Wednesday 23 December 2009

, , , ,

Socio-Technical Systems in ICT: A Comprehensive Survey

(terjemahan bebas, sebebas-bebasnya dari artikel Alexis Morris) :)
kalau ada yg berkenan mengedit, bisa tulis di komentar.


Pada setiap organisasi, baik berisi manusia, mesin maupun fenomena alami, prinsip-prinsip sistem yang komplek akan berjalan. Komponen pada sistem itu bisa aktor yang rasional, semi rasional, atau tidak rasional, dimana semuanya berimplikasi pada lingkungan juga pada keseluruhan organisasi.

Pada tulisan ini, cakupan STS (Socio-technical systems) yang luas akan di survei dan dipaparkan bedasar empat perspektif kunci yang ditemukan dalam literatur. Prinsip ini bertujuan untuk menunjukkan sulitnya STS bekerja, serta untuk mendiskusikan teori, analisis, disain, dan teknik dari tiap sistem. Bagian kedua membahas konsep secara lebih ditail, mendeskripsikan definisi, karakteristik, prinsip dan pentingnya paradigma. Bagian 3 mendeskripsikan perbedaan dalam berbagai perspektif dalam hubungannnya dengan STS. Bagian 4 mendiskusikan pendekatan literatur pada perspektif yang disebutkan sebelumnya. Baguan lima menyajikan diskusi dan kesimpulan dari paper ini.

STS
: Socio-Technical Systems
Definisi: definisi singkat untuk STS sulit untuk ditemukan yang paling tepat dalam literatur. Majchzrak dan Borys mencatat bahwa konsep ini berdasar pada teori sistem terbuka, namun dalam suatu waktu juga 'sebuah filosofi dan metodologi, paradigma yang terdiri dari skema konseptual, disain proses, serangkaian nilai tentang kerja, kondisi kontekstual, dan tradisi sejarah berdasar psikologi, sosiologi dan penelitian tempat kerja". Griffit dan Dougherty, dalam diskusinya tentang peran sistem ini pada management teknologi dan engineering, mendifinisikan perspektif STS sebagai " organisasi yang dibangun oleh manusia (sistem sosial) menggunakan alat, teknik dan pengetahuan (technical sistems) untuk menghasilkan barang atau layanan yang bernilai untuk customers (yang menjadi bagian dari lingkungan eksternal organisasi)". Definisi yang lebih linear dengan ranah ICT adalah yang diungkapkan oleh Baxter dan Sommerville. STS adalah "sistem yang berisi interaksi kompleks antara manusia, mesin dan aspek lingkungan dari sistem yang berjalan".

Karakteristik dan Prinsip STS

Kebetulan ada banyak istilah yang mirip pada literatur yang menjelaskan sistem sejenis yang kurang lebihnya adalah socio-technic, sebagaimana dijelaskan diatas. Diantaranya adalah: techno-social systems, cyber-physical systems, ensemble engineering, software intensive systems, holarchies, actor-network theory, agent-oriented mechanism design, autonomic computing, dan societal computing. Baxter dan Sommerville telah menyajikan survei yang lebih komprehensive pada STS dari perspektif ICT, dan menghasilkan beberapa karakteristik kunci dari sistem tersebut dan prinsip dasar untuk disain sosio-teknologi. Mereka juga memotivasi adanya kebutuhan untuk menggabung lebih dalam lima komunitas kunci dalam satu kesatuan tunggal disiplin Socio-Technocal Systems Engineering (STSE).

Komunitas kunci pada penelitian Socio-technical
Ada banyak aspek dalam penelitian STS, tapi diantaranya merupakan kunci untuk mempercepat perkembangannya. Kunci-kunci tersebut adalah:

    1. - disain kerja dan tempat kerja
    2. - sistem informasi
      - Computer-supported cooperative Work (CSCW)
      - cognitive systems engineering
      - Interaksi manusia-komputer
      - Ubiquitous (dimana-mana) Computing.



Karakteristik kunci dari sistem sosio-teknik
Bagian ini memberi catatan bagaimana membedakan STS, berdasarkan karakteristik umum

    • - Mempunyai bagian yang saling bergantung
    • - Dapat menyesuaikan pada perubahan dalam lingkungan untuk mengejar tujuan
      - Mempunyai lingkungan internal sama sebagaimana lingkungan sebenarnya (real world)
      - Terpisah, tetapi saling bergantung, baik subsistem sosial maupun teknis
      - Berjalan pada lingkungan dimana ada pilihan/pembuatan keputusan
      - Adanya perpaduan optimisme, dari systems berdasar optimisme tiap subsistems


Lebih lanjut, Trist mendeskripsikan karakteristik STS berikut sebagai paradigma, menunjukkan bagaimana pendekatan penelitian STS berbeda dari faktor teknologi sebagai penentu.



Paradigma lama
Pentingnya teknologi
manusia merupakan perpanjangan mesin
manusia sebgai suku cadang habis pakai
rincian tugas maksimal, ketrampilan terbatas
kontrol eksternal (supervisor, staf khusus)
bagan organisasi tinggi, gaya otokrasi
kompetisi, gamesmanship
hanya kepentingan organisasi
pengasingan (alienation)
kemauan ambil risiko rendah



paradigma baru
gabungan
manusia saling mengisi dengan mesin
manusia sumberdaya yang dapat ditingkatkan
kelompok tugas optimal, ketrampilan beragam
internal kontrol (self regulating subsystems)
bagan organisasi datar, gaya partisipatif
kolaborasi, kolegial
ada kepentingan/tujuan masyarakat dan anggota
commitment
penuh inovasi




Prinsip kunci STS

beberpa prinsip disain STS lebih lanjut ada dalam banyak literatur, tapi yang paling populer adalah yang diungkapkan Chern. Pendekatan lain dari disain STS dalam paper yang sama (Chern), memuat analisis kerja kognitif, disain kontekstual, rekayasa sistem kognitif, diantaranya. Point pentingnya adalah prinsip disain STS dipelajari dengan baik, tapi gagak diadopsi dalam ranah praktis dengan berbagai alasan, yang mana dapat dikoreksi melalui penggabungan area tersebut sebelumnya. Cern mencatat bahwa sosial sistem mempunyai empat fungsi subsistem yang harus ada dalam sistem yang sukses/berhasil, dan oleh karena itu harus di teliti oleh desainer. Yaitu harus:
- mencapai tujuan organisasi
- menyesuaikan diri dengan lingkungan
- menyatukan aktifitas manusia dan menjadi solusi masalah
- fill occupational roles via recruitment and sosialization

bersambung...
Share:

2 comments:

Terimakasih, komentar akan kami moderasi