menyebar. Untuk memahami lebih lanjut tentang mind map, silakan baca buku Tony Buzan. Xmind beralamat di https://www.xmind.net/ dan dapat diunduh secara bebas melalui web tersebut. Tentunya yang dapat diunduh adalah yang versi FREE. Untuk mendapatkan yang versi PRO, perlu membayar terlebih dahulu guna mendapatkan lisensi.

XMind memiliki berbagai template yang siap digunakan. Mulai dari versi standard, to do list, flowchart, plan, project dashboard dan lainnya. XMind juga menyediakan theme yang menarik. Pada bagian properties, dimungkinkan melakukan pengelompokan cabang yang telah dibuat, membuat relasi antar topic, simbol, note dan lainnya.
http://lib.ft.ugm.ac.id/web/wp-content/uploads/2015/02/Sumber-Informasi-Ilmiah1.png
Gambar di atas merupakan contoh mind map tentang sumber informasi yang dibuat dengan XMind kemudian diekspor dalam bentuk .png.

, ,

Membuat Diagram dengan DIA

http://dia-installer.de/doc/en/graphics/dia-startup.png
DIA, beralamat di http://dia-installer.de/ merupakan software untuk membuat diagram. Mulai dari flowchart maupun diagram lain dengan berbagai kepentingan. Hasil desain diagram dapat dieksport ke bentuk .png, tif dan lainnya.

Dalam lembar kerja DIA telah tersedia berbagai lambang diagram alir sehingga cukup memilih bentuk yang diperlukan saja. Demikian pula garis yang dibutuhkan juga telah tersedia

Friday 29 May 2015

, , ,

Buku Panduan Mendeley dan Zotero "Manajemen Dokumen Ilmiah: menggunakan zotero dan mendeley"

Alhamdulillah, akhirnya selesai cetak. Tak dipungkiri, masih ada kekurangan, namun harus disyukuri akhirnya buku 98 halaman ini selesai juga. Terimakasih untuk Mas Randi, dan bu Fitri yang membantu persiapan buku ini.


Buku ini berjudul "Manajemen Dokumen Ilmiah: menggunakan zotero dan mendeley". Isinya tentang sumber informasi, pengelolaan dokumen ilmiah menggunakan Zotero dan Mendeley, sinkronisasi antara Zotero dan Mendeley, sinkronisasi dengan Dropbox dan ulasan tentang XMind dan LyX.

Bagi para dosen, mahasiswa dan siapa saja yang memiliki dokumen ilmiah, buku ini membantu memahami penggunaan  Zotero dan Mendeley untuk mengelola koleksinya, tercetak maupun digital. Pada akhirnya untuk mencari berbagai koleksi yang dimiliki tidak harus membuka berbagai folder dalam komputer, namun cukup melalui satu aplikasi saja. Selain itu akan terbantu dalam membuat sumber kutipan, membuat daftar pustaka, berjejaring antar ilmuwan.

Bagi pustakawan, dengan menguasai kedua aplikasi ini maka akan berkesempatan menambah layanan perpustakaannya menjadi lebih bervariasi. Layanan workshop/pelatihan Mendeley atau Zotero telah banyak dilakukan oleh perpustakaan di berbagai negara.
  • http://www.library.northwestern.edu/node/4829 
  • http://osulibrary.oregonstate.edu/mendeley-workshop-415
  • https://library.stanford.edu/englib/workshops
  • http://guides.library.ucla.edu/zotero
  • http://www.library.northwestern.edu/node/4831
  • http://library.columbia.edu/locations/lehman/Zotero-workshops.html
  • http://lib.ft.ugm.ac.id/web/layanan/layanan-kreatif/workshop/
  • http://libguides.mit.edu/mendeley
  • http://guides.library.harvard.edu/content.php?pid=252304&sid=3177847


Judul            : Manajemen Dokumen Ilmiah menggunakan Zotero dan Mendeley.
Penerbit       : Aswaja
Tahun           : 2015
Harga           : Rp30.000,-
Preview buku ada di klik.


Pembelian dari luar Jogja + ongkos kirim. Wilayah Jogja, akan diantar setelah pukul 16.00 WIB atau hari Sabtu/Minggu. Pembayaran bisa via ATM/Transfer
Dapat dipesan melalui kontak Whatsapp: 081348232561 atau SMS: 089655191832

Untuk wilayah UGM atau Jogja, juga bisa berkunjung ke Perpustakaan FT UGM. Buku tersebut tersedia di Perpusatkaan FT UGM.

Wednesday 27 May 2015

,

Mengelola foto dengan Photoscape

Rekan pustakawan sekalian... pastinya akrab dengan foto yak. Kegiatan perpustakaan harus didokumentasikan, kemudian juga disebarkan agar diketahui orang banyak. Dengan mengetahui kegiatan ini, harapannya mereka akan datang dan mengikuti kegiatan kita.
Ada berbagai aplikasi pengolah foto, salah satunya Photoscape. Seperti gambar di samping, kita bisa melakukan berbagai manipulasi terhadap foto yang kita miliki.
Photoscape dapat diunduh di http://www.photoscape.org/ps/main/download.php.

Friday 15 May 2015

,

Beberapa penjelasan tentang status metadata dan file pdf (fulltext) di akun Mendeley

Berikut ini beberapa jawaban dari pertanyaan saya tentang Mendeley. Dijawab oleh Pauv Tevner, beliau merupakan Mendeley Educational Resources Manager.

Saya: Di mana tujuan fitur pencarian di Mendeley Literature Search?

Saya: Isi katalog berasal dari mana? apakah ada peer review?
Berikut jawaban beliau:


Saya: Terimakasih. Dalam My Account -> sharing / importing, saya menemukan "Edit Library Access Links".
Apakah ini juga digunakan untuk menambah tujuan pencarian dalam Literature search?


Saya:
1. berarti URL tujuan dari "literature search' hanya "Mendeley Catalog" yang berasal dari crowdsourced?
2. saya tidak bisa mencari artikel dari ScienceDirect (yang dilanggan institusi saya), dengan Mendeley Literature Search, benar ya?
3. Terkait  crowdsourced, berarti Mendeley hanya membuat katalog koleksinya dari metada yang dimiliki user, ataukah juga fulltextnya? atau memang Mendeley melindungi file .pdf user?



Wednesday 13 May 2015

, ,

Tips terhindar dari plagiat

 Sumber:
http://i062.radikal.ru/1401/a7/7f4326371504.png
Berikut ini  tips menghindari plagiat ketika menulis. Tips ini saya peroleh dari Ir. Wartono Rahardjo (Dosen Teknik Geologi UGM), ketika berdiskusi tentang plagiat di Perpustakaan Teknik Geologi UGM, semoga tidak ada yang terlewat.
  1. Ketika membaca buku teks, sediakan kertas kecil, ukuran 1/2 A5.
  2. Pada lembar pertama tulis bibliografi dari buku yang dibaca.
  3. Lembar berikutnya gunakan untuk menulis ide-ide yang muncul dari buku tersebut.
  4. Lakukan sampai ide dalam buku tersalin semuanya.
  5. Jika penulisan ide menggunakan metode mindmapping, maka cukup dalam selembar kertas dengan ukuran secukupnya.
  6. Ketika menulis artikel, bacalah lembar-lembar kertas yang sudah dibuat, periksa ide yang ada dan kembangkan kalimat dari ide tersebut.
  7. Jangan membuka buku sumber kecuali sangat perlu (misalnya untuk memastikan/konfirmasi isi).
  8. Pengembangan kalimat dari ide dasar yang ditulis dari buku, akan menghindarkan dari proses copy-paste.
  9. Setelah artikel selesai, baca ulang, serahkan ke orang lain untuk memeriksa.

Tuesday 12 May 2015

, ,

What? Sendirian mengelola perpustakaan, bisakah?

Sumber gambar: http://libraryconnect.elsevier.com/articles/2015-04/flying-solo-could-you-manage-one-person-library-new-infographic-download-and-share


Sendirian mengelola perpustakaan? pasti berat. Mulai dari nyapu, ngepel, nyulaki bledug. Mengganti lampu mati, memperbaiki komputer rusak, beli buku, ngurusi denda.

Banyak yang mengalami hal tersebut di atas, mungkin termasuk anda. Menjadi pustakawan tunggal memang berat, jika dipikir terlalu dalam. Tapi jika di bawa senang, ya senang saja.

Bagi anda yang menjadi pustakawan tunggal, atau calon pustakawan (untuk jaga-jaga siapa tahu nanti jadi pustakawan tunggal), coba anda perhatikan gambar terlampir, lalu isi sesuai dengan keadaan diri anda. Infografi terlampir terkait dengan manajemen waktu, manajemen perubahan, manajemen tekanan, pemasaran, pengembangan diri, pengembangan koleks, teknologi informasi, katalogisasi dan pengelolaan terbitan berkala. Wuih banyak juga yak.
Nah, apakah anda mampu menjadi pustakawan tunggal?


beberapa seting pencarian untuk LibX


Berikut beberapa seting di LibX untuk beberapa sumber informasi:
  1. Katalog berbasis UCS SLiMS : http://urlucs/index.php?keywords=%Y&search=Search
  2. SUMMON : http://urlsummon/search?s.cmd=addFacetValueFilters(IsFullText,true)&s.light=t&s.q=%JOIN{<http://ugm.summon.serialssolutions.com/search?s.cmd=addFacetValueFilters(IsFullText,true)&s.light=t&s.q=%JOIN%7B>}{Y|%Y}{t|%t}{a|%a}{jt|%jt}{at|%at}{c|%c}{i|%i}{doi|%doi}{pmid|%pmid}{v|%v}{isu|%isu}
  3. Jurnal UGM : http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/index.php?slJurnal=&slSearch=&txtQuery=%Y&cari=Search#result
  4. SCOPUS : http://www.scopus.com/search/submit/xadvanced.url?searchfield=%JOIN{%20AND%20}{Y|TITLE-ABS-KEY(%Y)}{at|TITLE(%at)}{a|AUTHOR-NAME(%a)}{jt|SRCTITLE(%jt)}{year|PUBDATETXT(%year)}
  5. Google Scholar : http://scholar.google.com
  6. GoogleBooks : http://www.google.com/books?hl=en&as_vt=%t&as_auth=%a&as_isbn=%i&as_q=%Y
  7. Google : http://www.google.com/search?hl=en&q=%Y

tampilan LibX

Friday 8 May 2015

, ,

SubjectPlus: membuat pathfinder daring

Pathfinder merupakan salah satu alat untuk memudahkan pemustaka menemukan informasi yang tepat tentang sesuatu hal. Ketika perkembangan layanan online semakin pesat, maka pathfinder online juga menjadi kebutuhan. Subjectguide, merupakan istilah yang sekarang banyak digunakan merujuk pada pathfinder.
http://www.slideshare.net/buffyjhamilton/pdf-file-creating-subject-guides-for-the-21st-century-library-by-buffy-hamilton
Salah satu aplikasi yang bisa digunakan untuk membuat Subjectguide adalah Subjectplus. Tagline SP adalah "Take control of your library data".  Fitur-fitur dalam SP:
  1. Membuat guide
  2. Daftar staf
  3. Daftar database
  4. FAQ
  5. Suggestion box
  6. Responsive design
  7. Multilingual
  8. API
  9. Summon suggestion
  10. Installer/updater
Ketika membuat sebuah guide dengan tema/subjek tertentu, dalam SP dimungkinkan menyatukan sumber dari RSS, katalog, embed video dari youtube dan vimeo, seting subject spesialis, editable box, dan lain sebagainya.

Contoh konsep Subjecguide di Pepustakaan FT UGM
Monggo para pustakawan dapat membertimbangkan aplikasi ini untuk menembah nilai lebih perpustakaannya. Jangan lupa, siapkan dengan matang..

"carefully constructed subject guides can  help learners access  quality information more efficiently", demikian kutipan dari slide Buffy Hamilton halaman 28.

Thursday 7 May 2015

, , ,

#apahobimu? Bagi pustakawan ini penting..!

Hi bro..

Para pustakawan sekalian, pernahkah ketika melamar kerja ditanya tentang hobimu? lalu kami jawab apa?

Menurut pakar curriculum vitae, informasi hobi dalam CV sangat berpengaruh ketika melamar pekerjaan. Hobi akan menjadi pertimbangan perekrut, karena dengan hobi akan dapat dilihat/prediksi apa yang akan dilakukan pelamar pekerjaan ketika waktu luang saat bekerja.

Waktu luang ketika bekerja tentunya dialami oleh semua orang, termasuk pustakawan. Kalau dilihat pada jaman sekarang banyak sekali pelarian untuk mengisi waktu luang. Mulai dari baca koran, keluar kantor (perpustakaan), makan, ngobrol, ngerumpi, facebookan, nulis, baca, belajar,browing di internet, mendengarkan musik, nonton film, tidur, rokokan, mikir, sampai perilaku galau tak karuan. Alasan melakukan berbagai hal tersebut juga bermacam-macam. Ndak ada kerjaan, pimpinan ndak ngasih kerjaan, terlalu banyak staf, pekerjaan sudah selesai, pekerjaan sudah banyak sehingga butuh istirahat, pekerjaan sudah cukup untuk mengisi SKP,  dan lainnya.

Mengisi waktu luang dengan hal positif itu wajib. Mengisi waktu luang dengan hal yang dapat menyegarkan fikiran kembali, itu boleh. Delapan jam kerja terus menerus, itu tidak sehat. Maka pilihan kita semua untuk menentukan hal apa saja yang perlu dilakukan untuk mengisi waktu luang.

Dari kemungkinan di atas, maka hobi sangat berpengaruh pada apa yang akan dilakukan oleh pustakawan ketika menghadapi waktu luang. Anda memilih yang mana?

waktu luang dalam pekerjaan


Wednesday 6 May 2015

,

Pustakawan Kreatif: menghadapi generasi gadged

Pada ulang tahunnya yang ke 64, Perpustakaan UGM menyelenggarakan seminar nasional dengan tajuk "Tema “Tantangan Perpustakaan dalam Membangun Kemampuan Baca bagi Generasi Gadget di Era Digital”. Ada dua pembicara dalam seminar ini, Dr. Agus Rusmana dan Dr. Muhamad Sulhan.Makalah kedua pembicara dapat diunduh di https://goo.gl/mrrkfG. Berikut saya susun mindmap kedua makalah tersebut.

Mindmap makalah Dr. Muhamad Sulhan

Mindmap Makalah Dr. Agus Rusmana
Di akhir sesi ada pertanyaan dari peserta. Kurang lebihnya demikian, "jika mahasiswa telah mampu mencari sendiri kebutuhannya, lalu apa yang kami dapatkan dari perpustakaan?"

Menggelitik. Ada yang membuat takut pustakawan karena tak dapat pekerjaan, namun ada juga yang justru memantik pustakawan untuk membuat hal baru yang dibutuhkan mahasiswa dan hanya didapatkan di perpustakaan. Pilihan kedua ini tentunya akan menimbulkan proses yang mematangkan ilmu perpustakaan dan pustakawan itu sendiri. Jika opsi pertama yang diambil, maka perpustakaan akan mandeg hanya di pinjam dan kembali saja.

Tapi apa gerangan yang dapat dilakukan pustakawan? 
Salah satunya adalah mulai menggarap konten, bukan lagi fisik. Selain itu, monggo klik http://www.purwo.co/2015/05/perpustakaan-kreatif-v1.html

Nuwun

Tuesday 5 May 2015

,

Perpustakaan Kreatif v.1


saya takut perpustakaan saya tidak dikunjungi..
saya takut koleksi saya tidak disentuh lagi oleh mahasiswa..
saya takut saya ndak lagi punya pekerjaan jika disediakan koleksi dijital..
saya takut SKP saya ndak terpenuhi jika koleksinya digital dan daring ...
skema perpustakaan kreatif v.1
Peta di atas adalah peta perpustakaan kreatif  berdasarkan pengalaman saya mengelola perpustakaan. Peta di atas memperlihatkan beberapa peran pustakawan yang dapat dikembangkan selain kegiatan yang umum dilakukan di perpustakaan (pinjam- kembali).

Jika dalam dunia akademik (universitas) dosen memiliki peran mengajar, meneliti dan mengabdi pada masyarakat, maka menurut saya pustakawan juga demikian. Mengajarnya pustakawan tidak = dosen, demikian pula meneliti dan mengabdinya pada masyarakat.
Peran berbeda namun saling melengkapi, yang  menunjukkan bahwa keduanya merupakan profesi harus dibangun.

Yang umum dipahami adalah dosen mengajar mata kuliah tertentu. Selain mengajar, dosen juga mampu merekomendasikan buku dan mengetahui buku yang berkualitas untuk mata kuliahnya. Sementara itu pustakawan menyediakan koleksi tersebut secara fisik. Hanya menyediakan sajakah? atau sebenarnya dapat dioptimalkan lebih dari sekedar menyediakan-meminjamkan-mengembalikan? Seharusnya ada kerja kerja yang lebih berbobot dari pada kegiatan administratif.


Saya melihat sudah selayaknya pustakawan wajib memiliki (minimal) satu keterampilan dan pengetahuan yang khas untuk berhadapan langsung dengan mahasiswa dan membantu mereka dalam proses akademik. Keterampilan dan pengetahuan ini dapat digunakan oleh pustakawan khusus atau menempel pada peran tradisional pustakawan.

Membaca keadaan disekitar, merancang kegiatan agar berbagai isu dan ide pemustaka dapat lebih berkembang, menjadi pemantik diskusi, dan hal lainnya dapat dilaksanakan oleh pustakawan. Berat, tapi akan mengasyikkan.

Perpustakaan kreatif merupakan kombinasi antara layanan kreatif, dukungan teknologi kreatif dan kerjasama untuk menyelenggarakan kegiatan kreatif. Eh, kurang satu: tempatnya juga kreatif. Dengan perpustakaan dan pustakawan kreatif, maka ketakutan perpustakaan tidak dikunjungi pemustaka tidak lagi relevan lagi.



Monday 4 May 2015

,

Citation Style Language

keterangan Citation Style di Mendeley
Citation Styles Language (CSL, http://citationstyles.org/) merupakan bahasa XML yang digunakan untuk memformat model daftar pustaka.
CSL digunakan oleh berbagai aplikasi manajemen data riset, di antaranya Mendeley, Zotero dan Papers.
CSL dikembangkan oleh Bruce D'Alcus (https://twitter.com/bdarcus) dan dibantu oleh komunitas.

CSL mengklaim memiliki lebih dari 7500 style daftar pustaka, mulai dari style dasar sampai style khas jurnal tertentu.
Our crowdsourced repository offers over 7500 free CSL citation styles, and CSL is used by commercial and open source products alike, including ACS ChemWorx, BibSonomy, Bielefeld University Library’s Katalog.plus!, Cite This For Me, colwiz, CrossRef, digi-libris Reader, Docear, Drupal, EasyBib, Fidus WriterI, Librarian, Islandora, Jekyll, Logos, Mendeley, Multilingual Zotero, pandoc, Paperpile, Papers, Qiqqa, ReadCube, Refeus, RefME, Talis Aspire, WordPress (BibSonomy/PUMA CSL, KCite, Mendeley Plugin and Zotpress plugins), and Zotero. (sumber: http://citationstyles.org/)

Karena codenya terbuka, maka siapapun dapat membuat atau memodifikasi style sesuai kebutuhannya. Selain itu CSL menyediakan jasa pembuatasn style dengan biaya $100-300. Style yang telah dibuat dan tersedia untuk umum dapat dilihat di https://github.com/citation-style-language/styles.

CSL memiliki beberapa keterbatasan, seperti yang ditulis dalam webnya http://citationstyles.org/styles/

CSL has a number of limitations. They currently include:
  • Limited support for “trigraph” styles. These styles use labels, like “ddb98″, that are based on the author names and date of publishing, to link in-text citations to bibliographic entries. CSL styles cannot customize the label format.
  • No support for “composite” styles. With these styles, popular in the field of chemistry, each numbered bibliographic entry can contain more than one reference.
  • Limited support for legal styles. Law professor Frank Bennett, author of the citeproc-js CSL processor, forked Zotero and CSL to create Multilingual Zotero and CSL-m, with the specific purpose of improving their legal support. We recommend you check it out!
  • Limited support for citing items in multiple languages within a single document. Do citations and bibliographic entries need to be formatted according to the language of the cited items? Again Multilingual Zotero is the answer, at least for now.
  • Limited support for journal abbreviations. CSL styles cannot choose between journal abbreviation lists.







,

Paper Machine: visualisasikan data di Zoteromu !!

https://www.flickr.com/photos/pemachagmed/8633274568/
menampilkan topics modelling
Paper Machine merupakan salah satu tambahan aplikasi Zotero yang mampu memvisualisasikan data yang dikelola dengan Zotero.
Paper Machine dapat diunduh di http://papermachines.org/install/. Untuk menjalankan PM, diperlukan terpasangnya:


Ada beberapa data yang dapat divisualisakan menggunakan PaperMachine ini. Gambar di atas adalah topics, selain itu dapat pula menampilkan letak (geografi) dan frase.

Geoparser: papermachines.org/wp-content/uploads/2013/02/paper-machines-geoparser.jpg

Phrase http://papermachines.org/wp-content/uploads/2013/02/paper-machines-phrasent.jpg


Saturday 2 May 2015

, ,

Perubahan tampilan Mendeley: responsive eui

Mendeley sepertinya melakukan penyegaran tampilan. Saya lihat tampilan admin dan tampilan profile berubah lebih fresh.

tampilan profile yang telah responsive
Pada contoh tampilan profile di atas, informasi My Publications menjadi lebih jelas dengan tambahan jumlah reader terhadap dokumen terkait. Tentunya ini semakin memperteguh Mendeley yang menyatakan diri sebagai academic social network. Fasilitas unduh atau download juga terlihat jelas dengan border biru terletak di bawah judul dan nama pengarang. Hal ini memudahkan orang yang ingin mengunduh.
Tampilan ini juga sudah responsive, artinya dapat dengan nyaman dibuka diperangkat mobile. Bagi pemilih iPad pasti sangat menyenangkan mengelola koleksinya di Mendeley dengan perangkat iPadnya.

tampilan my library
Tampilan My Library yang hanya bisa diakses oleh pemilik akun juga mengalami perubahan seperti di atas. Dengan tampilan layar penuh, akses dan pembacaan pada koleksi yang dimiliki terasa lebih nyaman.
, ,

Respon Pustakawan pada berbagai sumber informasi digital daring


diperoleh dari
http://goo.gl/1TJnf6r


Apa yang dilakukan pustakawan dalam menghadapi berbagai sumber informasi yang ada disekitarnya?
Jurnal digital, buku digital, baik yang dilanggan atau yang underground.

Saya melihat ada beberapa respon pustakawan:
Mengunduh dan mengelola berbagai informasi tersebut, kemudian melayankan kepada pemustaka.
Pustakawan merasa bahwa berbagai informasi yang ada di internet sangat berharga, apalagi jika informasi tersebut diakses karena dilanggan. Maka yang dilakukan adalah mengunduh kemudian menyimpan dalam sistem informasi yang telah dipersiapkan.
Sistem informasi inilah yang kemudian dipublikasikan kepada pemustaka untuk diakses.

Menyampaikan berbagai sumber informasi tersebut kepada pemustaka.
Pustakawan menginformasikan berbagai sumber tersebut melalui berbagai saluran, mulai dari web, jejaring sosial, papan pengumuman dan media lainnya. Hasil akhirnya adalah pemustaka mengetahui bahwa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dapat dilakukan dengan pencarian ke berbagai sumber daring yang tersedia.

Mendidik pemustaka memaknai berbagai sumber informasi dan mengkaji kualitas informasi yang dimuat. Pustakawan aliran ini menyadari bahwa pemustaka harus tahu dari mana asal informasi dan bagaimana status informasi dengan sumber tersebut. Maka selain menyampaikan sumber, mereka juga berusaha menginformasikan kepada pemustaka bagaimana mengevaluasi sumber informasi yang ada tersebut.

Pasif. Pustakawan dengan aliran ini memiliki semboyan "sing penting madhiang".  Tidak peduli dengan perubahan, tidak tahu apa yang harus dilakukan atau tidak mau melakukan apa-apa.

Mungkin masih ada lagi model respon lainnya?

Beberapa catatan di atas saya peroleh dari gambar tentang tiga paradigma kepustakawan. Gambar tersebut saya peroleh dari  FB pak Imam Budi (Pustakawan Binus Jakarta).