Monday 21 December 2015

Mengapa saya tidak [belum] tertarik RFID untuk perpustakaan FT UGM?

Siapa yang tidak tahu RFID, teknologi canggih yang akhir-akhir ini banyak digandrungi pada pustakawan. Seolah-olah, RFID menjadi tolok ukur dalam pengembangan perpustakaan.

Namun, saya tidak (atau lebih halus: belum) tertarik menerapkan RFID di perpusakaan yang saya kelola, Perpustakaan FT UGM. Mengapa?

Tidak kuat mikir
menerapkan RFID tidak sekali jadi. Akan ada keberlangsungan secara terus menerus. Konsekuensi pikiran yang harus dialokasikan untuk memikirkan solusi masalah, negosiasi trouble shooting, mengikuti trend baru perkembangan RFID tentu harus dilakukan. Selain itu juga mikir perawatan, pengadaan chip baru untuk koleksi baru dan seterusnya. Hal ini juga berhubungan dengan ketidak kuatan saya dalam mikir anggaran. Saya berprinsip, dari pada mikir untuk minta anggaran menerapkan RFID, lebih baik untuk beli koleksi, atau membangun kegiatan serta berbagai pendukungnya yang lebih bersifat substansial untuk perpustakaan. Bagi saya, di perpustakaan FT UGM, RFID saat ini berposisi pada teknologi sampingan saja, bukan alat utama dalam pengembangan perpustakaan.


Tidak sebanding dengan buku yang dimiliki
Koleksi perpustakaan FT UGM tidaklah banyak. Untuk level perpsutakaan fakultas, hanya memiliki 5000-an koleksi. Tentunya jika di RFIDkan harus ditimbang-timbang sisi manfaatnya.



Share:

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih, komentar akan kami moderasi