Tuesday 4 December 2007

, , ,

Studi Islam di Dunia Islam



Studi Islam di Dunia Islam, pada dasarnya berbicara tentang studi Islam di kalangan Muslimin sendiri. Dalam hal ini paling tidak menangkut dua hal pokok, 1. metode studi dan 2. para pemikir [orang yang melakukan studi Islam itu sendiri]

Untuk lebih sistematis berikut uraian studi tentang Islam, dengan aspek-aspeknya. Uraian ini di pisahkan dalam beberapa bagian
Permulaan Islam
Daulah Muawiyah
Daulah Abbasiyah
Daulah Mugholiyah
Daulah Usmaniyah
Jaman Islam Modern

A. Permulaan Islam [awal Islam – Akhir Kekhalifahan]

Pada Permulaan Islam pendidikan Islam dilakukan di Masjid-masjid atau di rumah-rumah. Metode yang dipakai dalam fase ini adalah hafalan. Pada permulaan islam perkembangan Ilmu Pengetahuan dibagi menjadi 3. Pertama Gerakan Agama, menyangkut pembahasan tentang tafsir Quran, hadis, fiqh, akhlaq. Kedua Gerakan tarikh, merupakan Gerakan untuk mengumpulkan data-data sejarah, kisah dan riwayat hidup. Ketiga Gerakan Filsafat, merupakan gerakan dalam bidang mantiq, kimia, kedokteran dan ilmu lain yang berhubungan. Gerakan filsafat ini pada permulaan Islam tidak begitu meluas perkembangannya. Ilmu-ilmu dalam bidang ini berasal dari bangsa-bangsa lain [Romawi, Persia, Qaldan dan lain-lain]. Pada akhirnya ketiga gerakan ini saling berhubungan dan saling membutuhkan, ahli tafsir akan membutuhkan ahli sejarah untuk mengetahui kehidupan nabi dalan menafsirkan hadis serta untuk mengetahui sebab turunnya ayat begitu juga dengan ilmu lainnya. Pada awal perkembangan Islam ini ilmu pengetahuan berpusat di Makkah, Madinah, Basrah dan Kaufah [Irak], Damaskus [Syam], dan Fusthat [Mesir].
Satu hal yang penting pada masa ini untuk mengawali studi tentang Islam yang intensif adalah dengan dibukukannya Al Quran pada masa Khalifah Abu Bakar. Atas desakan Umar ibn Khattab maka Abu Bakar memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk untuk membukukan Al Quran. Upaya ini berlanjut sampai dengan kekhalifahan Usman bin Affan., yang kemudian terbentuk musyaf Al Imam sejumlah 6 naskah yang ada di Kuffah. Basrah, Makkah, Syam, Madinah dan 1 naskah ada pada Khalifah Usman sendiri.
Dalam ilmu tafsir, beberapa sahabat seperti Ali bin Abu Thalib, Abdullah ibn Abbas, Abdullah ibn Masud dan Ubay bin Kaab menafsirkan Quran menurut apa yang mereka dengar dari Rosullullah saw. Para sahabat inilah yang dianggab sebagai pembina tafsir pertama dalam Islam, kemudian diikuti oleh tabiin seperti Said bin Jubair.

B. Masa Daulah Amawiyah [41-132 H/656-750 M]

Pada Zaman ini Mesjid tetap merupakan Pusat Kehidupan Ilmu. Ilmu-ilmu, terutama Ilmu agama diajarkan di masjid-masjid. Tokoh-tokoh dalam masa ini antara lain;
Abdullah bin Abbas, mengajarkan ilmu tafsir di pekarangan ka’bah.
Rabiah mengajar di dalam masjid madinah
Hasan Basri, mengajar dalam masjid Basrah
Ja’far Shadiq, mengajar di masjid Madinah, mengajarkan ilmu Kimia.

Dalam masa ini ilmu Islam, filsafat dan Terapan di kategorikan dalam ilmu baru [Al Adaabul Hadisah]. Pembidangan ilmu dalam periode ini di bagi menjadi 2 sebagai berikut:
Al Adaabul hadisah [ilmu-ilmu baru], terbagi:
a. Al-ulumul Islamiyah, diantaranya ilmu –ilmu Al Quran, hadis, Fiqh, Ulumul Lisaniyah, tarikh, dan Jughrafi.
b. Al Ulumud Dakhiliyah, merupakan ilmu perlkuasan oleh kemajuan ilsam. Diantaranya thib [kedokteran], filsafat, ilmu pasti dan ilmu eksakta lainnya
Al Adaabul Qadimah [ilmu-ilmu lama], merupakan ilmu-ilmu yang telah ada sejak masa Jahiliyah. Diantaranya syair, lughah, khithabah dan amsal.

Masa daulah Abbasiyah (Abbasiyah 1 132-232 H/750-847M, Abbasiyah 2 232-334 H/847-946 M, Abbasiyah 3 334-467 H/946-1075 M, Abbasiyah 4 467-656 H/1075-1261 M)

Jarji Zaidan menyatakan bahwa pada masa daulah Abbasiyah studi tentang islam mengalami kemajuan pesat. Ilmu fiqh dan hadis mengalami kematangan pada masa ini. Serta cabang ilmu Islam yang lain yang mengiringi filsafat. (Hasjimy, 1995)

Pusat-pusat pendidikan yang ada pada jaman ini adalah ma’had [tempat belajar], seperti Kuttab [tempat belajar tingkat pendidikan rendah dan menengah], mesjid untuk pendidikan tinggi dan takhassus, majlis Munadharah tempat pertemuah ahli pikir, pujangga untuk membahas hal-hal ilmiah. Darul Hikmah yang didirikan Harun Al-Rasyid dan disempurnakan oleh Al Makmun, merupakan perpustakaan terbesar dilengkapi dengan ruang-ruang untuk belajar. Kemudian pada masa pemerintahannya [456-485 H] Perdana Menteri Nidhamul Mulk mendirikan sekolah dalam bentuknya seperti sekarang ini dengan nama Madrasah [1064 M menurut Azra dalam Nasution, 2004]. Madrasah ini meliputi pendidikan untuk tingkat rendah, menengah dan tinggi dalam segala bidang.
Tokoh-tokon ilmuwan dalam studi Islam pada masa ini antara lain: Ibnu Jarir ath Tabary, Ibnu Athiyah al Andalusy, Abu Bakar Asam , Ibnu Jaru Al Asady [mufassir]. Imam Bukhary, Imam Muslim Ibnu Majah, Baihaqi, At-Tirmizi [Hadis], Al Asyari, Imam Ghazali, Washil ibn Atha [kalam], Shabuddin Sahrawardi, Al Qusyairi dan al Ghazali [tasawuf].
Pada jaman Abbasiyah ini pula di bukukan Ushul Fiqh dan lahirnya istilah-istilah Fiqh [sunnat, wajib]. Para Fuqaha [ahli hukum ]ternama yang masih dijadikan rujukan sampai sekarang juga lahir/mengembangkan ilmunya pada jaman ini. Antra lain Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’I, Imam Ahmad. Pada jaman ini pula lahir mahzab Syiah Zaidiyah dan Imamiyah.
Perkembangan Al Ulumud Dhakhiliyah [ilmu perluasan oleh perkembangan ilmu Islam] juga mencatatkan sejarahnya pada masa ini. Sebuah buku kumpulan karangan dari anggota Ikhwanus Safa berjudul Rosail Ikhwanus Safa berhasil disusun. Isi dari buku ini adalah filsafat Islam meliputi susunan, alam, rahasia langir bumi, bintang, ilmu hayat, ilmujiwa , ilmu pasti, musik, mantik, akhlaq dan lain-lain. Pengarang dari buku ini kebanyakan merupakan orang Mu’tazilah dan Ayiah ekstrim.
Selain itu para ahli kedokteran bermunculan pada masa ini diantaranya Ibnu Sina [Avicenna], Ibnu Masiwaihi, Ibnu Sahal, dan Ali bin Abbas. Dalam ilmu yang lain ada Ibnu baitar [farmasi dan kimia], jabir Batany [falak dan nujum], Tsabit bin Qurrah al-Hirany [ilmu pasti/riyadhiyaat], Ibnu Sa’ad [sejarah], Syarif Idrisy [jughrafi/geografi], Pada masa akhir Daulah Abbasiyah disusunlah buku Al-Mausu’at. Buku ini berisi bermacam-macam ilmu sehingga mirip ensiklopedi.

C. Masa Daulah Mugoliyah 659-925 H/1261-1520 M,

Dalam amsa ini studi Islam tidak begitu berkembang. Pada ilmuwan kebanyakan hanya memberikan syarah [penjelas] atas ilmu-ilmu atau kitab-kitab fiqh yang telah ada sebelumnya. Namun demikian tak sedikit pula ilmuwan-ilmuwan yang menmpelajari berbagai disiplin ilmu (studi Quran, hadis, Tasawuf, Thib, ilmu Pasti bahkan ilmu teknik) yang muncul.

Bahkan pada masa ini merupakan matangnya ilmu sosiologi, ditandai dengan munculnya Muqaddimah-nya Ibnu Khaldun (1332-1406 M)

D. Masa Daulah Usmaniyah 925-1213 H/1520-1801 M

Setelah sekian lama tidak ada pemikir Islam yang mumpuni akhirnya pada masa ini lahir Muhammad bi Abdul Wahhab (1116-1206 H), yang dianggap membawa perubahan besar dalam dunia Islam.
Pada masa ini juga lahir para ahli-ahli hadis (Abdurrauf al Manawy), tasawuf (Abdul Wahab Sya’rany), filsafat (Ash Shadar bin Abdurrahman al Akhdary), sejarah (Syamsuddin Syamy)

Daftar Pustaka

Encarta Encyclopedia 2005. Microsoft, 2004

Hasjimy, A. Sejarah Kebudayaan Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1995

Nasution, Khoiruddin. Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Academia+Tazakka, 2004
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Terimakasih, komentar akan kami moderasi