Tuesday 28 October 2008

, ,

Openbiblio versi Indonesia ++

Saudara Arif Surachman telah memodifikasi Openbiblio 6.0 dengan mengubah bahasa pengantarnya menjadi bahasa Indonesia. Berikut ini beberapa penambahan saya berkaitan dengan modifikasi yang mas Arif lakukan.
Penambahan yang saya lakukan adalah:

1. Mengubah Tag MARC yang tadinya masih berbahasa Inggris
2. Mengubah format desimal uang, yang sebelumnya masih berformat dollar amerika.
3. Mengubah $ menjadi Rp.
4. Memodifikasi file installan .sql menjadi bahasa indonesia, sehingga kode sumber ini dapat langsung diinstall dan otomatis berbahasa Indonesia (termasuk Rp., desimal, dan Tag isian MARC nya)

silakan download di sini

Semoga bermanfaat, dan mohon tanggapannya :)
salam

Catatan: Postingan ini sekaligus sebagai pelengkap postingan sebelumnya

Monday 27 October 2008

, ,

Beberapa Tips Membuat Openbiblio menjadi bahasa Indonesia

Openbiblio merupakan Aplikasi Opensource berbahasa asli Bahasa Inggris. Pemakaian di Indonesia, khususnya di sekolah-sekolah menengah atau sekolah dasar kadang kesulitan, dan pustakawan ingin mengaplikasikan yang berbahasa Indonesia.



Saudara Arif Surachman telah menerjemahkan Openbiblio menjadi Bahasa Indonesia. Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu dirubah lagi supaya format openbiblio menjadi sesuai dengan kebutuhan kita. Beberapa diantaranya adalah:



1. Format Mata uang

2. Satuan mata uang

3. Tag MARC yang masih berbahasa Inggris



Berikut ini saya lampirkan beberapa file yang perlu di update. Update ini merupakan tambahan dari aplikasi yang sudah diterjemahkan Sdr. Arif Surachman yang bisa diunduh di sini.



File update bisa diunduh di file-indonesia (silakan ekstrak dulu)



Hal yang perlu di update adalah:

1. Gantilah file formatFuncs.php di folder /function dengan file formatFuncs.php terlampir (untuk merubah $ menjadi Rp.

2. Gantilah file biblio_fields.php di folder /catalog dengan file biblio_fields.php terlampir (Untuk tampilan Isian MARC)

3. Gantilah structure tabel usmarc_subfield_dm, member_account, mbr_classify_dm, collection_dm di database anda dengan file terlampir





Semoga bermanfaat dan selamat mencoba



salam
, ,

Perilaku Informasi Pemakai Perpustakaan di Perpustakaan Teknik Geologi UGM

Pendahuluan



Perpustakaan mengemban berbagai fungsi diantaranya adalah penyimpanan, pendidikan, penelitian, informasi dan tamasya budaya (Qalyubi dkk, 2003:15-17). Kesemua fungsi itu selalu berkaitan dengan informasi yang disediakan perpustakaan untuk para pemakainya. Hal ini menuntut perpustakaan untuk selalu memberikan informasi kepada pemakai. Dengan demikian, koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan seharusnya dapat menjawab kebutuhan informasi para pemakai. Dalam Online Dictionary of Library and Information Science (http://lu.com/odlis/) disebutkan bahwa pemakai perpustakaan (patron) adalah setiap orang yang menggunakan sumberdaya dan pelayanan perpustakaan, meskipun tidak selalu terdaftar sebagai peminjam. Siklus kegiatan perpustakaan akan selalu menempatkan pemakai pada posisi yang penting.



Pencarian dan penggunaan informasi merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari manusia. Mencari dan menggunakan informasi adalah bagian tetap dalam kehidupan manusia (Johnstone dan Tate, 2004). Pemakai perpustakaan melaksanakan kegiatan tersebut dalam rangka mendapatkan informasi di perpustakaan. Hal ini menunjukkan bahwa perpustakaan mempunyai peran besar dalam pemenuhan kebutuhan informasi. Sebagaimana dikemukakan oleh Wersig dalam Belkin dan Vickery (1985), manusia membutuhkan informasi karena adanya problematic situation (situasi yang penuh masalah, situasi ruwet) (Pendit, 1992:75). Ini merupakan situasi yang pasti terjadi dalam diri setiap manusia. Situasi ruwet ini mendorong manusia untuk menyelesaikannya dengan mengonsumsi informasi. Setiap individu maupun sekelompok manusia sangat dimungkinkan mempunyai perbedaan perilaku informasi. Heinström (2003) mengemukakan dalam penelitiannya bahwa terdapat perbedaan dalam pencarian informasi yang terkait dengan karakter individu. Karakter individu yang ditelaah oleh Heinström adalah neurotisme, ekstrovert-introvert, keterbukaan pada pengalaman, keterbukaan terhadap kesepakatan dan sifat berhati-hati. Heinström menyimpulkan bahwa setiap individu ternyata tidak selalu memakai cara yang sama dan umum dalam setiap pencarian informasi. Meskipun keteraturan pola penemuan informasi telah banyak dikemukakan, ada pengecualian yang tidak selalu tertulis pada pola tersebut, salah satunya adalah perbedaan kepribadian. Pendapat Heinström ini diperkuat oleh Wilson (1999). Wilson bahkan memasukkan aspek sosial budaya, ekonomi politik serta peran sosial manusia sebagai aspek yang mempengaruhi perilaku penemuan informasi. Perbedaan aspek di atas, akan menghasilkan pola pikir yang mempengaruhi perilaku informasi individu. Maka, dapat disimpulkan bahwa ada banyak hal yang dapat mempengaruhi perbedaan perilaku informasi antara satu individu dengan individu lain, atau pun satu kelompok dengan kelompok lainnya. Pada akhirnya ini akan berimbas pada munculnya keragaman perilaku informasi dalam perpustakaan, yang menuntut pustakawan untuk menerapkan strategi yang berbeda pula dalam menghadapi pemakai perpustakaan.

Perilaku informasi juga merupakan hal penting dalam pembangunan dan penerapan sistem informasi. Menurut Wilson dalam Pendit (2003:28), selama ini para perancang sistem informasi selalu menyamakan kebutuhan informasi dengan bagaimana seorang pemakai berperilaku ketika berhadapan dengan sebuah sistem informasi. Pertanyaan utama dalam penelitian tentang pengguna sistem informasi adalah “Bagaimana seseorang menggunakan sebuah sistem informasi? dan bukan “Apa kebutuhan informasinya serta perilaku pencarian informasinya?”. Kenyataan ini mengakibatkan adanya jurang antara produksi informasi oleh sistem informasi dan tujuan penggunaan informasi itu (Johnstone dkk, 2004). Sistem informasi akan lebih sangkil jika pembangunannya dibentuk berdasarkan pemahaman tentang interaksi manusia-informasi pada kalangan penggunanya. Namun demikian, pembangunan sistem informasi ---saat ini dan yang telah banyak digunakan--- banyak yang tidak dipengaruhi oleh telaah atas perilaku informasi manusia (Fidel dan Pejtersen, 2004). Pemakai perpustakaan Teknik Geologi UGM terdiri dari mahasiswa, dosen, karyawan, baik dari dalam maupun dari luar lingkungan jurusan Teknik Geologi UGM, serta masyarakat umum. Beberapa jenis pemakai tersebut tidak semuanya tercatat sebagai anggota perpustakaan. Observasi awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa para pemakai perpustakaan mencari informasi dengan aneka ragam cara. Misalnya, dengan langsung mendatangi rak koleksi, menelusur lewat katalog terpasang, ataupun dengan terlebih dahulu menanyakan koleksi yang dicari kepada petugas perpustakaan.



Selain mencari pada koleksi-koleksi tercetak, para pemakai juga mencari informasi melalui internet. Dari pemantauan awal yang dilakukan peneliti, informasi yang dicari melalui internet ini sangat beragam. Dengan strategi penemuan yang dipahami masing-masing individu, mereka mencari informasi geologi dan nongeologi. Namun demikian, juga terjadi diskusi tentang strategi penemuan yang dipakai, baik antara sesama pemakai maupun menanyakan kepada pustakawan. Koleksi yang dicari pun beragam, mulai dari buku daras perkuliahan, surat kabar, jurnal maupun majalah National Geographic. Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan informasi pemakai perpustakaan beragam mulai dari kebutuhan informasi perkuliahan sampai informasi populer. Setelah menemukan koleksi ataupun informasi yang dibutuhkan, pemakai ada yang meminjam, memfotokopi, membaca di tempat atau jika informasi itu ditemukan di internet, mereka unduh terlebih dahulu kemudian disalin dalam media rekam. Ritme kunjungan para pemakai perpustakaan selama ini dapat dipolakan. Secara umum, pada jam-jam tertentu di luar kuliah mereka akan mengunjungi perpustakaan. Hal ini biasanya terjadi setelah kuliah berlangsung. Meskipun ada juga mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan tidak selalu sesudah kuliah berlangsung. Tentunya ada latar belakang yang menjadi dasar kenapa mereka mengunjungi perpustakaan, baik latar belakang kebutuhan informasi, maupunlatar belakang pengetahuan akan konsepsi sebuah perpustakaan, sehingga beragam perilaku informasi muncul. Pada hakikatnya, perilaku ini merupakan wujud kebudayaan. Hal ini selaras dengan makna bahwa kebudayaan mencakup segala kesadaran, sikap dan perilaku hidup manusia (Endraswara, 2006b: 21).
, , ,

Pelatihan Openbiblio di UIN Sunan Kalijaga

Sudah beberapa kali saya, Heri dan Mas Arif di minta menjadi tentor pelatihan Opensource perpustakaan di UIN Sunan Kalijaga, kemudian untuk terakhir ini ditambah dengan Afzan dan Tarto.

Pertama adalah pengenalan tentang Opensource, disusul Openbiblio, kemudian Senayan, GDL, Jaringan dan desain Grafis.

Ahad kemarin sesi Cataloging untuk Openbiblio. Tak disangka, ternyata kebagian kelas C, kelas yang selalu kebagian terakhir ketika praktik.

Apesnya, ada yang menyeletuk "Mas Install Xamppnya gimana, belum berhasil mas?" Ternyata karena kebagian terakhir, instalasi xampp selalu numpuk. Ada beberapa xampp sebelumnya hingga jadi crash. Sehingga harus melototin dimana letak xamm yang dipanggil, serta mendisable.

Openbiblio memang aplikasi sederhana yang dapat digunakan sebagai sarana otomasi perpustakaan. Fiturnyapun lengkap. Modifikasinya pun mudah. Paling tidak :) kita dapat menyesuaikan tampilan standarnya dengan perpustakaan kita. Mengubah $ menjadi Rp., menyesuaikan penulisan angka dengan format uang rupiah, mengubah menjadi bahasa Indonesia.

bersambung ....

Saturday 25 October 2008

30-an Anak SMU masuk ke perpustakaan Geologi...

Perpustakaan Teknik Geologi UGM, selama ini pada umumnya melayani kalangan mahasiswa Teknik Geologi UGM, atau lebih luas adalah kalangan perguruan tinggi baik UGM maupun luar UGM. Bahkan sesekali kalangan umum juga ada yang menyempatkan diri mendatangi Jurusan Teknik GEologi UGM. Paling banyak adalah mencari literatur tentang geologi.

Namun selama satu bulan, terhitung sejak tanggal 22 Oktober 2008 sampai dengan 14 November 2008, tiap sore sesuai jadwal pada jam 15.00 sd 16.30 30-an siswa SMU akan berkunjung ke perpustakaan Teknik Geologi UGM secara rutin.

Hal ini dikarenakan Jurusan Teknik Geologi UGM dipercaya untuk membina persiapan Olimpiade Ilmu Kebumian 2009 di Korea. "Di perpustakaan, peserta diharapkan dapat mencari sendiri apa yang mereka butuhkan, melengkapi apa yang diberikan dikelas atau dilapangan" ujar Dr. Donatus Hendra Amijaya (Koordinator Persiapan Olimpiade Kebumian).

Para peserta ini terdiri dari siswa SMU di Jawa dan juga luar Jawa. Tercatat dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Riau menjadi bagian dari peserta.

Selama persiapan ini, para siswa akan dibekali dengan berbagai materi kegeologian sebagai persiapan Olimpiade nantinya. Selain belajar dikelas, peserta juga akan diajak untuk memahami langsung ilmu geologi di lapangan.
,

Ngoprek Ubuntu

Akhir-akhir ini, gairah ngoprek linux saya besar. Apalagi di tempat kerja mendapat hibah komputer baru dari program A3. Kumputer dengan spec Core 2 duo, terbesar dari komputer yang ada di kantor. Lainnya bervariasi, dari P4 sampe Core Duo.

Awalnya, komputer ini saya test dengan Fedora 9, maklum saya pengen buat server kecil-kecilan untuk beberapa aplikasi perpustakaan dan juga untuk mengunggah file-file kuliah mahasiswa. Selain itu pengen membuat server untuk pelayanan skripsi dan tugas akhir lainnya. Maksudnya supaya file-file daftar pustaka, bab pendahuluan dan juga abstrak dapat dinikmati mahasiswa dengan lebih leluasa.

Selama ini file-file tersebut, juga file digital dari beberapa jurnal pelayanannya sangat manual. Download kemudian disimpan di komputer kerja saya. Untuk pencarian saya gunakan indexing nya Adobe PDF Reader. Selama ini sudah sangat membantu, tapi tidak efektif.

bayangkan saja, jika pas banyak yang meminta file-file ini, saya harus search satu-satu perpintaan itu.

Nah, Kabarnya Fedora bagus untuk server. Pertama saya gunakan FC 9 Live CD, jalan beres. Tapi ketika saya install, kok keyboardnya tidak kedetek. Lha dalah.....

Pilihan berikutnya adalah Ubuntu. Selama ini saya akrab dengan HH, maka saya install ubuntu HH.

Namun kemudian, terbesit ingin memvariasi juga linux di kantor. Hmmm, akhrinya... Lontara saya pilih. Masih satu keluarga juga dengan Ubuntu.