Sunday 12 January 2014

Bagi kami, banjir itu menyenangkan...

kang pithuk mencari ikan
Banjir, bagi banyak orang merupakan peristiwa yang menakutkan. Apalagi bagi orang yang rumahnya di perkotaan atau yang tinggal dekat  sungai.
Tapi tidak untuk kami, yang tinggal di desa.
Peristiwa ini saya alami ketika pulang ke kampung halaman liburan akhir pekan ini (11-12/1).


hasil perburuannya kang Pithuk
Kebetulan sesampainya di rumah, hujan turun dengan lebatnya, meski tak selebat hujan pertama musim hujan ini. Hujan lebat yang pertama pada musim hujan ini  sangat besar. Air meluap sampai ke persawahan di kiri-kanan sungai. Rumah sayapun terkena imbasnya, karena air masuk ke rumah. Hujan lebat pertama, menjadi hujan yang menyapu bersih berbagai sampah di sungai.
Saya jadi ingat, bahwa ketika hujan dan banjir banyak dimanfaatkan untuk mencari ikan di sungai.  Anak-anak menyusuri banjir dengan membawa ember dan "irik". Irik merupakan alat dapur yang terbuat dari bambu yang dianyam. Sela-sela anyaman dapat digunakan untuk lobang air, sehingga alat ini bisa digunakan untuk mencari ikan.
Meski menemukan satu orang yang mencari ikan diarus banjir ini, saya tidak menemukan "irik" yang digunakan. Seorang pencari ikan, sebut saja kang Pithuk menggunakan jaring kecil dan sebuah ember. Ikan yang didapatkan cukup banyak, meski tak sebanyak ketika hujan lebat pertama turun. Benceng, cethul, lunjar, wader dan jika beruntung bisa mendapatkan ikan lele.
Gunawan, teman saya sejak kecil sedang mancing

Selain mencari ikan, memancing kala hujan juga hal yang kerap dilakukan. Jika beruntung, ikan lele bisa dibawa pulang.  Sayangnya sejak ada aktifitas "menyetrum" dan "meracun", hasil dari memancing tidak sebanyak masa-masa dahulu.





Gunawan, bersama Sapto dan Kang Sunar sedang mancing
Hal yang tidak saya temukan ketika kemarin hujan lebat adalah mencari belalang. Konon, waktu hujan mereda dan masih tersisa gerimis adalah waktu terbaik untuk mencari belalang. Berbekal sebatang bambu dan semangat berlari, perburuan belalangpun dimulai. Bambu dipukulkan ke batang pohon dan rerimbunan daun, jika ada belalang di tempat itu pasti akan terbang. Terbang diwaktu hujan tentu sulit bagi belalang, maka akhirnya belalang akan terbang rendah dan menyentuh tanah. Kala itu, siapa berlari cepat dia akan dapat belalang. Selain itu, arah terbang belalang juga menentukan siapa yang beruntung mendapatkannya.

Hidup di desa itu menyenangkan...
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih, komentar akan kami moderasi